Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

India Lockdown, Ini Kisah 6 Pekerja Harian yang Terpaksa Tetap Beraktivitas

India Lockdown, Ini Kisah 6 Pekerja Harian yang Terpaksa Tetap Beraktivitas Lockdown. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Pemerintah India saat ini tengah memberlakukan kebijakanlockdownbagi negaranya. Dari satu sisi,lockdownmungkin perlu diterapkan untuk mencegah penyebaran virus secara cepat. Namun di sisi lain, apabila kebijakanlockdowntidak dibarengi dengan perencanaan yang matang, terperinci, dan dilakukan dengan cepat, situasichaos-lah yang akan terjadi.

Situasichaostelah nampak di India, sejak hari pertama kebijakanlockdowndisuarakan. Keputusan PM India Narendra Modi dinilai cenderung tergesa-gesa, dan mengakibatkan rakyat kecil yang menjadi korban.

Melansir dari hariannytimes.com, berikut potret dan cerita rakyat kelas bawah India yang paling merasakan dampak dari kebijakanlockdown.

1. Ashu, 12 | Pemulung

india lockdown

nytimes.com 2020 Merdeka.com

Ashu dan kedua saudaranya menghabiskan hari-hari mereka di salah satu tempat pembuangan sampah terbesar di Delhi. Mereka adalah ragpickers -pemulung yang berburu besi tua menggunakan saringan berkarat raksasa untuk membantu mereka menyortir sampah yang bau.

Jika Ashu bekerja sangat keras, ia bisa mendapatkan 53 sen sehari. Namun dia dan saudara-saudaranya tidak dapat pergi ke tempat pembuangan sampah secara teratur lagi, sejak lockdown diumumkan. Karena jika mereka ketahuan lalu ditangkap oleh polisi, mereka akan dipukuli.

"Saya merindukan teman-teman saya," katanya. Dia dan keempat temannya biasa bertemu di tempat pembuangan sampah setiap pagi. Mereka akan bekerja selama beberapa jam dan kemudian lanjut bermain dengan benda apa pun yang mereka temukan di tempat pembuangan sampah itu seperti mobil mainan rusak atau boneka compang-camping.

"Aku mendengar ada virus dari Cina yang sedang menyerang. Tapi aku lebih takut pada polisi dan takut tidak bisa makan," kata Ashu.

"Ketika uang mulai habis, saya dan teman-teman harus menemukan cara untuk kembali ke sini (tempat pembuangan sampah) lagi," katanya.

2. Ramchandran Ravidas, 42 | Pengemudi becak sepeda

india lockdown

nytimes.com 2020 Merdeka.com

Pada Rabu sore, di waktu rush hour atau puncak jam sibuk di Delhi, Ramchandran Ravidas bersepeda mengelilingi jalan utama. Dia merasa bosan, lapar dan memikirkan kantongnya yang kosong. Pada hari biasa, jika ia memiliki "banyak energi" ia dapat menghasilkan sekitar 450 rupee, atau $6, katanya.

Saat ini ia tinggal di garasi tempatnya menyewa becak sepeda dan sedang dilanda kekhawatiran bahwa dia akan segera diusir. Sejak pemberlakuan lockdown, dia belum mendapatkan pelanggan sama sekali.

"Jika kamu bahkan tidak punya rumah, bagaimana kamu bisa bekerja dari rumah?" ujar Mr. Ravidas. Garis-garis kekhawatiran mengerut di wajahnya. Rumah saya adalah pekerjaan saya. Hari ini adalah pertama kalinya dalam hidup saya harus menerima makanan dari badan amal.

Dia berkata, baginya saat ini adalah perlombaan antara apakah virus atau kelaparan yang akan menyerangnya terlebih dahulu. "Saya tidak khawatir tentang Corona; jika Corona datang untuk menjemput saya, setidaknya kehidupan sengsara ini akan berakhir," ujarnya sembari menyeringai dan tertawa terbahak-bahak.

3. Baudghiri, 60 | Sadhu (petapa religius)

india lockdown

nytimes.com2020 Merdeka.com

Berjalan tanpa alas kaki di sepanjang jalan-jalan Delhi yang sepi, pakaiannya yang berwarna safron ternoda dan compang-camping. Baudghiri mengatakan dirinya belum makan selama dua hari.

Sebagai seorang sadhu atau pertapa religius, ia menghasilkan sekitar $1,50 setiap harinya dengan menawarkan doa kepada orang-orang di jalan. Mr. Baudghiri tidak pernah menderita kelaparan sehari pun dalam hidupnya, katanya. Dia selalu menemukan makanan di kuil-kuil Hindu atau gurdwara, tempat ibadah Sikh. Tetapi kuil-kuil itu telah ditutup sejak lockdown dimulai pada minggu lalu.

Meski begitu, dia setuju dengan keputusan perdana menteri untuk mencoba mencegah penyebaran virus dengan membatasi pergerakan orang. Namun, dia frustrasi dengan kurangnya perencanaan pemerintah untuk orang miskin seperti dia.

"Saya tidak punya rumah untuk berlatih menjaga jarak social (social distancing). Saya pergi dari satu tempat ke tempat, kuil ke kuil, untuk makan. Tetapi seluruh kota kini ditutup," katanya

Dari seluruh pengalamannya selama berdekade berjalan melintasi India, Mr. Baudghiri mengatakan dia belum pernah melihat India begitu lumpuh.

"Dalam setiap krisis, para gurdwara, kuil-kuil, semuanya masih terbuka. Kami masih bisa memberi makan diri sendiri dan mencari perlindungan. Namun saya belum pernah melihat kepanikan seperti ini sepanjang hidup saya," katanya.

4. Raj Kumari | Penyapu jalanan

india lockdown

nytimes.com2020 Merdeka.com

Menyapu dedaunan dan membuang sampah dari jalan sepi dan membuangnya ke gerobaknya yang berkarat, Raj Kumari mengatakan bahwa kesunyian kota Delhi saat ini sangat indah, tetapi menakutkan. Karena, Delhi biasanya adalah kota yang sibuk dan penuh hiruk pikuk.

Kumari biasa menyapu jalan-jalan Delhi dengan suaminya, tetapi suaminya meninggal delapan tahun lalu. Dia sekarang menjadi pencari nafkah tunggal untuk keenam anaknya, setelah putra sulungnya diberhentikan dari pekerjaan teknologinya minggu lalu karena lockdown.

Lockdownjuga telah memengaruhi kelancaran transportasi umum, jadi dia sekarang harus berjalan kaki dua jam untuk pergi bekerja. "Inilah yang harus saya lakukan untuk uang, seumur hidup. Bahkan jika jalanan kosong, saya tetap harus keluar. Saya tidak merasa senang tinggal di rumah, ini adalah tugas saya," ujarnya.

Pemerintah tidak pernah memberi Kumari, yang tidak tahu berapa umurnya sekarang, sarung tangan atau masker untuk pekerjaannya. Tetapi salah satu putrinya melarangnya bekerja tanpa alat pelindung selama pandemi. Putrinya lalu memberikan masker yang didapat dari sumbangan sekolah untuk melindungi Kumari dari polusi Delhi yang terkenal ganas.

"Aku tidak takut pada Corona. Mengapa ada orang yang takut mati ketika tiba saatnya Tuhan memutuskan membawamu?" kata Kumari

5. Mohan Singh, 18 | Penjual buah

india lockdown

nytimes.com2020 Merdeka.com

Setiap pagi, Mohan Singh dan ayahnya menata gerobak mereka dengan buah-buahan dan mendorongnya untuk dijual di sudut jalan yang sibuk. Meskipun pekerjaan mereka dianggap perlu dan diizinkan selama lockdown, mereka mengatakan pelanggan terlalu takut untuk menghampiri gerobak buah mereka. Menjelang siang, mereka baru mendapat satu pembeli.

"Jika kita takut akan penyakit ini (Corona), kita akan mati di rumah kita," kata Singh, seraya menambahkan bahwa dia dan ayahnya menghidupi seluruh keluarga mereka yang terdiri dari enam orang.

Mr. Singh mengatakan bahwa dia khawatir pemerintah hanya akan membantu bisnis-bisnis besar, dan bisnis kecil seperti miliknya akan diabaikan. Meskipun pemerintah mengumumkan paket bantuan senilai $22 miliar untuk membantu jutaan warga yang menganggur karena krisis, beberapa orang mengatakan masyarakat dengan jenis pekerjaan informal seperti Mr. Singh akan kesulitan mendapatkan bantuan.

"Mereka perlu membantu orang-orang seperti kita. Ada lebih banyak orang yang bekerja di jalanan daripada perusahaan besar di India. Jika kita tutup, (keluarganya) tidak ada yang bisa makan," katanya.

6. Arjun Chauhan, 18 | Pengantar air

india lockdown

nytimes.com2020 Merdeka.com

Banyak rumah di India kekurangan air mengalir atau air yang cukup aman untuk diminum. Hal tersebut membuat pekerjaan Arjun Chauhan menjadi kebutuhan selama lockdown. Dia berkeliling melintasi jalan-jalan Delhi dengan sepeda motornya, bersama dengan tumpukan botol air galon.

"Jika tetap di rumah, keluarga saya akan kelaparan dan India akan haus," kata Chauhan, menambahkan bahwa hidup orang tua dan lima saudara kandungnya bergantung pada upahnya.

Sejak lockdown, penghasilan hariannya yang semula sekitar $8 berkurang setengah. Dia mengatakan dia tidak dapat menjangkau semua pelanggannya karena polisi mencegahnya untuk mengantar air-air tersebut. Polisi bahkan memukulinya karena berada di jalanan meskipun di bawah aturan lockdown, pengiriman barang-barang yang diperlukan seperti obat-obatan dan air seharusnya diizinkan.

(mdk/edl)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan

India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan

India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan

Baca Selengkapnya
Cerita Wanita Calon Pekerja Luar Negeri, Berharap Gaji Besar Meski Tidak Sesuai Prosedur

Cerita Wanita Calon Pekerja Luar Negeri, Berharap Gaji Besar Meski Tidak Sesuai Prosedur

Fatin (23),warga Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat mengaku masih bersedih dan belum menerima kenyataan bahwa dirinya gagal berangkat kerja ke Dubai di 2024.

Baca Selengkapnya
Heboh Penemuan Tupai Raksasa di India dengan Bulu Berwarna Pelangi

Heboh Penemuan Tupai Raksasa di India dengan Bulu Berwarna Pelangi

Kehebohan muncul di India akibat penemuan Tupai Raksasa Malabar, disebut 'tupai pelangi' karena bulu berwarna. simak selengkapnya disini!

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi

Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi

Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.

Baca Selengkapnya
Terbunuhnya Mahatma Gandhi 30 Januari 1948, Berikut Sejarahnya

Terbunuhnya Mahatma Gandhi 30 Januari 1948, Berikut Sejarahnya

Mahatma Gandhi, lahir pada 2 Oktober 1869 di Porbandar, India, dikenal sebagai pemimpin revolusioner dan arsitek gerakan kemerdekaan India.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Polisi Soal 9 Petani Digunduli Usai Jadi Tersangka Mengancam Pekerja IKN

Penjelasan Polisi Soal 9 Petani Digunduli Usai Jadi Tersangka Mengancam Pekerja IKN

Tahanan digunduli guna pemeriksaan identitas, badan atau kondisi fisik dan menjaga atau memelihara kesehatan serta mengidentifikasi penyakit.

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Kondisi Terkini Atta Halilintar Usai Jalani Operasi, Masih di Rumah Sakit Ditemani Keluarga Tercinta

Kondisi Terkini Atta Halilintar Usai Jalani Operasi, Masih di Rumah Sakit Ditemani Keluarga Tercinta

Atta merasa sangat beruntung karena dikelilingi oleh orang-orang terdekatnya yang selalu mendampinginya dalam suka maupun duka.

Baca Selengkapnya
Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan

Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan

Berikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.

Baca Selengkapnya