Potret Warga Situbondo Tidur di Teras Rumah, Hindari Gempa Susulan

Jumat, 25 November 2022 08:30 Reporter : Rizka Nur Laily M
Potret Warga Situbondo Tidur di Teras Rumah, Hindari Gempa Susulan Khawatir gempa susulan, puluhan warga Situbondo tidur di luar rumah. ©2022 Merdeka.com/Instagram @situbondoinfo

Merdeka.com - Gempa yang terjadi di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, dengan magnitudo 4,1 pada Rabu (24/11/2022) pukul 15.15 WIB juga turut dirasakan oleh warga Kabupaten Situbondo.

Gempa bumi tersebut menyebabkan dua rumah dan satu tempat ibadah di Desa Selobanteng, Kecamatan Banyuglugur, Kabupaten Situbondo, mengalami kerusakan. Tembok bangunan retak, kaca jendela pecah, dan genteng berjatuhan.

Bencana alam tersebut menyisakan trauma bagi para warga terdampak baik di Kabupaten Probolinggo maupun di Kabupaten Situbondo.

2 dari 3 halaman

Tidur di Luar Rumah

Gempa yang memiliki titik pusat di Kabupaten Probolinggo itu memicu ratusan kepala keluarga (KK) di Desa Selobanteng, Kecamatan Banyuglugur, Kabupaten Situbondo, khawatir. Mereka memutuskan tidur di luar rumah sebagai antisipasi jika terjadi gempa susulan.

“Khawatir terjadi gempa susulan, sehingga puluhan warga terpaksa tidur di teras rumahnya,” tutur Hartono, salah seorang warga Dusun Krajan, Desa Selobanteng, Kecamatan Banyuglugur, Kamis (24/11/2022).

Dia mengungkapkan bahwa getaran gempa bumi sangat keras. Bahkan mengakibatkan seluruh perabotan rumah tangga bergerak. Dampak gempa yang dirasakan warga Desa Selobanteng itu lantaran wilayah tersebut berbatasan langsung dengan Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo.

“Makanya, puluhan warga takut tidur di dalam rumahnya, karena khawatir akan terjadi gempa susulan, mengingat gempa getarannya sangat dirasakan di sini,” bebernya, dikutip dari akun Instagram @situbondoinfo.

3 dari 3 halaman

Trauma

ilustrasi gempa bumi

©Pixabay/Kiwi_Lisa

Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kabupaten Situbondo, Gatot Trikorawan menambahkan bahwa sejumlah warga di Desa Selobanteng, memilih tidur di teras rumah karena khawatir akan terjadi gempa susulan.

Selain di teras rumah, ada juga warga Desa Selobanteng yang tidur di depan kompleks pertokoan. Mereka tidur di atas kasus dengan perlengkapan tidur seperti bantal dan selimut layaknya tidur di dalam kamar pada situasi normal.

“Mereka mengaku trauma dengan kerasnya getaran gempa berkekuatan 4,1 SR itu,” ujarnya.

[rka]
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini