Mahasiswa UB Ini Buktikan Cinta Kesenian Daerah adalah Hal Keren, Gara-gara Tari dan Keroncong Jadi Panen Prestasi

Kesenian daerah memiliki daya tarik luar biasa saat dipopulerkan oleh anak muda seperti Rafy

Muhammad Rafy Wibawanto merupakan pemuda asal Desa/Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban Jawa Timur. Saat ini, ia tengah menempuh pendidikan jenjang sarjana di salah satu kampus terbaik Jawa Timur yakni Universitas Brawijaya.

Ia tercatat sebagai mahasiswa program Sarjana Akuntansi di Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UB.Melalui akun Instagramnya @rafyw_ pemuda ini menunjukkan kecintaannya yang besar terhadap seni budaya daerah.

Ia adalah sosok yang pandai membawakan tarian khas daerah hingga menyanyi keroncong. Ia rutin membuat konten tentang potensi daerah tempat tinggalnya, Kabupaten Tuban, mulai dari kesenian, objek wisata, hingga kulinernya.

Rafy mengemas kontennya dengan ringan dan segar sehingga turut membuat orang yang menontonnya pun terkesima sekaligus tergugah untuk mengetahui lebih lanjut potensi daerah Tuban. 

Segudang Prestasi

Baru-baru ini, Muhammad Rafy Wibawanto meraih juara I Lomba Menyanyi Keroncong Kategori Putra pada Pekan Seni Mahasiswa Nasional XVII Tahun 2024 (7/9) di Universitas Jakarta. Pada lomba yang diselenggarakan PUSPRESNAS Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini Rafy merupakan Kontingen Badan Pembina Seni Mahasiswa Indonesia (BPSMI) Jawa Timur.

Mengutip Instagram @disbudparjatimprov, pada ajang bergengsi tersebut, Muhammad Rafy berhasil menyisihkan 18 kontingen dari provinsi lain. Prestasi Rafy ini bisa menginspirasi generasi muda lain untuk mengembangkan potensi di bidang tarik suara sekaligus sebagai upaya melestarikan budaya daerah. 

Sebelumnya, Rafy juga tercatat pernah mendapatkan sejumlah penghargaan. Di antaranya, Duta Pariwisata Tuban 2022 dan Raka Berbakat Jawa Timur 2022.

Pemuda dan Kesenian Daerah

Peran generasi muda dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan sangat penting. Mengutip e-journal.unmas.ac.id, rasa cinta terhadap budaya harus diajarkan sejak dini.

Jangan sampai era digital yang modern membuat anak muda lupa akan prinsip dan kebudayaannya. Oleh karena itu, diperlukan penyegaran ilmu budaya di lingkungan sekolah dan masyarakat untuk menganalisis dan mengemas kembali wujud budaya daerah. 

Mengutip jurnal.ugm.ac.id, peran pemuda dalam pelestarian seni tradisional dapat mencakup lima peran, yakni peran pewarisan, peran pemilik, peran pelaku, peran inovatif, dan peran edukatif.

Tanpa  keterlibatan  generasi  muda, keberlangsungan pelestarian budaya dan nilai-nlai kearifan lokal sebagai warisan leluhur akan terputus dan tidak dapat diwariskan kepada generasi setelahnya. Oleh sebab itu, generasi muda harus menjadi pelaku utama dalam mewariskan nilai-nilai kearifan yang terkandung dalam pelestarian budaya.