Merdeka.com - Candi Penataran di Blitar merupakan satu-satunya candi Jawa Timur yang dibangun di lahan luas. Ini berbeda dengan kebanyakan candi di Jawa Timur yang berdiri di atas lahan tak begitu luas.

Candi Penataran mengingatkan pada candi-candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta yang memiliki kekhasan dibangun di lahan yang terbentang luas, seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan.

Seperti candi-candi pada umumnya, relief di Candi Penataran juga mengandung banyak kisah. Berikut kisah yang tergambar dalam relief di teras kedua candi induk. Kisah dalam relief biasanya merupakan mitos yang berkembang di masyarakat pada zaman itu.

Perjodohan

©2014 Merdeka.com/Wikimedia Commons/ESCapade

Dikisahkan bahwasanya Dewi Rukmini, putri Raja Bismaka dari negeri Kundina dijodohkan dengan Suniti, seorang raja dari negeri Cedi. Keduanya telah diikat dalam pertunangan.

Sementara itu, ibu Rukmini tidak menyetujui pertunangan anaknya dengan Raja Suniti. Ia menginginkan putrinya bisa berjodoh dengan Kresna.

Gagalkan Perkawinan

 ilustrasi pernikahan ©Shutterstock.com/ Jirsak

Ibu Rukmini berusaha untuk menggagalkan perkawinan putrinya dengan Raja Suniti. Saat perkawinan akan berlangsung, ibu Rukmini menghubungi Kresna.

Rukmini ke luar istana dan menuju pintu gerbang Sri Manganti. Di sanalah, Kresna menyambutnya dan siap membawa sang putri melarikan diri.

Nahas, upaya keduanya melarikan diri diketahui pihak istana. Suasana istana sontak menjadi gempar. Pertempuran antara Kresna dan pihak istana tak terelakkan.

Dalam pertempuran tersebut, Rukma, adik Rukmini terkena anak panah yang diluncurkan Kresna hingga jatuh terjungkal. Melihat adiknya terluka, Rukmini meminta Kresna tidak membunuhnya.

Singkat cerita, dikutip dari buku Memperkenalkan Komplek Percandian Penataran di Blitar (KPN Purbakala Mojokerto, 1995), setelah pertempuran itu, Kresna dan Rukmini pergi ke Dwarawati dan hidup bahagia.