Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Periksa Rutin di RS dan Divonis Covid-19, Perempuan Tuban Ini Jual Sawah Satu-satunya

Periksa Rutin di RS dan Divonis Covid-19, Perempuan Tuban Ini Jual Sawah Satu-satunya Jokowi luncurkan Kartu Indonesia Sehat. ©2014 merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Narti (29), warga Desa Padasan, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Jawa Timur kehilangan satu-satunya tanah miliknya. Ia menjual tanah itu lantaran memerlukan biaya pengobatan mandiri, setelah Rumah Sakit dr R. Koesma Tuban memblokir Kartu Indonesia Sehat (KIS) miliknya.

Kisah pilu Narti bermula saat ia berniat berobat ke RS dr R. Koesma pada Senin (31/5/2021) malam. Ia membawa uang seadanya untuk ongkos dan kebutuhan rumah sakit. Narti ialah penerima jaminan kesehatan dari pemerintah melalui KIS. Ia pun berharap bisa berobat gratis di rumah sakit tersebut.

Kronologi Kejadian

Sesampainya di rumah sakit, Narti ditempatkan di ruang IGD. Di sana ia melakukan tes usap dan ronsen. Kemudian pada Selasa (1/6) sore, hasil rontgen keluar. Narti kemudian meminta pulang karena merasa kondisinya sudah membaik.

"Saya masuk rumah sakit itu hari Senin dan langsung di tes swab dan ronsen kondisi paru-paru saya. Selasa sore hasil ronsen itu keluar, waktu itu saya bilang ke perawatnya untuk minta pulang dan untuk menebus obat saja, karena kondisi saya saat itu masih baik. Tapi perawatnya tidak boleh, harus menginap satu malam menunggu hasil tes swab Covid-19," tutur Narti, dikutip dari Instagram @pojoklamongan, Kamis (24/6).

Saat bermalam di ruang IGD itulah, Narti ketakutan setiap kali mendengar suara brankar didorong. Ia membayangkan di atas brankar itu terbujur pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Kengerian yang melingkupi pikirannya membuatnya bertekad meminta pulang.

Kemudian, Praptono (25), salah satu keluarga Narti berusaha berkoordinasi dengan pihak RS supaya Narti diperbolehkan pulang dan dirawat di rumah.

"Katanya kemarin kalau pulang juga akan dipantau Tim Satgas Covid-19, tapi sampai saat ini belum ada yang datang ke rumah," tutur Praptono.

Terpisah, Direktur RSUD dr R. Koesma, Saiful Hadi mengatakan bahwa pasien Covid-19 yang meminta pulang menjadi ranah Dinas Kesehatan.

"Kalau di RSUD pasien Covid-19 minta pulang harus mengisi form bermaterai yang ditandatangani oleh yang bersangkutan. Karena jika menolak Covid-19, otomatis semua pembiayaan dikeluarkan secara pribadi, pemerintah tidak menanggung sama sekali," terangnya.

KIS Diblokir

      Lihat postingan ini di Instagram      

Sebuah kiriman dibagikan oleh POJOK LAMONGAN (@pojoklamongan)

 

Setelah hasil tes usap keluar, rupanya Narti dinyatakan positif Covid-19. Meski demikian, keluarganya sepakat membawa Narti pulang untuk menjalani isolasi di rumah.

"Waktu itu katanya hasil swabnya keluar hari Rabu tanggal 2 jam 8. Tapi jam 8 sepupu saya Praptono tanya hasil tesnya masih belum keluar, dan keluar hasil tes itu jam 4 sore. Hasilnya, saya positif Covid-19 dan katanya saya harus diisolasi serta harus dipindahkan ke ruangan lain," tutur Narti.

Menanggapi hal itu, pihak rumah sakit mengizinkan Narti pulang. Namun, konsekuensinya KIS milik Narti tak lagi bisa digunakan.

"Kata perawatnya sih boleh pulang, tetapi BPJS (KIS, Red) tidak bisa digunakan. Karena bilangnya sudah diblokir. Sementara pihak keluarga pasien harus menyiapkan uang kurang lebih sekitar Rp7 juta. Dan katanya lagi kalau berobat kembali ke sini lagi harus bayar biasa, karena kartunya tidak berlaku atau diblokir," ungkapnya.

Kehilangan Sawah Satu-satunya

Sementara itu, biaya perawatan selama tiga hari Narti dirawat di RS dr R Koesma ialah sebesar Rp6.200.000. Narti mencari pinjaman uang kepada para tetangga untuk melunasi biaya rumah sakit tersebut. Sebab baginya, mustahil mendapatkan uang senilai itu dalam waktu singkat.

"Saya sendiri memang petani, orang gak mampu. Jadi kalau bayar segitu uang dari mana, saya kira saya bawa kartu KIS itu berobatnya bisa gratis. Akhirnya kemarin meminjam uang tetangga kanan kiri, terus minta tolong kepada kakak saya agar jual ternak sapinya untuk melunasi utang kemarin kepada tetangga, tapi kan saya masih punya utang sama kakak saya," tutur Narti dengan mata berkaca-kaca.

Untuk melunasi utangnya kepada sang kakak, Narti akhirnya memberikan tanah persil miliknya. Tanah itu merupakan sumber penghidupan Narti sehari-hari.

"Sekarang ya sudah tidak punya apa-apa lagi. Tanah persil sudah diberikan kepada kakak. Jadi mungkin nanti jadi buruh tani saja. Insya Allah rezeki sudah ada yang mengatur," imbuhnya.

Sementara itu, sejak pulang dari rumah sakit hingga kini, belum ada tenaga kesehatan, baik dari Satgas Covid-19, puskesmas, maupun tenaga kesehatan lain yang datang ke rumahnya.

(mdk/rka)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
2 Tahanan Kabur dari Rutan Polsek Tanah Abang Ditangkap, Total 13 Orang Dijebloskan Kembali ke Bui

2 Tahanan Kabur dari Rutan Polsek Tanah Abang Ditangkap, Total 13 Orang Dijebloskan Kembali ke Bui

Mereka memotong teralis itu setelah mengetahui kondisi teralis besi ventilasi di kamar mandi yang sedikit terbuka.

Baca Selengkapnya
Hendak Ditangkap karena Miliki Senjata Rakitan, Pria di Kupang Bakar Diri dalam Rumah

Hendak Ditangkap karena Miliki Senjata Rakitan, Pria di Kupang Bakar Diri dalam Rumah

NS (40), buruh serabutan di Kelurahan Penkase Oeleta, Kecamatan Alak, NTT, nekat melakukan aksi bakar diri saat akan ditangkap karena memiliki senjata api.

Baca Selengkapnya
TNI Laporkan 44 Rumah Warga yang Rusak Buntut Ledakan Gudang Amunisi Kodam Sudah Diperbaiki

TNI Laporkan 44 Rumah Warga yang Rusak Buntut Ledakan Gudang Amunisi Kodam Sudah Diperbaiki

TNI telah memperbaiki total sebanyak 44 rumah yang terkena dampak ledakan Gudang Amunisi Daerah Desa Ciangsana, Bogor.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Penghasilan Tak Cukup Buat Beli Nasi dan Lauk, Kakek Tini Makannya Cuma Parutan Kelapa buat Ganjal Perut yang Lapar

Penghasilan Tak Cukup Buat Beli Nasi dan Lauk, Kakek Tini Makannya Cuma Parutan Kelapa buat Ganjal Perut yang Lapar

Kakek di Gorontalo hanya santap parutan kelapa untuk mengganjal perut lapar hingga disorot warganet.

Baca Selengkapnya
Dijanjikan Upah Rp135 Juta, Kurir Sabu 15 Kilogram Ditangkap Polisi saat Nunggu Jemputan Rekan

Dijanjikan Upah Rp135 Juta, Kurir Sabu 15 Kilogram Ditangkap Polisi saat Nunggu Jemputan Rekan

Pelaku terancam hukuman penjara seumur hidup atau mati akibat perbuatannya.

Baca Selengkapnya
Dulu Dipenjara karena Jual Narkoba, Pemuda Tulungagung Kini Sukses Jadi Pebisnis Omzet Puluhan Juta per Bulan

Dulu Dipenjara karena Jual Narkoba, Pemuda Tulungagung Kini Sukses Jadi Pebisnis Omzet Puluhan Juta per Bulan

Ia ditangkap polisi usai dilaporkan temannya sendiri.

Baca Selengkapnya
Pantang Nyerah Walau Pernah Rugi, Ini Cerita Ibu Rumah Tangga di Bogor Usaha Kue Sederhana Omzetnya Capai Rp 40 Juta

Pantang Nyerah Walau Pernah Rugi, Ini Cerita Ibu Rumah Tangga di Bogor Usaha Kue Sederhana Omzetnya Capai Rp 40 Juta

Bermula dari memajang kue di status, ibu rumah tangga ini raup cuan hingga puluhan juta rupiah.

Baca Selengkapnya
Seribu Lebih Rumah Terendam Banjir Usai Hujan Sepekan, Jambi Siaga Tiga

Seribu Lebih Rumah Terendam Banjir Usai Hujan Sepekan, Jambi Siaga Tiga

Akibat banjir, masyarakat beraktivitas menggunakan paruh karena akses jalan tidak bisa dilalui.

Baca Selengkapnya
31 Rumah di Ciangsana Bogor Rusak Akibat Ledakan Gudang Amunisi TNI

31 Rumah di Ciangsana Bogor Rusak Akibat Ledakan Gudang Amunisi TNI

Pemerintah Kabupaten Bogor memiliki waktu 14 hari melakukan asesmen rumah warga yang rusak.

Baca Selengkapnya