Ciri Terkena HIV dan Penyebabnya yang Wajib Dikenali, Baca Lebih Lanjut
Merdeka.com - Ciri terkena HIV dan gejala-gejalanya adalah hal yang patut diketahui secara umum, untuk meningkatkan kewaspadaan. HIV adalah infeksi menular seksual (IMS). HIV dapat menyebar melalui kontak dengan darah yang terinfeksi atau dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan atau menyusui.
Jika HIV tidak diobati, penyakit ini akan semakin parah seiring waktu dan akhirnya mengalahkan sistem kekebalan Anda hingga menyebabkan AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). Mempelajari dasar-dasar tentang HIV dapat membuat Anda tetap sehat dan mencegah penularan HIV.
Hingga saat ini, masih tidak ada obat untuk mengatasi infeksi HIV. Namun, dengan meningkatnya akses ke pencegahan, diagnosis, pengobatan dan perawatan HIV yang efektif, termasuk untuk infeksi oportunistik, infeksi HIV telah menjadi kondisi kesehatan kronis yang dapat dikelola, memungkinkan orang yang hidup dengan HIV untuk menjalani hidup yang panjang dan sehat.
Infeksi HIV terjadi dalam tiga tahap. Gejala atau ciri terkena HIV akan tergantung pada stadium atau tahap tersebut. Berikut penjelasan selengkapnya, dilansir dari berbagai sumber.
Stadium HIV
Penyakit HIV terdiri dari beberapa tahapan atau stadium. Ketika penderita HIV tidak mendapatkan pengobatan, penyakit ini biasanya akan berkembang melalui tiga tahap. Pengobatan HIV dapat memperlambat atau mencegah perkembangan penyakit.
Dengan kemajuan dunia pengobatan saat ini, perkembangan HIV hingga ke Tahap 3 saat ini kurang umum dibandingkan pada saat-saat awal kemunculan HIV. Dilansir dari laman cdc.gov, berikut 3 tahapan atau stadium HIV;
Tahap 1: Infeksi HIV Akut
Tahap 2: Infeksi HIV kronis
Tahap 3: Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)
Ciri Terkena HIV
Dilansir dari laman WHO, ciri terkena HIV biasanya bervariasi tergantung pada stadium atau tahapan infeksinya. Meskipun HIV cenderung paling menular dalam beberapa bulan pertama setelah seseorang terinfeksi, banyak penderitanya yang tidak menyadari status mereka sampai tahap selanjutnya karena ciri terkena HIV biasanya tidak tampak.
Dalam beberapa minggu pertama setelah infeksi awal, penderita mungkin tidak mengalami gejala atau jika bergejala, ciri terkena HIV pada awalnya hanya seperti penyakit influenza termasuk demam, sakit kepala, ruam atau sakit tenggorokan.
Ketika infeksi semakin melemahkan sistem kekebalan, mereka dapat mengembangkan tanda dan ciri terkena HIV lainnya seperti pembengkakan kelenjar getah bening, penurunan berat badan, demam, diare dan batuk. Tanpa pengobatan, kondisi ini juga dapat berkembang menjadi penyakit parah seperti tuberkulosis (TB), meningitis kriptokokus, infeksi bakteri parah, dan kanker seperti limfoma dan sarkoma Kaposi.
Mengutip laman webmd.com, secara umum ciri terkena HIV pada awalnya adalah sebagai berikut;
Jika Anda memiliki gejala seperti ini dan mungkin telah melakukan kontak dengan seseorang yang terkena HIV dalam 2 sampai 6 minggu terakhir, segera kunjungi dokter dan minta untuk melakukan tes HIV. Jika Anda tidak memiliki gejala tetapi masih berpikir Anda mungkin telah melakukan kontak dengan virus, lebih baik lakukan tes juga untuk berjaga-jaga.
Pengujian awal HIV sangat penting karena dua alasan. Pertama, pada tahap ini, tingkat HIV dalam darah dan cairan tubuh sangat tinggi. Ini membuatnya sangat menular. Kedua, memulai pengobatan sesegera mungkin dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan meringankan gejala Anda.
Kombinasi obat (disebut obat HIV, terapi antiretroviral, atau ART) dapat membantu melawan HIV, menjaga sistem kekebalan tetap sehat, dan mencegah Anda menyebarkan virus. Jika Anda minum obat ini dan memiliki kebiasaan sehat, infeksi HIV mungkin tidak akan bertambah parah.
Faktor Risiko dan Pencegahan HIV
Perilaku dan kondisi yang menempatkan individu pada risiko yang lebih besar tertular HIV meliputi:
Seseorang dapat mengurangi risiko infeksi HIV dengan membatasi paparan faktor risiko. Pendekatan kunci untuk pencegahan HIV, yang sering digunakan dalam kombinasi, meliputi:
Penyakit HIV dapat dikelola dengan rejimen pengobatan yang terdiri dari kombinasi tiga atau lebih obat antiretroviral (ARV). Terapi antiretroviral (ART) saat ini tidak menyembuhkan infeksi HIV.
Obat ini berfungsi untuk sangat menekan replikasi virus dalam tubuh seseorang dan memungkinkan pemulihan sistem kekebalan individu untuk memperkuat dan mendapatkan kembali kapasitas untuk melawan infeksi oportunistik dan beberapa jenis kanker.
(mdk/edl)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Apa Penyebab Orang Terjangkit HIV?
Banyak orang belum memahami penyebab HIV. Yuk, simak hal-hal yang bisa jadi penyebab seseorang terjangkit HIV!
Baca SelengkapnyaBagaimana Seseorang Bisa Sembuh dari HIV?
Sebagian besar orang meyakini bahwa HIV adalah penyakit yang tidak dapat diobati. Yuk, cek kebenarannya!
Baca SelengkapnyaCara Mencegah Penularan Virus Nipah, Kenali Gejalanya
Infeksi virus Nipah dapat dicegah dengan menghindari paparan terhadap babi dan kelelawar serta menerapkan kebiasaan bersih.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengenal Hamil Kebo dan Penyebabnya, Kondisi Hamil Tak Rasakan Gejala
Hamil kebo adalah kondisi hamil yang gejalanya tidak disadari.
Baca SelengkapnyaPengertian AIDS, Tanda-Tanda dan Kenali Gejalanya dengan Cepat
AIDS adalah stadium HIV yang paling lanjut dan parah. Gejala AIDS terjadi karena dampak parah virus pada sistem kekebalan tubuh.
Baca SelengkapnyaManfaat Vaksin HPV yang Penting Dipahami, Ketahui Efek Sampingnya
Penjelasan mengenai manfaat dan efek samping dan efek samping vaksin HPV.
Baca SelengkapnyaMengenal Femisida Intim dan Jenisnya, Pembunuhan Perempuan oleh Pasangannya
Femisida intim adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembunuhan perempuan yang dilakukan oleh pasangan atau mantan pasangan mereka.
Baca SelengkapnyaPenyebab Gangguan Tidur pada Ibu Hamil, Ketahui Juga Cara Mengatasinya
Mengalami gangguan tidur saat hamil adalah hal yang umum terjadi dan dapat diatasi.
Baca SelengkapnyaBegini Cara Agar Anak Tak Gampang Sakit di Musim Hujan, Orangtua Wajib Tahu
Di musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.
Baca Selengkapnya