Mengenal Tradisi To'-Oto' Madura, Bikin Akrab Warga hingga Beri Keuntungan Ekonomi
Merdeka.com - To’-Oto’ merupakan kelompok arisan yang anggotanya terdiri dari orang-orang Madura yang tinggal di Kota Surabaya. Sebagai kaum pendatang dengan rata-rata kondisi ekonomi menengah ke bawah, To’-Oto’ didirikan dengan landasan unsur kekerabatan atau kesukuan.
Secara harfiah, To’-Oto’ berarti kacang. Camilan itu selalu disuguhkan setiap kali diadakan pertemuan kelompok orang-orang Madura. Selanjutnya, pertemuan kelompok yang bertujuan mengumpulkan orang-orang yang masih satu daerah itu disebut To’-Oto’. Tujuan kelompok ini supaya warga asal Madura yang merantau di Surabaya tetap memiliki ikatan kekerabatan, serta untuk membatasi budaya lain masuk.
Saling Bantu
www.usatoday.com
Mengutip dari laman resmi Disperpusip Jawa Timur, dalam pertemuan tersebut, selain saling bertukar pikiran, para perantau asal Pulau Garam itu saling berbagi perasaan. Kemudian, muncul gagasan untuk saling membantu antar sesama dalam masalah ekonomi.
Awalnya, sumbangan dari masing-masing yang hadir bersifat sukarela. Seiring berjalannya waktu, kegiatan saling bantu itu dilembagakan menjadi semacam arisan. Ditentukan batas minimum uang yang disumbangkan oleh masing-masing anggota kelompok.
Selanjutnya, uang yang terkumpul diberikan kepada setiap anggota kelompok secara bergiliran berdasarkan prioritas kebutuhan. Anggota yang memiliki kepentingan mendesak bisa memperoleh giliran terlebih dahulu.
Makin Banyak To-Oto
Manfaat ekonomis yang dirasakan dari arisan To’-Oto’ membuat kegiatan ini semakin populer di kalangan para perantau asal Madura. Kelompok To’-Oto’ mulai bermunculan, baik yang didirikan oleh perorangan atau kelompok kekerabatan tertentu.
Keanggotaan To’-Oto’ pun mengalami perubahan, semula terdiri dari orang-orang yang masih kerabat dekat. Kini, masing-masing orang bisa menentukan sendiri akan bergabung ke kelompok mana. Pertimbangan seseorang untuk bergabung dengan kelompok To’-Oto’ biasanya dipengaruhi oleh sosok ketua kelompok.
“Kalau mau ikut To’-Oto’ lihat ketuanya dulu. Kalau ketuanya berwibawa, jujur dan bisa mengatur anggotanya maka To’-Tto’nya akan maju. Kalau ketuanya sembarangan saja To’-Oto’nya cepat bubar,” terang seorang informan.
Ciri Khusus To-Oto
©2021 Merdeka.com/lontarmadura.com
Beranggotakan para pria yang notabene merupakan kepala keluarga Membutuhkan waktu hingga dua hari Berbagai macam makanan dihidangkan, kelompok-kelompok kesenian tertentu seperti sandur diundang Meskipun nominal minimal iuran sudah ditentukan, biasanya ada anggota yang menyerahkan jumlah uang lebih dari ambang batas minimal. Kelebihan uang dari jumlah simpanan pokok disebut tumpangan. Ini semacam pinjaman lunak antar anggota yang wajib dikembalikan pada waktunya nanti. Anggota kelompok tertentu bisa berpartisipasi pada kegiatan To’-Oto’ yanq diadakan anggota kelompok yang lain. Ini disebut dengan istilah tumpangan antarkelompok. Sehingga saat ia sendiri menyelenggarakan To’-Oto’, orang yang memperoleh tumpangan tadi akan bertandang ke rumahnya untuk budi.
Jumlah Anggota Kelompok
Jumlah anggota masing-masing kelompok To’-Oto’ antara 20 orang hingga 70 orang. Kelompok yang anggotanya lebih dari 50 orang biasanya sudah lama didirikan, beberapa di antaranya sudah bertahan lebih dari 30 tahun.
Semakin banyak anggota kelompok, maka jumlah uang yang dihasilkan juga semakin banyak. Mengutip dari hasil penelitian Drs. Edy Herry Pryhantor dari Lembaga Penelitian Universitas Airlangga yang berjudul Kegiatan To’-Oto’ Di Kalangan Etnik Madura Surabaya; Studi Tentang Mekanisme Survival Etnik Pendatang di Kota Berkebudayaan Majemuk, besaran uang yang diperoleh dari To’-Oto’ bervariasi, mulai ratusan ribu hingga puluhan juta.
Uang yang diterima sudah dikurangi biaya administrasi untuk sekretaris dan bendahara, serta untuk biaya operasional seperti menyewa kursi, sound sistem dan lainnya. Dalam beberapa kasus perolehan uang tersebut juga digunakan sebagai ongkos pergi haji.
Sudah Menyebar ke Daerah Lain
Kini, kelompok To’-Oto’ sudah tersebar di berbagai wilayah, bahkan tidak hanya di Jawa Timur. To’-Oto’ juga ditemui di Malang dan Madiun, Yogyakarta, Jakarta, Banjarmasin, dan beberapa kota lain di mana cukup banyak migran yang berasal dari Sampang dan Bangkalan.
Bahkan, masyarakat yang masih tinggal di Sampang dan Bangkalan mencoba membentuk kelompok To’-Oto’. Namun menjumpai sejumlah kendala, sehingga pelaksanaannya tidak selancar To’-Oto’ di tanah rantau.
(mdk/rka)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengenal Tradisi Andung, Ungkapan Perasaan Duka saat Upacara Kematian Ala Suku Batak Toba
Ketika seseorang telah pergi untuk selamanya, bagi kelompok Suku Batak Toba orang tersebut layak untuk mendapatkan penghormatan.
Baca SelengkapnyaMengenal Bebehas, Tradisi Mengumpulkan Beras ala Masyarakat Muara Enim yang Mulai Ditinggalkan
Dari tahap awal sampai akhir, tradisi ini melibatkan orang banyak alias dikerjakan secara bergotong-royong dan dilaksanakan dengan penuh suka cita.
Baca SelengkapnyaArti Bunyi Tokek Menurut Jumlahnya, Bisa Pertanda Baik dan Buruk
Arti bunyi tokek sering kali dianggap memiliki makna khusus dalam berbagai kepercayaan dan budaya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dalamnya Makna Tradisi Hajat Uar, Cara Orang Sumedang Memahami Alam Pasca Bencana
Ini merupakan bentuk ikhtiar warga Sumedang setelah terjadi bencana gempa beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaHasilkan Empat Nada, Begini Uniknya Tradisi Menumbuk Padi oleh Ibu-ibu di Kampung Urug Bogor
Tradisi menumbuk padi di Kampung Adat Urug benar-benar unik
Baca SelengkapnyaMengenal Tradisi Nengget, Upacara Berikan Kejutan agar Memperoleh Anak Ala Masyarakat Karo
Tradisi kuno dan unik dari Karo Sumut ini dilakukan dengan diam-diam dan bertujuan agar sebuah keluarga bisa segera memiliki anak laki-laki.
Baca SelengkapnyaMengenal Ngidang-Ngobeng, Tradisi Memuliakan Tamu ala Orang Palembang
Adab menghormati serta memuliakan tamu itu sudah melekat pada diri orang di Indonesia, mereka dianggap sebagai 'raja'.
Baca SelengkapnyaSisi Menarik Jaka Sembung, Tokoh Fiksi Indramayu yang Benci Penjajahan dan Berhasil Kalahkan Ilmu Rawa Rontek
Jaka Sembung jadi tokoh fiksi yang berasal dari Indramayu Jawa Barat. Intip fakta menariknya.
Baca SelengkapnyaArti Garis Tangan Lurus, Lengkap Beserta Karakteristiknya
Setiap orang memiliki garis tangan yang unik dan berbeda-beda.
Baca Selengkapnya