Merdeka.com - Lima mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Brawijaya (UB), Malang, Jawa Timur, membuat kreasi makanan dari ikan barakuda, singkong, dan daun kelor.

Ketiga bahan tersebut diolah menjadi produk sosis yang diberi nama BASUKE (Barakuda, Singkong, dan Daun Kelor). Menariknya, pengawet yang digunakan juga berasal dari bahan alami.

"Produk pangan ini menggunakan bahan pengawet dari kulit udang, aman dikonsumsi," tutur Surya Rachman Susilowati, anggota tim inovasi BASUKE di UB, Malang, Rabu (28/7/2021).

Kandungan Gizi

©Tantri Setyorini

Kulit udang aman digunakan sebagai bahan pengawet alami karena mengandung protein hingga 40 persen, kalsium karbonat 40-50 persen dan kitin 20-36,61 persen yang bisa menghambat pertumbuhan mikro organisme perusak. Selain itu, juga mengandung kitosan yang berfungsi melapisi produk yang diawetkan.

“Sementara ikan barakuda, singkong dan daun kelor memiliki beragam kandungan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh,” jelas Surya, dikutip dari Liputan6.com.

Ikan barakuda mengandung vitamin B2 yang bermanfaat menjaga sistem syaraf dan memperlancar metabolisme. Selain itu, juga bisa menyembuhkan radang kulit, mencegah penyakit jantung dan bagus bagi kesehatan mata.

Kemudian, daun kelor kaya akan gizi yang bermanfaat untuk kesehatan. Kandungan daun kelor terdiri dari protein, karbohidrat, zat besi, magnesium, dan Vitamin A. Sedangkan singkong mengandung zat besi, fosfor, kalium, karbohidrat dan lemak.

“Sehingga makanan ini kaya nutrisi dan menyehatkan untuk tubuh,” lanjutnya.

Selain Surya Rachman, anggota tim inovasi sosis BASUKA yang lain ialah Susilowati, Erviana Shinta Dewi, Surya Dewa Ramadhan, Lalu Octavian Diandra P dan Yesica Wulanda Eka P.

Berangkat dari Keprihatinan

©2021 Merdeka.com/liputan6.com

Awalnya, para mahasiswa FPIK ini mengaku prihatin dengan makanan olahan mengandung pengawet berbahaya yang beredar di pasaran. Mereka melakukan inovasi membuat makanan yang aman dan sehat untuk tubuh.

“Produk kami dikemas plastik hampa udara jadi lebih tahan lama dan mencegah pertumbuhan bakteri yang dapat merusak produk,” terang Surya.

Kini, inovasi olahan pangan sosis BASUKE ini masih dalam tahap uji proksimat di Universitas Muhammadiyah Malang. Termasuk dalam proses pengurusan Hak Kelayakan Intelektual serta pengajuan sertifikat dan logo halal dari MUI dan pengajuan BPOM.