Jenis Imunisasi untuk Orang Dewasa dan Fungsinya, Ketahui Lebih Dini
Merdeka.com - Jenis imunisasi untuk orang dewasa ada bermacam-macam. Imunisasi menawarkan perlindungan dari berbagai penyakit menular. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan imunisasi untuk orang dewasa berdasarkan usia, imunisasi sebelumnya, kesehatan, gaya hidup, pekerjaan, tujuan perjalanan dan aktivitas seksual.
Jadi, imunisasi bukan hanya untuk anak-anak. Perlindungan dari beberapa imunisasi masa kanak-kanak dapat hilang seiring waktu. Anda mungkin juga berisiko terkena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi karena usia, pekerjaan, gaya hidup, perjalanan, atau kondisi kesehatan Anda.
Untuk mengumpulkan informasi tentang status imunisasi Anda, Anda bisa bertanya pada orang tua atau orang yang merawat Anda sewaktu kecil. Jika tidak dapat menemukan catatan sejarah imunisasi Anda, dokter dapat melakukan tes darah untuk melihat apakah Anda kebal terhadap penyakit tertentu yang dapat dicegah dengan vaksin.
Berikut informasi selengkapnya mengenai jenis imunisasi untuk orang dewasa yang wajib Anda ketahui, dilansir dari mayoclinic.org dan cdc.gov.
1. Imunisasi Influenza
Jenis imunisasi untuk orang dewasa yang pertama adalah influenza. Untuk mencegah flu, CDC merekomendasikan imunisasi flu tahunan untuk semua orang yang berusia 6 bulan atau lebih.
Orang dewasa berusia 50 tahun ke atas tidak boleh mendapatkan imunisasi jenis flu semprot hidung. Flu sendiri adalah penyakit yang dapat menyebabkan komplikasi serius pada orang dewasa yang lebih tua.
2. Imunisasi pneumokokus
Jenis imunisasi untuk orang dewasa yang kedua adalah pneumokokus. CDC merekomendasikan imunisasi pneumokokus untuk orang dewasa berusia 65 tahun ke atas.
Orang dewasa yang lebih muda dengan peningkatan risiko penyakit pneumokokus juga mungkin memerlukan dosis imunisasi ini. Penyakit pneumokokus menyebabkan infeksi, seperti pneumonia, meningitis dan infeksi aliran darah.
3. Imunisasi Tetanus Toksoid, Toksoid Difteri Tereduksi dan Pertusis Aselular (Tdap)
Jenis imunisasi untuk orang dewasa yang ketiga adalah tetanus toksoid, toksoid difteri tereduksi dan pertusis aselular (Tdap). Satu dosis Tdap secara rutin diberikan pada usia 11 atau 12 tahun. Jika Anda belum pernah mendapatkan vaksin Tdap, CDC merekomendasikan untuk mendapatkan vaksin Tdap sesegera mungkin.
Satu dosis vaksin Tdap juga dianjurkan selama setiap kehamilan, idealnya antara minggu ke-27 dan ke-36 kehamilan. Tdap dapat melindungi Anda dari tetanus (lockjaw), batuk rejan (pertusis), dan difteri, yang dapat menyebabkan masalah pernapasan. Penguat Td direkomendasikan setiap 10 tahun.
4. Imuniasasi Herpes Zoster
Jenis imunisasi untuk orang dewasa yang ke empat adalah herpes zoster. Untuk mencegah herpes zoster, CDC merekomendasikan vaksin Shingrix untuk orang dewasa sehat berusia 50 tahun ke atas. Ini diberikan dalam dua dosis. Meskipun tidak mengancam jiwa, herpes zoster bisa sangat menyakitkan.
5. Imunisasi Virus papiloma manusia (HPV)
Jenis imunisasi untuk orang dewasa yang kelima adalah HPV. CDC merekomendasikan imunisasi HPV untuk anak perempuan dan laki-laki berusia 11 atau 12 tahun. Remaja dan dewasa muda yang memulai seri vaksin kemudian, pada usia 15 hingga 26 tahun, harus terus menerima tiga dosis vaksin.
FDA juga telah menyetujui imunisasi HPV Gardasil 9 untuk pria dan wanita berusia 9 hingga 45 tahun. HPV adalah virus umum yang dapat menyebabkan kanker.
6. Imunisasi COVID-19
Jenis imunisasi untuk orang dewasa yang ke enam adalah COVID-19. Jika Anda memenuhi syarat, segera dapatkan vaksin penyakit coronavirus 2019 (COVID-19). Vaksin COVID-19 dapat mencegah Anda terkena COVID-19 atau menjadi sakit parah atau meninggal karena COVID-19.
Untuk tetap mengetahui perjalanan imunisasi yang telah Anda lakukan, mintalah formulir catatan imunisasi dari dokter. Bawalah formulir tersebut ke semua kunjungan dokter Anda dan mintalah penyedia layanan kesehatan untuk menandatangani dan memberi tanggal pada formulir untuk setiap vaksin yang Anda terima.
(mdk/edl)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Apa Penyebab Orang Terjangkit HIV?
Banyak orang belum memahami penyebab HIV. Yuk, simak hal-hal yang bisa jadi penyebab seseorang terjangkit HIV!
Baca SelengkapnyaMenopause Dini: Penyebab, Ciri-ciri, Faktor Risiko, dan Cara Mencegahnya
Menopause dini adalah kondisi ketika seorang wanita mengalami menopause sebelum usia 40 tahun.
Baca SelengkapnyaFakta Wanita Berkumis Tipis dari Segi Kesehatan, Bisa Saja Jadi Tanda Penyakit
Banyak orang meyakini bahwa wanita yang memiliki kumis tipis memiliki pesona yang unik. Namun, apakah keadaan ini dianggap aman secara medis?
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura
Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaCara Mencegah Usus Buntu pada Anak, Jaga Asupannya tetap Sehat
Usus buntu pada anak adalah kondisi medis di mana apendiks, organ kecil yang menempel pada usus besar mengalami infeksi dan peradangan.
Baca SelengkapnyaCara Penularan Polio yang Wajib Diwaspadai Orang Tua, Kenali Faktor Risikonya
Polio bisa menginfeksi anak lewat berbagai cara. Dengan mengetahui cara penularan polio ini, orang tua bisa mewaspadai apa saja yang berisiko untuk anaknya.
Baca SelengkapnyaPerbedaan Flu Singapura dan Flu Biasa, dari Penyebab hingga Gejalanya
Meskipun keduanya sering kali dianggap sama, namun sebenarnya terdapat perbedaan Flu Singapura dan flu biasa yang cukup signifikan.
Baca SelengkapnyaBegini Cara Agar Anak Tak Gampang Sakit di Musim Hujan, Orangtua Wajib Tahu
Di musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.
Baca SelengkapnyaManfaat Vaksin Polio pada Anak, Lengkap Beserta Jenis dan Penjelasannya
Vaksin polio memegang peran krusial dalam melindungi kesehatan anak-anak dari penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen atau bahkan kematian.
Baca Selengkapnya