Pertahankan Resep Turun-temurun, UMKM Madumongso di Kediri Kebanjiran Pesanan
Merdeka.com - Momentum Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri 2022, para pemilik Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) madumongso di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, kebanjiran pesanan. Mereka pun menambah kuantitas produksi karena permintaan pasar meningkat drastis.
Binti Solikhah, pemilik UMKM madumongso di Desa Jatirejo, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri, mengaku saat ini pihaknya terus mengebut pengolahan jajanan madumongso.
"Saat ini sudah lebih dari 1 kuintal madumongso. Kalau hari-hari biasa kurang dari itu," ungkap Binti Solekah pemilik UMKM madumongso di Kediri, Kamis (7/4).
Resep Turun-temurun
View this post on InstagramBinti mengaku tetap mempertahankan resep turun-temurun untuk memproduksi madumongso. Ia mencampur ketan hitam dan ketan putih agar madumongso yang dihasilkan berkualitas bagus.
Dalam proses pembuatannya, ketan dibersihkan untuk kemudian dikukus. Setelah matang, ketan dibuat menjadi tapai. Beberapa hari kemudian, tapai ketan itu baru bisa diolah.
Ketan yang sudah menjadi tapai dicampur dengan santan dan gula, lalu di masak hingga matang. Setelah masak, madumongso itu dituang ke dalam Loyang untuk menunggu dingin, baru kemudian siap dibungkus.
Harga Terjangkau
©shutterstock.com/Robbi
Perempuan pemilik UMKM itu mengaku menjual jajanan madumongso dengan harga terjangkau. Madumongso yang terbuat dari ketan putih dibanderol seharga Rp60 ribu per kilogram, sementara madumongso yang berbahan dasar ketan hitam dijual seharga Rp70 ribu per kilogram. Jajanan madumongso yang bungkusnya warna-warni dibanderol seharga Rp85 ribu per kilogram.
Binti mengungkapkan bahwasanya bisnis jajanan berbahan dasar ketan yang ia geluti itu berawal dari ketidaksengajaan. Saat bepergian ziarah wali, ia selalu melihat keberadaan jajanan mirip dodol yang laris diserbu pembeli.
Ia kemudian membicarakan jajajan tersebut dengan sang anak. Dari obrolan tersebut, anaknya mendorong Binti untuk mencoba peruntungan membuka usaha jajanan madumongso. Kini, sudah tiga tahun ia menggeluti usaha tersebut.
Sambutan Positif
Binti memulai usahanya dengan melakukan uji coba pasar. Rupanya jajanan madumongso yang diberi merek “Madumongso Bu Binti” itu mendapat sambutan positif.
Jajanan madumongso pun menjadi produk utama yang ia produksi. Pilihan ini mempertimbangkan masa kedaluwarsa madumongso yang relatif lebih lama dibanding jajan berbahan dasar ketan lainnya.
Setelah produk madumongsonya diminati banyak konsumen, Binti merambah olahan jajanan berbahan dasar ketan lainnya, seperti jenang, wajik, jadah dan lain sebagainya.
Terus Berkembang
Pada tahun ketiga ini, usaha jajanan berbahan dasar ketan yang digeluti Binti terus berkembang. Ia tidak hanya memasarkan produknya di daerah Kediri tetapi juga ke berbagai daerah di Jawa Timur hingga luar Pulau Jawa.
Saat Ramadan seperti sekarang, pekerja yang membantunya mencapai 20 orang. Jumlah ini lebih banyak dibanding hari-hari biasa.
Biasanya, sepekan sebelum lebaran, ia juga akan menambah lagi jumlah pekerja. Kali ini pekerja yang direkrut mayoritas laki-laki karena tugasnya membuat jenang sawah.
"Jenang itu satu pekan masa kedaluwarsanya, jadi membuatnya mendekati Lebaran,” teranng Binti, dikutip dari Antara.
Pada Lebaran 2020 ia pertama kali memproduksi jenang kawah dan berhasil menjual hingga 1 ton. Kemudian, pada Lebaran 2021 jenang kawah yang berhasil dijual mencapai 2 ton. Kali ini, ia pun berharap bisa menjual lebih banyak jenang kawah yang diproduksi UMKM-nya.
Optimis
View this post on InstagramBinti optimis usahanya bakal terus berjalan. Pasalnya madumongso adalah jajanan tradisional yang dicari setiap waktu, tidak hanya menjadi suguhan Lebaran atau camilan pada acara pesta pernikahan.
Selaras dengan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri terus mendukung UMKM untuk berkarya. Momentum Ramadan dan menyambut Lebaran 2022 menjadi salah satu kesempatan yang baik bagi mereka untuk mengembangkan usaha.
"Kami tentunya mendukung UMKM terus produktif," tandas Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kediri Tutik Purwaningsih.
(mdk/rka)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di Kudus, penjual intip ketan sudah jarang ditemui. Bisa dibilang makanan tradisional ini kini sangat langka.
Baca SelengkapnyaPerusahaan tidak hanya sekadar berorientasi pada profit, tetapi juga dampak positif bagi masyarakat luas, terkhusus di bulan Ramadan
Baca SelengkapnyaUntuk menyambut Ramadan dan Hari Raya, menjaga kebersihan kulkas agar makanan tetap segar menjadi sangat penting. Berikut adalah tips untuk membersihkannya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bubur pedas jadi salah satu sajian kuliner yang kerap diburu masyarakat Sumatra Utara ketika Ramadan saat buka puasa.
Baca SelengkapnyaTradisi ini sudah ada sejak tahun 1743 dan diwariskan secara turun-temurun.
Baca SelengkapnyaKuliner khas Pulau Meranti ini tak lepas dari ciri khas wilayahnya yang terkenal akan produksi Sagu yang begitu melimpah.
Baca SelengkapnyaMakanan tradisional khas Kepulauan Riau ini selalu diburu penggemarnya sebagai sajian berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaBerikut resep telur dadang ala Padang untuk menu berbuka.
Baca SelengkapnyaUmmi Salamah mengungkapkan bahwa resep minuman rempah diperoleh dari ibu mertua yang berprofesi sebagai penjual jamu.
Baca Selengkapnya