Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Depresi Mental Illness adalah Gangguan Kondisi Kejiwaan, Berikut Selengkapnya

Depresi Mental Illness adalah Gangguan Kondisi Kejiwaan, Berikut Selengkapnya Ilustrasi depresi. ©Pexels

Merdeka.com - Depresi mental illnessadalah gangguan suasana hati yang menyebabkan perasaan sedih dan kehilangan minat yang terjadi secara terus-menerus. Juga disebut gangguan depresi mayor atau depresi klinis, kondisi ini memengaruhi bagaimana penderitanya merasa, berpikir, dan berperilaku dan dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik.

Penderita depresi dapat mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas normal sehari-hari, dan kadang-kadang mereka juga merasa seolah-olah hidup tidak layak untuk dijalani. Lebih dari sekadar kesedihan, depresi bukanlah suatu kelemahan dan tidak bisa begitu saja diatasi. Depresi mental illness adalah kondisi yang memerlukan pengobatan jangka panjang.

Namun, penderita tidak boleh patah semangat. Kebanyakan penderita depresi dapat merasa lebih baik kondisinya dengan melakukan pengobatan atau psikoterapi, atau keduanya. Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya mengenai depresi yang merupakan salah satu jenis penyakit mental yang menarik untuk dipelajari.

Penyebab Depresi

Depresi mental illness adalah sebuah kondisi medis yang tidak memiliki penyebab tunggal. Kondisi ini bisa dipicu oleh krisis kehidupan, penyakit fisik, atau hal lain. Tetapi, bisa juga terjadi secara spontan.

Para ilmuwan percaya beberapa faktor dapat berkontribusi terhadap depresi. Dilansir dari laman National Alliance on Mental Illness, berikut adalah beberapa penyebab depresi yang paling umum;

  • Trauma. Ketika orang mengalami trauma pada usia dini, hal tersebut dapat menyebabkan perubahan jangka panjang dalam cara otak merespons rasa takut dan stres. Perubahan ini dapat menyebabkan depresi.
  • Genetika. Gangguan mood, seperti depresi, cenderung diturunkan dalam keluarga.
  • Keadaan hidup. Status pernikahan, perubahan hubungan, status keuangan, dan tempat tinggal seseorang memengaruhi apakah seorang individu akan mengalami depresi.
  • Perubahan otak. Studi pencitraan telah menunjukkan bahwa lobus frontal otak menjadi kurang aktif ketika seseorang mengalami depresi. Depresi juga dikaitkan dengan perubahan bagaimana kelenjar pituitari dan hipotalamus merespons stimulasi hormon.
  • Kondisi medis lainnya. Orang yang memiliki riwayat gangguan tidur, penyakit medis, nyeri kronis, kecemasan, dan attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD) lebih mungkin mengalami depresi. Beberapa sindrom medis (seperti hipotiroidisme) dapat meniru gangguan depresi. Beberapa obat juga dapat menyebabkan gejala depresi.
  • Penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol. 21% orang dewasa dengan gangguan penggunaan zat juga mengalami episode depresi berat, menurut laporan pada tahun 2018. Gangguan yang terjadi bersamaan memerlukan perawatan terkoordinasi untuk kedua kondisi tersebut, karena alkohol dapat memperburuk gejala depresi.
  • Gejala Depresi

    Meskipun depresi mental illness adalah kondisi yang mungkin terjadi hanya sekali dalam hidup, penderita biasanya akan memiliki beberapa episode. Selama episode ini, gejala depresi terjadi hampir sepanjang hari. Melansir dari laman Mayo Clini, berikut adalah gejala depresi yang bisa Anda amati;

  • Merasa sedih, sering menangis, merasa kosong atau putus asa.
  • Mengalami ledakan kemarahan, lekas marah atau frustrasi, bahkan untuk hal-hal kecil.
  • Kehilangan minat atau kesenangan dalam sebagian besar atau semua aktivitas normal, seperti seks, hobi, atau olahraga.
  • Gangguan tidur, termasuk insomnia atau terlalu banyak tidur.
  • Kelelahan dan kekurangan energi, sehingga tugas-tugas kecil pun membutuhkan usaha ekstra.
  • Berkurangnya nafsu makan dan penurunan berat badan atau meningkatnya keinginan untuk makan dan penambahan berat badan.
  • Mengalami kecemasan, agitasi atau kegelisahan.
  • Lambat dalam berpikir, berbicara atau gerakan tubuh.
  • Merasa tidak berharga atau bersalah, terpaku pada kegagalan masa lalu atau menyalahkan diri sendiri.
  • Kesulitan berpikir, berkonsentrasi, membuat keputusan dan mengingat sesuatu.
  • Serung memikirkan kematian secara berulang, memiliki pikiran untuk bunuh diri atau usaha bunuh diri.
  • Masalah fisik yang tidak dapat dijelaskan, seperti sakit punggung atau sakit kepala.
  • Bagi banyak penderita depresi, gejala yang dialami biasanya cukup parah hingga menyebabkan masalah nyata dalam kegiatan sehari-hari seperti pekerjaan, sekolah, kegiatan sosial atau hubungan dengan orang lain. Beberapa penderita mungkin merasa sengsara atau tidak bahagia tanpa benar-benar mengetahui alasannya.

    Gejala depresi pada anak-anak dan remaja

    Tanda dan gejala umum depresi pada anak-anak dan remaja mirip dengan orang dewasa, tetapi mungkin ada beberapa perbedaan.

  • Pada anak-anak yang lebih muda, gejala depresi biasanya termasuk kesedihan, lekas marah, kemelekatan, khawatir, sakit dan nyeri, menolak untuk pergi ke sekolah, atau kekurangan berat badan.
  • Pada remaja, gejalanya termasuk kesedihan, lekas marah, merasa negatif dan tidak berharga, marah, kinerja yang buruk atau kehadiran yang buruk di sekolah, merasa disalahpahami dan sangat sensitif, menggunakan narkoba atau alkohol, makan atau tidur terlalu banyak, menyakiti diri sendiri, kehilangan minat. dalam aktivitas normal, dan menghindari interaksi sosial.
  • Gejala depresi pada orang dewasa yang lebih tua

    Depresi bukanlah bagian normal dari bertambahnya usia, dan hal tersebut tidak boleh dianggap enteng. Sayangnya, depresi seringkali tidak terdiagnosis dan tidak diobati pada orang dewasa yang lebih tua, dan mereka juga mungkin merasa enggan untuk mencari bantuan. Gejala depresi dapat berbeda atau kurang jelas pada orang dewasa yang lebih tua, seperti:

  • Kesulitan memori atau perubahan kepribadian
  • Sakit fisik
  • Kelelahan, kehilangan nafsu makan, masalah tidur atau kehilangan minat pada seks yang tidak disebabkan oleh kondisi medis atau obat-obatan
  • Sering ingin berdiam diri di rumah, daripada keluar untuk bersosialisasi atau melakukan hal baru
  • Pikiran atau perasaan untuk bunuh diri, terutama pada pria yang lebih tua
  • Jika Anda merasa tertekan dan merasakan gejala-gejala seperti di atas, buatlah janji bertemu dengan dokter atau ahli kesehatan mental sesegera mungkin. Jika Anda enggan untuk mencari pengobatan, bicarakan dengan teman atau orang terdekat, ahli kesehatan mana pun, pemimpin agama, atau orang lain yang Anda percayai.

    Perawatan Depresi

    Meskipun gangguan depresi mental illness adalah kondisi yang bisa menjadi penyakit yang menghancurkan, penyakit ini juga dapat merespons pengobatan. Kuncinya adalah mendapatkan evaluasi dan rencana perawatan yang spesifik.

    Perencanaan keselamatan penting bagi individu yang memiliki pikiran untuk bunuh diri. Setelah penilaian mengesampingkan kemungkinan penyebab medis dan lainnya, rencana perawatan yang berpusat pada pasien dapat mencakup salah satu atau kombinasi dari berikut ini:

  • Psikoterapi termasuk terapi perilaku kognitif, terapi yang berfokus pada keluarga dan terapi interpersonal.
  • Obat-obatan termasuk antidepresan, penstabil mood dan obat antipsikotik.
  • Olahraga dapat membantu pencegahan dan gejala ringan hingga sedang.
  • Terapi stimulasi otak dapat dicoba jika psikoterapi dan/atau pengobatan tidak efektif. Ini termasuk terapi electroconvulsive (ECT) untuk gangguan depresi dengan psikosis atau stimulasi magnetik transkranial berulang (RTM) untuk depresi berat.
  • Terapi cahaya, yang menggunakan kotak cahaya untuk mengekspos seseorang ke cahaya spektrum penuh dalam upaya untuk mengatur hormon melatonin.
  • Pendekatan alternatif termasuk akupunktur, meditasi, iman dan nutrisi dapat menjadi bagian dari rencana perawatan yang komprehensif.
  • (mdk/edl)
    ATAU
    Geser ke atas Berita Selanjutnya

    Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
    lihat isinya

    Buka FYP
    7 Contoh Depresi dan Penjelasannya, Perlu Diwaspadai

    7 Contoh Depresi dan Penjelasannya, Perlu Diwaspadai

    Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan suasana hati yang terus mengalami tekanan dan kehilangan semangat hidup.

    Baca Selengkapnya
    Mengenal Ciri-Ciri Depresi Terselubung dan Cara Mengatasinya, Jangan Dibiarkan

    Mengenal Ciri-Ciri Depresi Terselubung dan Cara Mengatasinya, Jangan Dibiarkan

    Depresi terselubung adalah kondisi ketika seseorang merasa tertekan, tapi tidak menunjukkan gejala atau ciri-ciri seperti orang yang depresi pada umumnya.

    Baca Selengkapnya
    7 Gejala Awal Depresi yang Perlu Diwaspadai Sebelum Semakin Memburuk

    7 Gejala Awal Depresi yang Perlu Diwaspadai Sebelum Semakin Memburuk

    Sebelum berubah menjadi depresi, terdapat sejumlah gejala yang perlu dikenali.

    Baca Selengkapnya
    Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
    video untuk kamu.
    SWIPE UP
    Untuk melanjutkan membaca.
    Kenali 4 Gejala Awal Depresi yang Mungkin Saja Menimpamu, Jangan Diabaikan!

    Kenali 4 Gejala Awal Depresi yang Mungkin Saja Menimpamu, Jangan Diabaikan!

    Beberapa gejala awal depresi yang mungkin saja dialami, tapi nggak disadari. Apa saja?

    Baca Selengkapnya
    11 Jenis Meditasi untuk Mengatasi Depresi, Sudah Coba?

    11 Jenis Meditasi untuk Mengatasi Depresi, Sudah Coba?

    Meditasi hadir menjadi salah satu langkah alternatif yang terjangkau untuk mengatasi depresi seseorang. Yuk, simak lebih lanjut!

    Baca Selengkapnya
    Bagaimana Cara Mengenali Apakah Kondisi Kesehatan Mental Kita Sedang Tidak Baik

    Bagaimana Cara Mengenali Apakah Kondisi Kesehatan Mental Kita Sedang Tidak Baik

    Mengenali apakah kondisi mental kita tidak sedang baik bisa menjadi cara untuk mencegah masalah menjadi lebih parah.

    Baca Selengkapnya
    Orang yang Hidup Sendiri Cenderung Mudah Alami Depresi

    Orang yang Hidup Sendiri Cenderung Mudah Alami Depresi

    Tinggal sendirian memiliki kecenderungan lebih besar untuk mengalami depresi.

    Baca Selengkapnya
    Manfaat Memaafkan bagi Kesehatan Mental, Kurangi Risiko Kecemasan dan Depresi

    Manfaat Memaafkan bagi Kesehatan Mental, Kurangi Risiko Kecemasan dan Depresi

    Memaafkan tidak mudah, namun dapat menyejahterakan mental.

    Baca Selengkapnya
    Gejala Depresi Pasca Melahirkan, Penyebab, dan Cara Mengatasinya yang Wajib Diketahui

    Gejala Depresi Pasca Melahirkan, Penyebab, dan Cara Mengatasinya yang Wajib Diketahui

    Depresi pasca melahirkan adalah hal yang penting untuk dipelajari dan disadari kemunculannya.

    Baca Selengkapnya