Intip Kegiatan Napi Lapas I Surabaya Bikin Furnitur, Sumbang Ratusan Juta ke Negara
Merdeka.com - Furnitur yang diproduksi para warga binaan Lapas I Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur berhasil menembus pasar ekspor seperti Australia, Jepang, Korea, hingga Eropa.
Direktur PT Bahari Mitra Surya (BMS) D Aruan menuturkan bahwa pembuatan furnitur itu melibatkan tenaga kerja narapidana yang ada di dalam lapas tersebut.
"Kami sudah beroperasi sejak 1992 dan saat ini sudah berskala ekspor ke berbagai negara tujuan," ujarnya melalui keterangan tertulis, Rabu (22/9/2021).
Sumbang Pendapatan Negara
©2014 Merdeka.com
Ia mengatakan bahwa pembuatan furnitur tersebut sudah menyumbang Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) senilai ratusan juta rupiah.
Aruan menceritakan awal mula pembangunan industri furnitur, yakni untuk mempersiapkan warga binaan sebelum kembali ke masyarakat.
"Kalau dulu masih garap pengolahan rotan, namun karena permintaan pasar yang besar terkait perkayuan, akhirnya kami menyesuaikan," ungkapnya, dikutip dari Antara.
Berstandar Internasional
Proses produksi furnitur disesuaikan dengan metode kerja yang ada di pabrik. Aruan juga menjamin produk hasil karya warga binaan memiliki standar internasional.
"Pasalnya barang-barang berupa berbagai macam meja maupun kursi telah diekspor ke berbagai negara," imbuhnya.
Sementara itu, ada tantangan tersendiri untuk mengekspor furnitur. Ada beberapa negara yang sangat selektif dalam hal pemenuhan hak tenaga kerja, dalam hal ini warga binaan.
"Ada negara yang sampai melakukan inspeksi, memastikan bahwa kami menunaikan kewajiban dan memenuhi hak warga binaan," ungkap Aruan.
Sistem Premi dan Insentif
©2021 Merdeka.com/Dok. Kemenkumham Jatim
Selama ini, PT BMS menggunakan sistem premi dan insentif untuk setor ke negara. Pihak lapas kemudian membagikan premi dan insentif tersebut kepada warga binaan sesuai kinerja masing-masing.
Dari premi dan insentif yang dibagikan, warga binaan menyimpannya sebagai tabungan atau ada yang dimanfaatkan untuk membeli kebutuhan sehari-hari di dalam lapas.
"Banyak juga yang dikirim ke keluarga di rumahnya masing-masing," terang Kepala Lapas I Surabaya, Gun Gun Gunawan.
Selektif
Gun Gun mengaku pihaknya sangat selektif menentukan tenaga kerja. Pasalnya, saat ini sangat sulit menemukan tenaga kerja yang disiplin.
"Salah satu masalahnya karena mayoritas warga binaan berasal dari kasus narkotika, yang karakternya etos kerjanya kurang baik," katanya.
Hal itu membuat program pembinaan melalui produksi furnitur di bawah naungan PT BMS kekurangan tenaga kerja. Padahal, pesanan dari luar negeri sedang tinggi-tingginya.
"Jika dikalkulasi, PNBP yang masuk dari awal berdirinya mencapai Rp500 juta hingga Rp1 miliar," ujar Gun Gun menerangkan uang hasil penjualan furnitur karya warga binaan yang masuk ke dompet negara.
(mdk/rka)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah Perajin Seni Liping di Sukoharjo, Mulai dari Jualan di Jalanan Hingga Produknya Terkenal ke Mancanegara
Bejo Wage Suu pada awalnya merupakan seorang teknisi bengkel yang belajar seni liping secara otodidak
Baca SelengkapnyaKisah Pabrik Asal Gresik Jual Sarung hingga Rp 9 Juta, Dulu Usaha Tenun Kecil Kini Hasilkan Sarung Bergengsi
Tak hanya menguasai pasar Indonesia, pabrik ini berhasil mengekspor produknya
Baca SelengkapnyaIndustrinya Berkembang Pesat, Kabupaten Sidoarjo Ternyata Juga Punya Banyak Wisata Menarik
Sidoarjo merupakan salah satu penyangga utama Kota Surabaya, dan termasuk dalam kawasan Gerbangkertosusila.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kini Tinggal Kenangan, Ini Potret Toko Pertama yang Sediakan Jasa Antar Barang dan Jadi Tempat Nongkrong Pemuda Pejuang Surabaya
Mirisnya bangunan cagar budaya ini dihancurkan untuk pembangunan mall
Baca SelengkapnyaHanya Butuh 2-3 Jam per Hari, Pemuda Sidoarjo Raup Omzet Ratusan Juta per Bulan dari Bisnis Sampingan
Ia memulai bisnisnya saat pandemi ketika pekerjaan utamanya terdampak.
Baca Selengkapnya600 Perusahaan Tekstil dari 16 Negara Kumpul di Jakarta, Beberkan Tips Peluang Bisnis di Bidang Fesyen
Selain produsen teknologi dan mesin, Indo Intertex juga menjadi ajang kumpul para fesyen designer dan brand-brand fesyen ternama di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah
Cerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaAwal Tahun, Bea Cukai Bantu Ekspor Sarung Tangan Asli Kalasan ke Jepang, Nilainya Rp1,1 Miliar
Perusahaan tersebut mengekspor sarung tangan sebanyak 339 karton
Baca SelengkapnyaDulu Jualan di Kaki Lima, Kini Eks Pegawai BUMN Ini Sukses Punya Pabrik Kerupuk Kulit, Omzet Rp700 Juta Perbulan
Kisah pengusaha kerupuk kulit yang memulai bisnis dengan berjualan di pinggir jalan hingga dapat omzet ratusan juta.
Baca Selengkapnya