Target Selesai 14 Maret 2023, Ini Fakta di Balik Relokasi Kampung 1001 Malam
Merdeka.com - Kampung 1001 malam merupakan pemukiman penduduk yang terletak di bawah Jalan Tol Dupak-Gresik, Surabaya. Pemukiman warga di sana terdiri dari gubuk-gubuk kecil.
Letaknya berada di bawah tol dengan kondisi yang gelap tak peduli siang atau malam, tempat itu dijuluki “Kampung 1001 Malam”.Namun kondisi memprihatinkan warga yang tinggal di sana diperhatikan betul oleh Pemkot Surabaya.
Mereka menyatakan bahwa relokasi atau pemindahan gelombang ketiga warga Kampung 1001 Malam ke Rusunawa ditargetkan tuntas sebelum Bulan Ramadan tiba. Berikut selengkapnya:
Dilakukan Secara Bertahap
©2021 Merdeka.com/Al-Kindi
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, relokasi warga Kampung 1001 Malam dilakukan secara bertahap.
Ia menjelaskan, relokasi pada gelombang pertama dan kedua difokuskan pada warga yang tinggal di bawah kolong jembatan. Sementara pada gelombang ketiga, relokasi dilakukan pada warga yang tinggal di sekitar pagar pembatas jalan tol.
“Kami menyesuaikan dengan kebutuhan rusunawa yang ada dan siap. Mereka tidak bisa langsung pindah karena masih ada anaknya yang sekolah. Lalu mereka mau bangunan dibongkar sendiri. Karena jika ada yang masih bisa dimanfaatkan maka bisa dibawa,” kata Eri dikutip dari ANTARA pada Sabtu (11/3).
Target Rampung 14 Maret 2023
©2021 Merdeka.com/Al-Kindi
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyebut proses relokasi Kepala Keluarga (KK) penghuni Kampung 1001 Malam ke Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) ditargetkan rampung secara keseluruhan pada tanggal 14 Maret 2023.
"Kami kemarin sepakat sudah harus pindah semua, tanggal 14 Maret ini," kata Eri dikutip dari ANTARA pada Sabtu (11/3).
Pendekatan Persuasif
©2021 Merdeka.com/Al-Kindi
Pria yang akrab disapa Cak Eri itu mengatakan, sebagian besar warga eks Kampung 1001 Malam direlokasi di Rusunawa Sumur Welut dan Benowo Pakal. Untuk itu jajaran Pemkot Surabaya melakukan berbagai pendekatan persuasif kepada warga.
“Kami menyadarkan pada warga bahwa tanah ini bukan milik mereka. Tapi kalau mereka terus menerus membangun rumah maka sungai menyempit lalu terjadilah banjir. Pendekatan itu yang kami lakukan, dan Alhamdulillah lancar semua,” kata Cak Eri.
Setelah semua warga dipindahkan, Cak Eri berharap tempat itu akan digunakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas untuk perluasan bozem dan revitalisasi sungai sesuai fungsinya.
Bersyukur
©2021 Merdeka.com/Al-Kindi
Sementara itu Sofyan (53), salah satu warga eks Kampung 1001 Malam, mengaku bersyukur dengan relokasi yang dilakukan Pemkot Surabaya. Ia mengaku sudah tujuh tahun tinggal di kampung itu dan kini mendapatkan tempat hunian yang lebih layak.
“Alhamdulillah saya terharu dan saya menyampaikan terima kasih untuk Pak Eri. Saya bersama kakek dan nenek bisa tinggal di Rusunawa Indrapura lantai 1,” kata Sofyan.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Status Tanggap Darurat Diaktifkan Pascagempa, Sumedang Dihadapkan Potensi Banjir dan Longsor
Ratusan pasien terpaksa dievakuasi untuk memastikan bangunan rumah sakit aman dihuni pasca gempa.
Baca SelengkapnyaMabuk Berat Usai Pesta Miras Malam Tahun Baru, Pemuda Tertidur di Rel Berujung Tewas Ditabrak Kereta
Saat akan melintas di lokasi kejadian dan melihat beberapa orang berada di rel kereta api, masinis segera membunyikan suling lokomotif berulang-ulang agar orang
Baca Selengkapnya6 Fakta Aksi Puasa Massal Pekerja Rumah Tangga di Enam Kota, Dorong RUU PPRT Segera Disahkan
Para pekerja rumah tangga melakukan aksi puasa massal mendesak RUU PPRT disahkan. Mereka akan tetap puasa sampai RUU PPRT disahkan menjadi Undang-Undang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Detik-Detik Penyelamatan Dramatis Pemuda Terperosok ke Sumur 19 Meter
Pihak keluarga dan rekan-rekannya berusaha menolong, namun sia-sia sehingga dilaporkan ke Basarnas Kupang.
Baca SelengkapnyaKeluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Baca SelengkapnyaMiris Perkampungan Waria Kumuh, Hidup Tanpa Listrik dan Air 'Ya Make Up Harus Siang'
Di tengah-tengah masyarakat yang hidup berkecukupan, ada sebuah perkampungan dengan kondisi begitu miris.
Baca SelengkapnyaGempa Sumedang Akibat Sesar Cileunyi, Ruangan RSUD dan Rumah Warga Rusak
Tiga kali Kabupaten Sumedang diguncang gempa bumi.
Baca SelengkapnyaPaksa Istri Minum Pembersih Lantai hingga Tewas, Suami di Malang jadi Tersangka
Peristiwa KDRT tersebut terjadi pada 24 Januari 2024 di Perumahan BMR Blok GO, Desa Watugede, Singosari, Kabupaten Malang.
Baca SelengkapnyaMomen Ribuan Warga Blitar Naik Kereta Menuju Sumatra, Diminta Pindah dari Pulau Jawa dengan Iming-iming Lahan Pertanian Luas
Minimnya lapangan pekerjaan dan upah buruh yang rendah membuat warga Blitar rela meninggalkan kampung halamannya
Baca Selengkapnya