Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kenali Tingkatan Depresi dan Gejalanya, Berikut Cara Mengatasinya

Kenali Tingkatan Depresi dan Gejalanya, Berikut Cara Mengatasinya Ilustrasi depresi. ©Pexels

Merdeka.com - Setiap orang mengalami depresi secara berbeda-beda dan muncul pada waktu yang berbeda pula. Beberapa jenis depresi lebih sering dibahas daripada yang lain karena jenis depresi tersebut lebih banyak diderita. Dan perlu juga diketahui, bahwa ada tingkatan depresi yang umum dialami oleh para pasiennya.

Depresi adalah kondisi medis yang memengaruhi suasana hati dan kemampuan penderitanya untuk berfungsi. Tanpa pengobatan, depresi bisa menjadi kondisi yang lebih buruk dan bertahan lebih lama. Dalam kasus yang parah, depresi bahkan dapat menyebabkan penderitanya melukai diri sendiri hingga kematian.

Jenis-jenis depresi di antaranya adalah depresi klinis, depresi bipolar, dysthymia, gangguan afektif musiman dan lain-lain. Pilihan pengobatannya berkisar dari konseling, obat-obatan, stimulasi otak, hingga terapi komplementer. Berikut selengkapnya mengenai tingkatan depresi dan gejalanya yang patut diketahui.

Gejala Umum Depresi

Depresi dapat memengaruhi emosi, pikiran, dan tubuh Anda. Mengutip clevelandclinic.org, gejala depresi secara umum meliputi beberapa hal di bawah ini:

1. Perasaan sangat sedih, putus asa atau khawatir.

2. Tidak menikmati hal-hal yang dulu memberi rasa gembira.

3. Menjadi mudah tersinggung atau frustrasi.

4. Nafsu makan meningkat hingga menurun drastis.

5. Perubahan waktu dan intensitas tidur.

6. Sulit berkonsentrasi atau mengingat sesuatu.

7. Mengalami masalah fisik seperti sakit kepala, sakit perut atau disfungsi seksual.

8. Berpikir untuk menyakiti atau membunuh diri sendiri.

Setiap orang dapat merasa sedih atau terpuruk dari waktu ke waktu. Namun, depresi klinis memiliki gejala yang lebih intens yang berlangsung selama dua minggu atau lebih. Untuk menentukan apakah Anda mengalami depresi klinis, periksakan diri agar penyedia layanan kesehatan dapat mengajukan beberapa pertanyaan, melakukan pemeriksaan atau memesan tes laboratorium untuk mengetahui apakah Anda memiliki kondisi medis lainnya.

Jenis-Jenis Depresi

Penyedia layanan kesehatan memberi nama jenis depresi berdasarkan gejala dan penyebabnya. Pada beberapa orang, depresi bisa bertahan lebih lama daripada yang lain tanpa alasan yang jelas. Jenis-jenis depresi yang umum meliputi:

1. Gangguan depresi mayor (MDD): Depresi berat (depresi klinis) memiliki gejala yang intens atau berlebihan yang berlangsung lebih dari dua minggu. Gejala ini mengganggu kehidupan sehari-hari.

2. Depresi bipolar: Orang dengan gangguan bipolar mengalami periode suasana hati yang rendah dan periode energi yang sangat tinggi (manik) secara bergantian. Selama periode rendah, mereka mungkin mengalami gejala depresi seperti merasa sedih atau putus asa atau kurang energi.

3. Depresi perinatal dan pascapersalinan: "Perinatal" berarti sekitar kelahiran. Banyak orang menyebut jenis ini sebagai depresi pascamelahirkan. Depresi perinatal dapat terjadi selama kehamilan dan hingga satu tahun setelah melahirkan. Gejala melampaui "baby blues", yang menyebabkan sedikit kesedihan, kekhawatiran, atau stres.

4. Gangguan depresi persisten (PDD): PDD juga dikenal sebagai dysthymia. Gejala PDD tidak separah depresi berat. Tetapi orang mengalami gejala PDD selama dua tahun atau lebih.

5. Gangguan dysphoric pramenstruasi (PMDD): Gangguan dysphoric pramenstruasi adalah bentuk parah dari gangguan pramenstruasi (PMS). Ini memengaruhi wanita pada hari-hari atau minggu-minggu menjelang periode menstruasi mereka.

6. Depresi psikotik: Orang dengan depresi psikotik memiliki gejala depresi berat dan delusi atau halusinasi. Delusi adalah kepercayaan pada hal-hal yang tidak berdasarkan pada kenyataan, sedangkan halusinasi melibatkan melihat, mendengar, atau merasa tersentuh oleh hal-hal yang sebenarnya tidak ada.

7. Gangguan afektif musiman (SAD): Depresi musiman, atau gangguan afektif musiman, biasanya dimulai pada akhir musim gugur dan awal musim dingin. Ini sering hilang selama musim semi dan musim panas.

Tingkatan Depresi

Rusdi Maslim dalam bukunya Dignosis Gangguan Jiwa (2003) membagi tingkatan depresi menjadi tiga beserta ciri-cirinya sebagai berikut:

1. Depresi Ringan dengan ciri-ciri sebagai berikut:

Sekurang-kurangnya harus ada dua dari tiga gejala utama depresi. Ditambah sekurang-kurangnya dua dari gejala lainnya: 1-7.  Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu.  Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang dilakukannya.

2. Depresi Sedang dengan ciri-ciri sebagai berikut:

Sekurang-kurangnya harus ada dua dari tiga gejala utama depresi pada episode depresi ringan. Ditambah sekurang-kurangnya tiga (dan sebaiknya empat) dari gejala lainnya. Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu. Menghadapi kesulitan nyata dalam untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga.

3. Depresi berat terbagi atas dua jenis, yaitu:

Depresi berat tanpa gejala psikotik, dengan ciri-ciri sebagai berikut:

Semua dengan tiga gejala utama depresi harus ada, Ditambah sekurang-kurangnya empat dari gejala lainnya, dan beberapa di antaranya harus berintensitas berat, Bila ada gejala penting(misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya yang secara rinci, Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu, sangat tidak mungkin pasien akan mampu merumuskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali padaa taraf yang sangat terbatas.

Depresi berat dengan gejala psikotik, yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Episode depresif berat yang memenuhi kriteria dari depresif berat tanpa gejala psikotik, Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfatorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor.

Sementara itu, menurut Kaplan dkk (2010) tingkatan depresi terbagi atas 2 jenis yaitu depresi ringan dan depresi berat. Pada gangguan depresif ringan (minor depressive disorders) keparahan gejala tidak mencapai keparahan untuk diagnosis gangguan depresif berat.

(mdk/edl)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
7 Contoh Depresi dan Penjelasannya, Perlu Diwaspadai

7 Contoh Depresi dan Penjelasannya, Perlu Diwaspadai

Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan suasana hati yang terus mengalami tekanan dan kehilangan semangat hidup.

Baca Selengkapnya
Mengenal Ciri-Ciri Depresi Terselubung dan Cara Mengatasinya, Jangan Dibiarkan

Mengenal Ciri-Ciri Depresi Terselubung dan Cara Mengatasinya, Jangan Dibiarkan

Depresi terselubung adalah kondisi ketika seseorang merasa tertekan, tapi tidak menunjukkan gejala atau ciri-ciri seperti orang yang depresi pada umumnya.

Baca Selengkapnya
11 Jenis Meditasi untuk Mengatasi Depresi, Sudah Coba?

11 Jenis Meditasi untuk Mengatasi Depresi, Sudah Coba?

Meditasi hadir menjadi salah satu langkah alternatif yang terjangkau untuk mengatasi depresi seseorang. Yuk, simak lebih lanjut!

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kenali 4 Gejala Awal Depresi yang Mungkin Saja Menimpamu, Jangan Diabaikan!

Kenali 4 Gejala Awal Depresi yang Mungkin Saja Menimpamu, Jangan Diabaikan!

Beberapa gejala awal depresi yang mungkin saja dialami, tapi nggak disadari. Apa saja?

Baca Selengkapnya
5 Cara Mengatasi Depresi dalam Islam, Wajib Diketahui Agar Tak Salah Langkah

5 Cara Mengatasi Depresi dalam Islam, Wajib Diketahui Agar Tak Salah Langkah

Depresi bukanlah suatu kondisi yang bisa disepelekan begitu saja. Bahkan dalam agama Islam diajarkan cara mengatasi depresi bagi umat-Nya.

Baca Selengkapnya
Gejala Depresi Pasca Melahirkan, Penyebab, dan Cara Mengatasinya yang Wajib Diketahui

Gejala Depresi Pasca Melahirkan, Penyebab, dan Cara Mengatasinya yang Wajib Diketahui

Depresi pasca melahirkan adalah hal yang penting untuk dipelajari dan disadari kemunculannya.

Baca Selengkapnya
Orang yang Hidup Sendiri Cenderung Mudah Alami Depresi

Orang yang Hidup Sendiri Cenderung Mudah Alami Depresi

Tinggal sendirian memiliki kecenderungan lebih besar untuk mengalami depresi.

Baca Selengkapnya
7 Cara Mengendalikan Emosi saat Marah, Pilih Sikap Bijaksana

7 Cara Mengendalikan Emosi saat Marah, Pilih Sikap Bijaksana

Mengendalikan emosi saat marah adalah keterampilan yang dapat dipelajari dan ditingkatkan.

Baca Selengkapnya
Manfaat Memaafkan bagi Kesehatan Mental, Kurangi Risiko Kecemasan dan Depresi

Manfaat Memaafkan bagi Kesehatan Mental, Kurangi Risiko Kecemasan dan Depresi

Memaafkan tidak mudah, namun dapat menyejahterakan mental.

Baca Selengkapnya