Menilik Perpus GatDa, Perpustakaan Berbayar Sampah di Bojonegoro

Merdeka.com - Beberapa anak datang ke sebuah rumah sederhana di Desa Ngrowo Rejo, Bojonegoro. Di tangannya, para anak-anak tersebut membawa botol plastik kemasan. Ya, siapa bilang sampah hanya berakhir di tempat pembuangan akhir?
Di kampung ini, sampah-sampah anorganik limbah plastik justru bisa ditukar menjadi buku yang bisa dipinjam. Perpustakaan Semangat Muda atau lebih dikenal sebagai Perpus GatDa namanya, perpustakaan ini memang bukanlah perpustakaan biasa.
Bagi yang ingin meminjam buku di perpustakaan ini, mereka wajib 'membayarnya' dengan sampah anorganik. Barulah sang peminjam bisa memilih buku mana yang menarik hati untuk dibaca.

Dari botol plastik, gelas plastik atau sampah plastik lainnya bisa menjadi alat bayar saat berkunjung di Perpus Gatda. Bak pepatah 'Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui', datang ke Perpus Gatda bisa mendapatkan ilmu dari membaca buku sekaligus mengurangi limbah plastik
Dengan adanya Perpus Gatda ini, masyarakat khususnya anak-anak akan lebih peduli kebersihan lingkungan dengan memanfaatkan sampah plastik. Program ini juga sebuah usaha mengajak masyarakat tidak membuang sampah sembarangan.
Sampah-sampah plastik yang telah terkumpul, selanjutnya bisa di daur ulang menjadi kerajinan. Meskipun hanya sampah namun plastik tetap memiliki nilai guna yang bisa diberdayakan.

Sosok di balik Perpus Gatda ini ialah pemuda bernama Agung Ridwan Asmaka. Gerakan pemuda asal Desa Ngroworejo, Bojonegoro ini memang patut diapresiasi.
Tanpa lelah, Ia mengkampanyekan literasi bagi anak di Kabupaten Bojonegoro. Melalui Perpus Gatda dengan sarana becak keliling, Agung mengajak anak-anak untuk gemar membaca.

Selain mendirikan Perpus GatDa, pria yang hobi pantomim ini mempunyai beberapa karya lainya yaitu les bayar sampah dan dunia imajinasi.
Les BaSa atau les bayar sampah hampir serupa dengan Perpus GatDa. Di Les Basa, anak-ana yang datang untuk mengikuti les tak perlu membayar dengan uang. Namun dengan membawa sampah plastik sebagai pengganti uang.

Dilansir dari goodnewsfromindonesia,dunia imajinasi ialah wadah kesenian yang digunakan untuk melestarikan kesenian dan kebudayaan. Melalui dongeng, wayang, pantomime, bermusik dan bermain peran (drama). Dunia imajinasi dibentuk sebagai ajang aktualisasi diri Agung dengan kondisinya sebagai orang dewasa yang disleksia.
Berkat kegigihan dan semangat literasi untuk anak-anak di Bojonegoro, Agung pun mendapat beberapa penghargaan. Salah satunya,Runner-up Pemuda Pelopor Jatim 2020. Tak bisa dipungkiri, aksi Agung sang pegiat literasi ini memang patut diapresiasi.
(mdk/Tys)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya


Menkominfo Surati Seluruh Operator Seluler soal Masalah Ini
Diharapakan langkah tersebut mampu mengatasi persoalan penyakit masyarakat.
Baca Selengkapnya


Bom Nuklir AS yang Hilang Pada Perang Dunia I Ternyata Masih Bisa Meledak
Berikut kisah tentang bom nuklir yang hilang pada perang Dunia I.
Baca Selengkapnya


Para Arkeolog Takut Membongkar Makam Kaisar China Berusia 2.200 Tahun, Ini Alasannya
Para arkeolog takut membongkar makam kaisar pertama China, Qin Shi Huang yang berumur 2.200 tahun.
Baca Selengkapnya


Daftar Gaji dan Bonus Astronot mulai dari NASA sampai Badan Antariksa China, Mana yang Paling Tinggi?
Berikut adalah daftar gaji plus bonus yang didapatkan astronot di dunia.
Baca Selengkapnya


Ilmuwan Temukan 1.700 Lempengan Kuno Berisi Kalimat Kutukan yang Mirip dengan Kitab Wahyu, Begini Bunyinya
Temuan ini merupakan hasil proyek penelitian Universitas Johannes Gutenbreg Mainz (JGU) di Jerman.
Baca Selengkapnya

Manfaat Yogurt untuk Lambung, Baik Dikonsumsi Penderita Asam Lambung
Tekstur nya yang kental, mudah dikonsumsi, dan mengandung beragam nutrisi baik bermanfaat untuk lambung.
Baca Selengkapnya

Mengunjungi Candi Jabung, Portal Tersembunyi Majapahit Mahakarya Era Raja Hayam Wuruk
Candi Jabung merupakan salah satu candi yang membuat Thomas Raffles kagum akan kemegahannya.
Baca Selengkapnya

Kisah Inspirasi Joko Kendang, Teruskan Usaha Sang Kakek Jadi Perajin Alat Musik Tradisional
Joko rela meneruskan usaha keluarga demi melestarikan alat musik kendang agar tidak punah.
Baca Selengkapnya

Bisnis Makanan Ringan Modal Rp10 Juta, Dedi Raup Omzet Rp1 Miliar dan Bisa Beli Rumah Tanpa Nyicil
Dedi bercerita bahwa awal mula usahanya berjualan baju secara online pada 2016, namun harus tutup.
Baca Selengkapnya

Kisah Sukses Nisa Bisnis Risol, Modal Rp75.000 Kini Tumbuh Jadi Industri Rumahan
Saat ini, Nisa mampu memproduksi 8.000 potong risol yang dia jual ke Jabodetabek dan luar Pulau Jawa seperti Makassar.
Baca Selengkapnya

Mengulik Mantu Kucing, Tradisi Unik Memohon Turunnya Hujan saat Kemarau di Pacitan
Tradisi Mantu Kucing dilakukan oleh masyarakat di Dusun Njati, Pacitan, Jawa Timur sejak 1960-an.
Baca Selengkapnya

Dianggap Receh, Ternyata Usaha Baso Goreng Bisa Beromzet Rp1 Juta per Hari
Tepat di 3 tahun 2 bulan, Puguh memutuskan tidak melanjutkan kontrak kerja.
Baca Selengkapnya