Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Gejala Demensia Dini dan Penyebabnya, Berikut Cara Mencegahnya

Gejala Demensia Dini dan Penyebabnya, Berikut Cara Mencegahnya Ilustrasi otak. ©2018 Merdeka.com/Pixabay

Merdeka.com - Demensia merupakan gangguan yang menyerang otak dan memengaruhi fungsi kognitif seseorang, meliputi cara berpikir, merencanakan, mengingat, dan berbicara.

Secara umum, demensia terjadi pada orang dengan usia yang sudah tua sebagai bagian dari proses penuaan. Akan tetapi beberapa kasus demensia juga menyerang orang dengan usia muda yang disebut dengan demensia dini.

Meskipun relatif jarang terjadi, demensia dini memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan penderitanya, terutama jika menjangkit usia produktif yang masih aktif bekerja atau beraktivitas lainnya. Sebab itu, penting untuk mengetahui penyebab, jenis dan gejala demensia dini.

Demensia Dini

ilustrasi otak

Shutterstock/JPL Designs

Demensia dini adalah jenis demensia yang terjadi pada orang berusia di bawah 65 tahun sehingga menyebabkan kemampuan kognitif seseorang mengalami penurunan lebih awal dari usia semestinya.

Kondisi ini lebih jarang terjadi dibandingkan dengan demensia yang umum terjadi pada orang berusia tua. Demensia dini dapat dibagi menjadi beberapa jenis dan gejala demensia dini berbeda-beda, yakni:

Alzheimer, memengaruhi kemampuan belajar dan memori Demensia frontotemporal, memengaruhi kemampuan berbicara dan emosi Demensia vaskular, memengaruhi kemampuan berpikir dan merencanakan Demensia lewy body, memengaruhi kemampuan memori dan keseimbangan tubuh Demensia korpus lewy, mirip dengan demensia lewy body dengan gejala yang lebih parah, meliputi kesulitan berbicara dan memahami bahasa, halusinasi, serta kebingungan

Sulit untuk melakukan diagnosis pada demensia dini, karena gejalanya mungkin tidak jelas pada awalnya, sehingga perlu dilakukan beberapa tes dan evaluasi oleh ahli yang menanganinya untuk dapat mengidentifikasi jenis dan tingkat keparahan gejala demensia dini tersebut.

Gejala Demensia Dini

Gejala demensia dini mirip dengan gejala demensia yang umum terjadi pada orang tua, hanya saja gejala tersebut menyerang pada usia muda dengan cara memengaruhi kinerja sehari-hari mereka. 

ilustrasi berpikir

breakingnewsandarticle.com

Beberapa gejala umum dari demensia dini meliputi: 

Kesulitan mengingat kenangan masa lalu, informasi baru, bahkan tugas sehari-hari.

Kesulitan berbicara, menulis dan memahami bahasa baik secara tertulis maupun lisan

Kesulitan dalam melakukan tugas-tugas sehari-hari seperti memasak, berbelanja, membersihkan rumah, dan mengemudi. 

Perubahan mood dan perilaku seperti kecemasan, depresi, rasa curiga, hilangnya motivasi, atau perubahan kepribadian. 

Kesulitan merencanakan kegiatan dan mengambil keputusan yang kompleks. 

Kesulitan dalam orientasi yakni mengenali waktu, tempat, dan orang yang dikenal. 

Hilangnya minat pada aktivitas sosial atau hobi yang biasa dilakukan. 

Kesulitan dalam memproses informasi yang diperoleh dari lingkungan sekitar. 

Gejala demensia dini biasanya muncul secara perlahan-lahan dan dapat memburuk seiring berjalannya waktu. Sebelum gejala demensia dini semakin memburuk maka sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

Penyebab Demensia Dini

006 indra cahya

© upi.com

Demensia dini memiliki beberapa faktor penyebab, di antaranya: 

Faktor Genetik

Beberapa jenis demensia dini seperti penyakit Alzheimer, penyakit Huntington, dan penyakit Parkinson terkait dengan faktor genetik dapat disebabkan oleh mutasi genetik yang diwariskan oleh orang tua ke anak. Orang yang memiliki riwayat keluarga dengan demensia dini memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami demensia dini. 

Cedera Kepala

Cedera kepala berat atau cedera kepala yang berulang dapat menyebabkan kerusakan pada otak dan meningkatkan risiko demensia dini, terutama jika cedera tersebut sering terjadi atau terjadi dalam jangka waktu yang lama. 

Gangguan Medis

Beberapa kondisi medis, seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, dan gangguan tidur, dapat meningkatkan risiko demensia dini. 

Gaya Hidup yang Tidak Sehat

Kebiasaan hidup yang tidak sehat seperti merokok, konsumsi alkohol yang berlebihan, kurang olahraga dan pola makan yang buruk dapat meningkatkan risiko demensia dini. 

Gangguan Sirkulasi Otak

Kondisi tertentu seperti diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung dapat memengaruhi sirkulasi otak. Selain itu, paparan racun tertentu seperti logam berat dan pestisida juga dapat memicu kerusakan otak sehingga meningkatkan risiko demensia dini. 

Kurangnya Aktivitas Otak

Kegiatan yang merangsang otak, seperti membaca, menulis, atau menyelesaikan teka-teki, dapat membantu mencegah demensia dini. Kurangnya aktivitas otak dapat meningkatkan risiko demensia dini. 

Kekurangan Asupan Gizi

Asupan nutrisi yang buruk dan kekurangan vitamin tertentu seperti vitamin B12 dan vitamin D dapat meningkatkan risiko demensia dini. 

Stres

Stres kronis dapat menyebabkan peradangan dan merusak sel-sel otak sehingga dapat meningkatkan risiko terkena demensia dini. 

Tentu saja, faktor-faktor di atas tidak menjamin terjadinya demensia dini, tetapi dapat meningkatkan risiko nya. Ada juga faktor protektif, seperti gaya hidup sehat, yang dapat membantu mengurangi risiko terkena demensia dini. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan secara umum dan meminimalkan faktor risiko yang dapat diubah untuk mencegah terjadinya demensia dini.

Cara Mencegah Demensia Dini

Saat ini, tidak ada obat yang dapat menyembuhkan gejala demensia dini, namun ada beberapa obat dan perawatan lainnya seperti terapi fisik atau terapi bicara, dan dukungan sosial maupun psikologis. Oleh karena itu, sebelum mengalami demensia dini, maka sebaiknya lakukan tindakan pencegahan.

Meskipun tidak ada jaminan bahwa demensia dini dapat sepenuhnya dicegah, terdapat beberapa strategi yang dapat membantu mengurangi risiko terjadinya kondisi tersebut.

ilustrasi bermain puzzle

©2013 Merdeka.com/Shutterstock/somchaij

Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah demensia dini: 

Jaga kesehatan fisik

Melakukan aktivitas olahraga yang teratur, mengonsumsi makanan sehat, serta memperhatikan berat badan ideal dapat membantu mengurangi risiko demensia dini karena sirkulasi darah ke otak menjadi lancar, menaikkan fungsi kognitif otak, kesehatan jantung dan pembuluh darah juga meningkat. 

Selain itu, gaya hidup sehat juga termasuk mengurangi rokok dan konsumsi alkohol. Jika merokok, cobalah untuk perlahan mengurangi dan hindari paparan asap rokok. Begitu pula dengan Mengonsumsi alkohol dalam jumlah yang tidak wajar, sebaiknya segera untuk membatasi dan minum dengan bijak.

Melatih otak

Melakukan aktivitas yang merangsang otak seperti membaca, menulis, bermain game, belajar hal baru, atau memecahkan puzzle atau teka-teki dapat membantu memperkuat koneksi antara sel-sel saraf di otak sehingga terhindar dari risiko demensia dini.

Memperhatikan kesehatan mental

Menjaga kesehatan mental dapat menjauhkan risiko gejala demensia dini, sebab kesehatan mental berkaitan erat dengan fungsi kognitif. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengalami depresi, kecemasan, atau stres memiliki risiko tinggi terhadap penurunan fungsi kognitif. 

Oleh karena itu, pastikan untuk menjaga kesehatan mental atau pastikan mengatasi masalah kesehatan mental secara efektif melalui terapi atau dukungan sosial. Caranya dapat dengan berlatih teknik relaksasi, tidur yang cukup, mengatur waktu untuk bersantai, dan menikmati aktivitas yang menyenangkan.

Jaga koneksi sosial

Interaksi sosial membantu merangsang otak dan mendorong keterlibatan kognitif yang positif sehingga selain dapat menghindari rasa kesepian, interaksi sosial juga menjaga otak tetap aktif. Berada pada koneksi sosial yang sehat dapat membantu mengurangi stres sehingga membantu menjaga kesehatan otak dan mengurangi risiko demensia dini

Pantau kesehatan jantung

Kesehatan jantung yang buruk dapat memperburuk terjadinya kerusakan pada otak dan perkembangan demensia dini. Pastikan untuk menjaga tekanan darah yang sehat, tingkat kolesterol yang ideal, dan menghindari penyakit jantung seperti penyakit arteri koroner, hipertensi, dan lainnya yang mengganggu aliran darah pemasok oksigen dan nutrisi ke otak.

Hindari aktivitas dengan risiko cedera kepala

Cedera kepala yang parah dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak, merusak jaringan otak, hingga mengganggu fungsi kognitif dan memori. Cedera kepala ringan atau berulang kali dapat menyebabkan kerusakan otak yang lebih besar, tak hanya itu cedera kepala juga dapat memicu peradangan dan stres oksidatif merusak sel-sel otak sehingga meningkatkan risiko terkena demensia dini. 

Tindakan pencegahan terhadap demensia dini diterapkan menjadi kebiasaan sehari-hari karena berlangsung selama seumur hidup agar mendapat manfaatnya, yakni terhindar dari demensia dini. Penting untuk diingat, jika memiliki kekhawatiran tentang kesehatan otak, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

(mdk/jen)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
6 Kebiasaan Sehari-hari yang Tak Disangka Bisa Tingkatkan Risiko Demensia

6 Kebiasaan Sehari-hari yang Tak Disangka Bisa Tingkatkan Risiko Demensia

Kebiasaan sehari-hari yang kita miliki ternyata bisa berpengaruh terhadap munculnya risiko demensia di diri kita.

Baca Selengkapnya
8 Cara Mengatasi Demam Panggung yang Efektif, Lakukan Hal Berikut Ini

8 Cara Mengatasi Demam Panggung yang Efektif, Lakukan Hal Berikut Ini

Mengatasi demam panggung memerlukan pemahaman tentang penyebabnya dan penerapan strategi untuk mengelolanya.

Baca Selengkapnya
Mengenal Gejala Selesma pada Anak, Begini Cara Mencegahnya

Mengenal Gejala Selesma pada Anak, Begini Cara Mencegahnya

Gejala selesma pada anak biasanya meliputi bersin, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, hingga demam ringan. Namun kondisi ini bisa membaik dengan sendirinya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Tumbuh Gigi Bisa Menyebabkan Munculnya Demam pada Anak

Tumbuh Gigi Bisa Menyebabkan Munculnya Demam pada Anak

Sejumlah kondisi kesehatan bisa menyebabkan demam pada anak, salah satunya adalah kondisi tumbuh gigi.

Baca Selengkapnya
Gejala Bayi Tersedak dan Cara Menanganinya, Wajib Tahu

Gejala Bayi Tersedak dan Cara Menanganinya, Wajib Tahu

Mengenali gejala tersedak pada bayi sangat penting untuk memberikan tindakan cepat dan tepat guna.

Baca Selengkapnya
5 Penyebab Keringat Dingin pada Bayi, Begini Cara Mengatasinya

5 Penyebab Keringat Dingin pada Bayi, Begini Cara Mengatasinya

Keringat dingin pada bayi adalah kondisi di mana bayi mengalami keringat berlebih yang bersifat dingin dan lembab pada tubuhnya.

Baca Selengkapnya
Penyebab Penuaan Dini yang Jarang Kita Sadari, Ketahui Cara Mencegahnya

Penyebab Penuaan Dini yang Jarang Kita Sadari, Ketahui Cara Mencegahnya

Penuaan dini adalah proses perubahan fisik dan mental yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia.

Baca Selengkapnya
Penyebab Memar tanpa Sebab dan Pencegahannya, Perlu Tahu

Penyebab Memar tanpa Sebab dan Pencegahannya, Perlu Tahu

Memar tanpa sebab tidak muncul begitu saja. Memar tersebut menjadi tanda bahwa adanya masalah kesehatan pada tubuh Anda.

Baca Selengkapnya
Komplikasi adalah Perubahan Kondisi Penyakit dalam Tubuh, Begini Penjelasan Penyebab dan Jenisnya

Komplikasi adalah Perubahan Kondisi Penyakit dalam Tubuh, Begini Penjelasan Penyebab dan Jenisnya

Dalam dunia medis, komplikasi merujuk pada kondisi di mana sebuah penyakit memicu penyakit lainnya yang akhirnya memunculkan efek perubahan itu sendiri.

Baca Selengkapnya