Perahu dan Rumah Nelayan di Surabaya Rusak Diterjang Badai, Begini Kondisinya Kini
Merdeka.com - Kawasan Pantai Nambangan Bulak, Kenjeran, Kota Surabaya, Jawa Timur diterjang badai besar pada Rabu (11/11/2020) malam. Akibatnya, sejumlah perahu nelayan dan rumah warga pesisir mengalami kerusakan.
Keesokan harinya (12/11), volume air yang diakibatkan badai sudah surut. Beruntung, dalam bencana hidrometerologi itu tidak ada korban jiwa, sebagaimana dilansir instagram @lovesuroboyo.
Kondisi Terkini
©2020 Merdeka.com/Instagram @lovesuroboyo
Dua video unggahan @lovesuroboyo menunjukkan kondisi ketika badai sedang berlangsung dan kondisi lokasi kejadian setelah badai berhenti. Tampak warga yang tinggal di pesisir melakukan sejumlah aktivitas, mulai membersihkan rumah, hingga memunguti ikan-ikan yang berjatuhan.
“Begini kondisi tadi malam dan kondisi pagi ini di kampung nelayan Bulak Nambangan, pantai Kenjeran. Beberapa perahu nelayan dan rumah warga pesisir ada yang rusak akibat diterjang badai angin kencang semalam, Alhamdulillah kini air sudah surut dan tidak ada korban jiwa. Dihimbau warga pesisir tetap waspada, semoga kita semua dilindungi dari segala bencana,” tulis @lovesuroboyo (12/11).
Air Laut Sudah Normal
©2020 Merdeka.com/Instagram @lovesuroboyo
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini beserta petugas gabungan meninjau lokasi pantai Nambangan Bulak pada Kamis (12/11) pagi. Kedatangan tersebut bertujuan untuk membantu evakuasi perahu nelayan yang terdampak ombak.
Kini, kondisi laut di pantai Nambangan Bulak sudah kembali normal. Meski demikian, warga pesisir diimbau untuk tetap mewaspadai cuaca buruk terkait fenomena La Nina. Puncak La Nina sendiri diperkirakan sampai bulan Desember 2020.
“Pagi ini Bu Risma Beserta petugas gabungan turun langsung ke lokasi pantai Nambangan Bulak, Kenjeran untuk membantu evakuasi perahu nelayan yang terdampak ombak air pasang, dan dibantu tim DKRTH untuk bersih-bersih sekitar pantai. Alhamdulillah kondisi air laut sudah normal kembali,” tulis @lovesuroboyo (13/11).
Komentar Warganet
©2020 Merdeka.com/Instagram @lovesuroboyo
Video mengenai badai yang terjadi di pesisir Surabaya yang diunggah ke media sosial itu sontak ramai dikomentari warganet.
“Ini baru pertama atau udh pernah sihh?? srius nanya,” komentar deplon95_.
“Uda pernah cuma ini besar banget anginnya,” balas @lovesuroboyo.
“Suka sedih kalo ada orang yg bilang Bu Risma pencitraan kalo lagi bantu"kek gini,” komentar @putri_apriliass.
“Panjang umur bu risma, semoga apa yg telah dikerjakan menjadi catatan amal baik ibu, terima kasih selama dua periode telah banyak melakukan perubahan untuk surabaya, di akhir jabatanmu masyrakat surabaya mulai terkotak kotak dengan adanya pilkada surabaya yang sesaat lagi dimulai untuk mencari siapa wali kota yg layak menggantikanmu, saya yakin dan percaya segala bakti yg telah ibu lakukan adalah tulus ikhlas untuk masyrakat bukan hanya sekedar pencitraan seperti yg sebagian orang fikirkan,terimakasih telah mengajarkan bahwa masih ada pemimpin bekerja dari hati yg senantiasa melayani masyarakat,” komentar @andreifanacover.
(mdk/rka)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban penggusuran Dukuh Pakis curhat nasib yang ia alami usai rumahnya digusur. Ia kebingungan hendak tinggal di mana.
Baca SelengkapnyaWen Pratama (33), warga Kota Medan, Sumatera Utara ditangkap polisi usai tega membunuh ibu kandungnya sendiri.
Baca SelengkapnyaTingginya gelombang dan naiknya permukaan laut merusak rumah warga
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kondisi arus balik landai lantaran belum semua pemudik kembali ke Jakarta.
Baca SelengkapnyaRumah itu sempat menjadi tempat tidur para pemulung dan anak jalanan.
Baca SelengkapnyaAkibat banjir, masyarakat beraktivitas menggunakan paruh karena akses jalan tidak bisa dilalui.
Baca SelengkapnyaSejumlah ruas jalan di Jakarta Utara tergenang banjir akibat hujan deras yang melanda wilayah ibu kota.
Baca SelengkapnyaSimak potret rumah masa kecil Fikoh LIDa sebelum terbakar!
Baca SelengkapnyaSebanyak 191 bangunan mengalami kerusakan akibat diterjang angin puting beliung.
Baca Selengkapnya