Jadi Doktor Termuda di IAIN Jember, Begini Perjuangan Uyun Tulis Disertasi saat Hamil
Merdeka.com - Dosen Fakultas Syariah IAIN Jember Qurrotul Uyun menjadi doktor termuda bidang Hukum Tata Negara (HTN). Sebelumnya, ia telah menyelesaikan ujian akhir Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, pada 21 April 2021.
Uyun mendapat gelar doktor termuda di lingkungan IAIN Jember pada usia 27 tahun. Ia menceritakan pengalaman berkesan ketika dirinya menempuh studi doktoral.
"Saya mengikuti kuliah pada saat sebelum pandemi. Menyusun rancangan awal disertasi hingga proses penelitian di Australia, juga sebelum pandemi,” ujar Uyun, Kamis (22/4/2021), dikutip dari liputan6.com.
Tulis Disertasi Saat Hamil
Menurut Uyun, proses penulisan disertasinya sangat berkesan lantaran dilakukan di tengah kehamilan.
"Saat sebelum sidang seminar hasil penelitian, saya memasuki hamil bulan pertama. Saya ujian promosi Doktor pada saat usia kehamilan 9 bulan. Dokter memberikan prediksi kehamilan akhir bulan April ini. Mudah-mudahan lancar," tuturnya.
Hamil tidak membuat Uyun patah semangat. Ia memiliki komitmen tinggi untuk segera lulus dari Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Diponegoro karena ingin mengikuti jejak sang suami. Dua bulan sebelumnya, suaminya, Wildan Hefni berhasil meraih gelar doktor di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada usia 29 tahun.
Disertasi
ilustrasi ©2015 Picjumbo/Victor Hanacek
Disertasi Uyun mengkaji tentang konseptualisasi kebijakan hak hukum bagi diaspora Indonesia dalam konteks negara kesejahteraan. Ide penggarapan disertasi itu berawal dari keingintahuannya terhadap fenomena diaspora yang menjadi fenomena global dengan tren positif seiring meningkatnya imigran sukses di abad ke 21.
"Diaspora lahir menjadi komunitas besar yang memiliki experience tinggi dalam perjalanan hidup dengan global networking yang sangat kuat dan bisa menjadi devisa besar atau remitansi bagi suatu negara. Karena itu, dalam menentukan strategi pembangunan ke depan, pemerintah Indonesia perlu mempunyai strategi mengenai kebijakan diaspora secara jelas agar dapat memanfaatkan aset, jaringan dan brain power yang dimiliki diaspora Indonesia," ujar Uyun.
Dalam proses penulisan disertasi, Uyun menggali data dari beberapa tempat. Lokasi penelitiannya meliputi beberapa negara Asia Tenggara yakni Malaysia, Singapura, dan Filipina, serta Australia. Uyung mengungkapkan, Australia menjadi objek penelitian untuk menggali data tentang respons diaspora Indonesia mendapatkan perlindungan hak hukum dari pemerintah Indonesia.
(mdk/rka)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Letjen TNI Eks Wamenhan Lulus S3 Raih Summa Cumlaude di Usia 71 Tahun, Kini Bergelar Doktor
Ternyata usia kepala 7 tak menghalangi pria kelahiran 30 Oktober 1952 ini untuk terus menambah ilmu.
Baca SelengkapnyaDituduh Cabuli Istri Pasien yang Tengah Hamil, Ini Penjelasan Dokter Spesialis Ortopedi saat Disidang
Dokter spesialis ortopedi inisial MY membantah telah mencabuli istri pasiennya, wanita hamil berinisial TA (22). Dia siap dihukum jika tuduhan itu terbukti.
Baca SelengkapnyaIni Usia Paling Aman bagi Ibu Hamil yang Hendak Mudik Lebaran
Bagi ibu hamil yang hendak melakukan mudik lebaran, trimester kedua merupakan waktu paling aman untuk menjalaninya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kasus Dugaan Pencabulan Istri Pasien Dinaikkan Penyidikan, Dokter MY Bakal Jadi Tersangka?
Cukup banyak alat bukti yang telah dikantongi penyidik, baik didapat dari TKP maupun serahan dari pelapor.
Baca SelengkapnyaBerkali-kali Gagal Masuk Universitas Negeri di Indonesia, Cewek Bermental Baja ini Dapat Beasiswa Kedokteran di Rusia
Qonata, perempuan bermental baja menceritakan kisahnya saat berjuang mendapatkan beasiswa kedokteran di Rusia.
Baca SelengkapnyaFirli Ajukan 3 Profesor Hukum Sebagai Saksi Meringankan di Kasus Pemerasan SYL
Ketiga pakar bidang hukum itu merupakan saksi meringankan Firli saat gugatan praperadilan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaIndonesia Darurat Pemenuhan Dokter Spesialis, Apa Penyebabnya?
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaIDI: Perlu Kerja Sama Strategis Mewujudkan Pemerataan Dokter di Indonesia
IDI mengungkapkan tidak seimbangnya rasio dokter umum dan spesialis di Indonesia sangat berdampak terhadap kualitas kesehatan di setiap daerah.
Baca SelengkapnyaMerinding Cerita Aji Yusman soal Kehamilan Sang Istri, Gejala Solusio Plasenta Hilang Seketika 'Salat dan Dzikir'
Aji Yusman menyebut jika saat itu dokter yang memeriksa kandungan sang istri sampai heran
Baca Selengkapnya