Seluruh Muridnya Lansia, Ini Alasan Juhariyah Dirikan Sekolah Yang-Eyang Jember
Merdeka.com - Seorang kakek dan nenek biasanya terlihat lebih sayang kepada cucu dibanding anaknya sendiri. Tak heran jika para cucu betah berada di rumah bersama kakek-neneknya. Hubungan cucu dengan kakek-neneknya bisa sangat dekat.
Namun, kedekatan tersebut bisa berakibat buruk bagi sang cucu apabila kakek dan nenek yang bersangkutan tidak memiliki cukup pengetahuan tentang cara mengasuh yang baik. Terlebih di era sekarang, saat teknologi informasi berkembang pesat. Anak-anak perlu mendapat pengasuhan yang lebih intensif. Alasan inilah yang melatarbelakangi Juhariyah (66) mendirikan Sekolah Yang-Eyang di Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Bergiat di Usia Senja
Sekolah Yang-Eyang ialah kerja sama antara Karang Werda Bungur Desa Sumber Lesung Kecamatan Ledokombo dengan Komunitas Tanoker. Saat itu, Karang Werda Bungur menjadi satu-satunya wadah bagi para lansia untuk berkumpul.
Seiring berjalannya waktu, Juhariyah menganggap penting membekali para eyang mengenai cara mengasuh anak dengan baik. Pasalnya, ia melihat banyak anak-anak yang dititipkan pengasuhannya kepada eyang lantaran orangtuanya harus bekerja.
Melalui Sekolah Yang-Eyang, Juhariyah getol menularkan gaya hidup sehat di usia senja bagi para manula di lingkungan tempat tinggalnya. Ia juga membagikan teknik kepada para lansia membimbing cucu-cucunya yang ditinggal merantau oleh orang tua mereka. Sekolah Yang-Eyang didirikan berkat semangat bersama untuk menjadi lansia berkualitas dan menciptakan generasi emas.
“Kami ini generasi kuno, sedangkan cucu kami sudah generasi milenial,” terang Juhariyah, dikutip dari tanoker.org.
Peran Pengasuhan
©2021 Merdeka.com/tanoker.org
Beberapa orang tua yang bekerja sebagai buruh migran menitipkan anak-anaknya kepada para eyang. Otomatis, peran mengasuh anak dilakukan oleh para eyang.
Selain itu, ada pula orang tua yang bekerja sebagai pedagang dan ASN yang menitipkan pengasuhan anaknya kepada para eyang. Mereka tidak menggunakan pembantu rumah tangga karena lebih aman dan hemat.
“Mulai dari mengantar hingga anak pulang sekolah dilakukan eyangnya,” imbuh Juhariyah.
Cara Mengasuh
Melalui Sekolah Yang-Eyang, para eyang itu dibekali pengetahuan cara mengasuh, mendidik hingga memenuhi hak anak. Mulai dari hak untuk bermain, mendapatkan pendidikan, perlindungan, makanan yang sehat, hak disayangi dan lainnya.
“Misal bekal ramah menggunakan gawai, memberi makanan sehat, dan lainnya,” lanjutnya.
Kegiatan pendidikan di Sekolah Yang-Eyang dilakukan dua kali dalam satu bulan, yakni pada minggu pertama dan keempat. Setelah itu, para eyang biasanya langsung mempraktikkan pengetahuan yang didapat di sekolah kepada cucunya. Bahkan, mereka juga saling mengingatkan apabila cucu tetangga berbuat tidak baik.
Pada pelaksanaannya, para eyang saling berbagi informasi tentang perkembangan anak. Apabila ada yang mengalami permasalahan, akan didiskusikan untuk diselesaikan bersama-sama.
Sekolah eyang itu, bukan hanya untuk menyelamatkan anak-anak dari lingkungan yang tidak baik. Namun juga untuk mewujudkan lansia atau para eyang yang berkualitas.
“Materi yang dibahas berasal dari persoalan yang dialami eyang,” ujarnya.
Susun Kurikulum Sendiri
©2021 Merdeka.com/tanoker.org
Demi kelancaran Sekolah Yang-Eyang, Juhariyah bersama tim telah memiliki kurikulum yang lengkap, visi misi yang jelas, rencana jangka pendek, menengah, dan panjang. Di antaranya, dampak buruk gawai pada anak dan cara menggunakannya. Mengenal jenis obat terlarang dan memabukkan serta cara mengetahui anak yang terkena pengaruh obat tersebut.
Selanjutnya, ilmu tentang seks yang menyimpang dan cara agar anak tidak menjadi korban. Kemudian, ilmu tentang hidup sehat dan terhindar dari radikalisme. Bahkan ada juga kurikulum membuat jamu sehat dan mengenali kesehatan anak serta dampak makanan yang tidak sehat. Semua itu dipelajari di sekolah untuk diterapkan para eyang di rumah.
(mdk/rka)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bikin Nangis, Kisah Pilu Kakek 80 Tahun Andalkan Jualan Kerupuk Demi Sambung Hidup Bareng Anak ODGJ
Kisah lansia 80 tahun rela berjualan kerupuk demi hidupi anak ODGJ ramai disorot warganet. Begini informasinya.
Baca SelengkapnyaTak Mau Diajak Bolos Sekolah hingga Kerap Diejek Temannya, Alasan Pelajar Ini Tuai Pujian Warganet
Meski kerap di-bully oleh temannya karena tak mau bolos sekolah, pria ini ungkap alasannya.
Baca SelengkapnyaPernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat
Namanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
500 Nama dalam Jawa untuk Anak Laki-Laki dan Perempuan, Miliki Makna yang Dalam
Menamai anak dengan bahasa Jawa yang bermakna indah bisa menjadi pilihan tepat untuk Anda.
Baca SelengkapnyaKakek Ini Jualan Sapu Lidi Tapi Tak Laku, Tubuh Gemetar Minta Dagangannya Ditukar dengan Sebungkus Nasi
Saat menerima nasi bungkus, kakek ini sengaja tak menghabiskan sayur dan lauknya lantaran untuk sang istri di rumah.
Baca Selengkapnya10 Hal yang Harus Bisa Dilakukan Anak Sebelum Mulai Bersekolah
Sebelum mulai bersekolah ada hal yang harus dipersiapkan orangtua agar bisa dilakukan anak.
Baca SelengkapnyaAnaknya Menangis Lantaran Tak Enak Hati Minta Uang Kuliah Profesi, Respons Ayah Ini Bikin Terenyuh
Cara didikan orang tua menentukan keberhasilan anak di masa depan.
Baca SelengkapnyaPertama Kali Memilih, Sekelompok Anak Muda dan Santri di Yogya Putuskan Dukung AMIN
Mereka baru pertama kali akan menggunakan hak pilih dan hak suaranya di Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaSeberapa Penting Menangis dan Mengungkapkan Perasaan pada Perkembangan Anak Laki-laki
Walau anak laki-laki kerap tidak dibolehkan untuk menangis, namun menangis ternyata penting untuk bisa tetap dilakukan anak laki-laki.
Baca Selengkapnya