Merdeka.com - Bupati terpilih Hendy Siswanto akan menerbitkan peraturan untuk menjamin keuntungan produk lokal milik Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Peraturan tersebut akan disahkan setelah Hendy Siswanto dan Muhammad Balya Firjaun Barlaman dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Jember yang baru.

“Tidak ada kata lain untuk UMKM. Kami akan mengeluarkan peraturan bupati agar seluruh masyarakat Jember dan instansi wajib memakai produk lokal,” ujar Hendy, dalam acara diskusi mengenai UMKM pada masa pandemi, di Auditorium Universitas Jember, Minggu (14/2/2021) sore.

Tulis Surat

©2021 Merdeka.com/hendysiswantocenter.com

Salah satu implementasi dari peraturan tersebut, lanjut Hendy, nantinya seluruh instansi harus memajang produk-produk lokal di kantor. Ia juga berencana menulis surat untuk masyarakat Jember.

“Harus cinta dan memakai produk lokal Jember,” ujarnya, dikutip dari instagram @pesonajember, Selasa (16/2).

Hendy mencontohkan gerakan “belanja di warung tetangga” sebagaimana yang dilakukan di Kampung Ledok yang tidak lain ialah kampung halamannya. Warga Kampung Ledok tergabung dalam satu grup WhatsApp. Di grup yang menjadi tempat promosi UMKM itu, setidaknya ada 175 orang yang dikoordinasikan pengurus rukun tetangga dan rukun wilayah.

“Kalau ini 2,6 juta orang warga Jember bergerak semua, akan ada satu putaran ekonomi sangat cepat. Seluruh tetangga kita, kabupaten lain akan tertarik ke kita,” ujar Hendy.

Pemerintah Jadi Garda Depan

©2021 Merdeka.com/hendysiswantocenter.com

Sampai kini, setidaknya ada 647 unit usaha di Jember yang bisa dikolaborasikan untuk mengatasi kemiskinan di kabupaten setempat. Hendy menegaskan, pemerintah harus hadir menyelamatkan UMKM.

“Pemerintah harus ada di garda depan bagi UMKM. Tahun 1998, saat terjadi problem di negeri ini, gara-gara UMKM, kita masih bisa berdiri. Tahun 2020, sekarang semua pasar besar hidup, UMKM jatuh, pemerintah yang harus menolong,” ujarnya.

Salah satu upaya mendukung UMKM ialah mengadakan pelatihan dan edukasi dengan mendatangkan tenaga ahli.

“Tidak mungkin UMKM bayar sendiri mendatangkan ahli. Untuk apa? Untuk edukasi biar kompetitif,” imbuhnya.

Salah satu pelaku UMKM di Jember bernama Sri Sulistyani mendukung rencana Hendy ini.

“Kami menggaungkan swapasar atau pasar dalam Jember sendiri. Justru Indonesia ini pasar terbesar dunia. Jadi tidak usah berpikir ekspor. Kalau bisa rebut pasar dalam negeri itu keren. Mungkin bisa ada marketplace khusus Jember,” kata Sri.