Dulu Lokasi Favorit Prewedding Penjajah Belanda, Begini Potret Megah Bendungan di Banyuwangi
Bendungan ini dulu jadi lokasi prewedding favorit para penjajah Belanda.
Spot wisata dan prewedding andalan orang Belanda
Dulu Lokasi Favorit Prewedding Penjajah Belanda, Begini Potret Megah Bendungan di Banyuwangi
Kolonialis Belanda membangun bangunan irigasi terbesar di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur pada tahun 1921. Bendungan ini dibangun di Kecamatan Tegalsari. Orang-orang Belanda pada zaman itu paling suka mengunjungi bendungan ini untuk berwisata hingga prewedding.
(Foto: Google Maps Imam Ansori)
-
Dimana Bendungan Batutegi dibangun? Bendungan Batutegi yang terletak di Pekon Batu Tegi, Air Naningan, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung ini menjadi aset dan paling ikonik bagi daerah tersebut.
-
Dimana Bendungan Pamayaran berada? Lokasinya terletak persis di tengah-tengah batas wilayah antara Desa Pamarayan, Kecamatan Pamarayan dan Desa Panyabrangan, Kecamatan Cikeusal.
-
Kenapa Bendungan Batutegi dibangun? Pembangunan bendungan ini digunakan untuk menampung Sungai Sekampung yang menjadi aliran sungai terpanjang di Provinsi Lampung.
-
Kenapa Bendungan Pamayaran dibangun? Selain untuk infrastruktur, alasan pembangunan bendungan ini adalah untuk meredam emosi para petani di Serang. Di masa itu banyak petani yang marah karena kesulitan air akibat kebijakan pemerintah Belanda.
-
Apa yang menjadi ciri khas desain Bendungan Pamayaran? Hal menarik adalah bentuk desainnya yang dibuat ala gaya Eropa abad pertengahan. Bangunan pintu air di sana dibuat serupa dengan kuil di Athena, Yunani, dengan bentangan yang membelah sungai dan diapit oleh menara.
-
Apa daya tarik wisata Bendungan Gerak? Danau kecil dengan air yang tenang dan banyak pepohonan di kawasan Bendungan Gerak, Kecamatan Kalitidu.
Sang Arsitek
Kendati dibangun kolonial Belanda, pelaksana teknik pembangunan bendungan merupakan seorang pribumi asal Jawa Tengah, namanya Ir. Sutedjo. Sosoknya merupakan ahli bidang bangunan pengairan yang disebut memiliki kemampuan tersebut karena belajar secara otodidak.
Bendungan tersebut dibangun untuk mengatur aliran sungai Kalibaru. Di atas bendungan terdapat jembatan panjang yang digunakan sebagai penghubung antara Desa Karangdoro dan Desa Barurejo.
(Foto: Maps guna_one Hatible)
Eksotis
Selain jembatan panjang, di sekitar bendungan (dam) itu terdapat banyak perkebunan kakao. Perpaduan ini menjadikan kawasan Dam Karangdoro memiliki pemandangan eksotis.
Bendungan ini sangat disukai turis Eropa terutama dari Belanda. Keindahannya membuat orang-orang Belanda menjadikan Dam Karangdoro sebagai lokasi prewedding dan berwisata.
(Foto: Google Maps Bambang Priyo Cahyono)
Pernah Rusak Berat
Pada tahun 1929, pernah terjadi banjir besar di kawasan Dam Karangdoro. Akibatnya bendungan rusak berat. Dikutip dari laman resmi kominfo.jatimprov.go.id, renovasi bendungan dimulai pada tahun 1935. Namun, secara resmi baru difungsikan kembali pada tahun 1942 oleh kolonial Jepang.
Awali Musim Tanam
Masyarakat sekitar Dam Karangdoro punya tradisi khusus setiap memasuki awal musim tanam. Tradisi ini dikenal dengan nama Bubak Bumi.
(Foto: Google Maps Mayonaise White)
Tradisi Bubak Bumi sudah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai petani untuk mengawali musim tanam.
Tradisi ini diikuti warga yang tinggal di delapan kecamatan yang dialiri sungai Kalibaru, yakni Kecamatan Tegalsari, Bangorejo, Pesanggaran, Siliragung, Cluring, Purwoharjo, Muncar, dan Tegaldlimo.
Dikutip dari liputan6.com, Dam Karangdoro menjadi sumber pengairan penting bagi sawah-sawah di delapan kecamatan tersebut.
Bubak Bumi
Kegiatan Bubak Bumi antara lain tabur bunga sebagai penghormatan bagi mendiang Ir. Sutedjo, prosesi menuangkan dawet ke sungai sebagai harapan agar air melimpah ruah dan alirannya bisa menyuburkan kawasan pertanian. Dilanjutkan dengan masyarakat menikmati makan tumpeng sebagai tanda syukur kepada sang pencipta.