9 Bahaya Kelebihan Protein bagi Kesehatan, Dapat Picu Penyakit Serius
Merdeka.com - Mengonsumsi sumber makanan berprotein tinggi berkualitas telah terbukti membawa dampak yang sangat baik untuk tubuh. Makanan tinggi protein berkualitas dapat membantu menurunkan berat badan dan membangun massa otot.
Sumber protein berkualitas adalah makanan yang memiliki jumlah protein tinggi dibandingkan dengan jumlah kalori yang dikandungnya, dan juga rendah lemak jenuh. Protein yang baik juga kaya dengan nutrisi yang dibutuhkan setiap hari, termasuk 9 asam amino esensial.
Namun, mengonsumsi nutrisi apa pun dalam jumlah tinggi untuk jangka waktu yang lama biasanya memiliki risiko, seperti halnya dengan protein. Jadi, hanya karena suatu makanan mengandung protein berkualitas, tidak berarti makanan tersebut sehat dan aman dikonsumsi berlebihan.
Konsumsi protein berlebihan dapat menyebabkan peningkatan risiko komplikasi kesehatan tertentu, menurut penelitian. Diet tinggi protein juga dikaitkan dengan beberapa risiko kesehatan yang penting untuk disadari. Pakar nutrisi tidak menganjurkan konsumsi protein melebihi jumlah harian yang disarankan.
Berikut beberapa bahaya kelebihan protein bagi kesehatan tubuh yang patut Anda waspadai seperti melansir dari Healthline.
1. Penambahan Berat Badan
Bahaya kelebihan protein yang pertama dapat memicu penambahan berat badan. Diet tinggi protein diketahui dapat mempromosikan penurunan berat badan, tetapi jenis penurunan berat badan model ini mungkin hanya bertahan dalam jangka pendek.
Kelebihan protein yang dikonsumsi biasanya disimpan sebagai lemak, sedangkan kelebihan asam amino dikeluarkan dari tubuh. Hal ini dapat menyebabkan penambahan berat badan seiring waktu, terutama jika Anda mengonsumsi terlalu banyak kalori saat mencoba meningkatkan asupan protein.
Sebuah studi yang dipublikasikan di clinicalnutritionjournal.com menemukan bahwa penambahan berat badan secara signifikan dikaitkan dengan diet di mana protein menggantikan karbohidrat, tetapi tidak saat protein menggantikan lemak.
2. Bau Mulut
Bahaya kelebihan protein yang kedua dapat menyebabkan bau mulut atau napas tak sedap. Mengonsumsi protein dalam jumlah besar dapat menyebabkan bau mulut, terutama jika Anda membatasi asupan karbohidrat.
Penelitian mendapati bahwa hal ini dapat terjadi karena sebagian tubuh memasuki keadaan metabolisme yang disebut ketosis, yang menghasilkan bahan kimia yang mengeluarkan bau yang tidak sedap.
Menyikat dan membersihkan gigi dengan benang tidak akan menghilangkan baunya. Anda perlu menggandakan asupan air, menyikat gigi lebih sering, dan mengunyah permen karet untuk mengatasi efek ini.
3. Sembelit
Bahaya kelebihan protein yang ketiga dapat menyebabkan sembelit. Diet tinggi protein yang membatasi karbohidrat biasanya rendah serat. Meningkatkan asupan air dan serat dapat membantu mencegah sembelit.
4. Diare
Bahaya kelebihan protein yang keempat dapat menyebabkan diare. Mengonsumsi terlalu banyak produk olahan susu, ditambah dengan kekurangan serat, bisa menyebabkan diare. Hal ini terutama akan terjadi jika Anda tidak toleran terhadap laktosa atau mengonsumsi sumber protein seperti daging goreng, ikan, dan unggas.
Konsumsilah protein yang menyehatkan jantung. Untuk menghindari diare, perbanyak minum air putih, hindari minuman berkafein, batasi makanan yang digoreng dan konsumsi lemak berlebih, serta tingkatkan asupan serat.
5. Dehidrasi
Bahaya kelebihan protein yang kelima dapat menyebabkan dehidrasi. Tubuh membuang kelebihan nitrogen dengan cairan dan air. Hal ini bisa membuat Anda mengalami dehidrasi, meskipun Anda mungkin tidak merasa lebih haus dari biasanya.
Sebuah studi yang melibatkan atlet menemukan bahwa saat asupan protein meningkat, tingkat hidrasi menurun. Namun, studi lain menyimpulkan bahwa mengonsumsi lebih banyak protein berdampak minimal pada hidrasi.
Risiko atau efek ini dapat diminimalkan dengan meningkatkan asupan air, terutama jika Anda adalah orang yang aktif. Namun terlepas dari konsumsi protein, penting untuk selalu minum banyak air sepanjang hari.
6. Picu Kerusakan Ginjal
Bahaya kelebihan protein yang keenam dapat memicu kerusakan ginjal. Meskipun belum ada penelitian besar yang menghubungkan asupan protein tinggi dengan kerusakan ginjal pada individu yang sehat, kelebihan protein dapat menyebabkan kerusakan pada orang dengan penyakit ginjal yang sudah diderita sebelumnya.
Hal ini karena kelebihan nitrogen yang ditemukan dalam asam amino penyusun protein. Ginjal yang rusak harus bekerja lebih keras untuk membuang nitrogen ekstra dan produk limbah metabolisme protein. Secara terpisah, sebuah studi oleg Clinical Journal of the American Society of Nephrology mengamati efek diet rendah karbohidrat tinggi protein versus diet rendah lemak pada ginjal.
Studi tersebut menemukan bahwa pada orang dewasa obesitas yang sehat, diet rendah karbohidrat tinggi protein selama dua tahun tidak terkait dengan efek berbahaya yang nyata pada filtrasi ginjal, albuminuria, atau keseimbangan cairan dan elektrolit dibandingkan dengan diet rendah lemak.
7. Tingkatkan Risiko Kanker
Bahaya kelebihan protein yang ketujuh dapat meningkatkan risiko penyakit kanker. Sebuah studi yang diterbitkan JAMA Network oleh American Medical Association telah menunjukkan bahwa diet tinggi protein berbasis daging merah memiliki keterkaitan dengan peningkatan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk kanker.
Mengonsumsi banyak daging merah atau daging olahan dikaitkan dengan kanker kolorektal, payudara, dan prostat. Sebaliknya, mengonsumsi protein dari sumber lain telah dikaitkan dengan penurunan risiko kanker. Para ilmuwan percaya hal ini bisa jadi sebagian karena hormon, senyawa karsinogenik, dan lemak yang ditemukan dalam daging.
8. Picu Penyakit Jantung
Bahaya kelebihan protein yang selanjutnya dapat memicu penyakit jantung. Mengonsumsi banyak daging merah dan makanan olahan susu berlemak sebagai bagian dari diet tinggi protein dapat menyebabkan penyakit jantung. Hal ini terkait dengan asupan lemak jenuh dan kolesterol yang lebih tinggi.
Menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journals of American Heart Association, makan daging merah dalam jumlah besar dan produk susu tinggi lemak terbukti dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner pada wanita. Makan unggas, ikan, dan kacang-kacangan menurunkan risikonya.
Sebuah studi tahun 2018 yang dipublikasikan oleh European Heart Journal juga menunjukkan bahwa konsumsi daging merah dalam jangka panjang dapat meningkatkan trimethylamine N-oxide (TMAO), bahan kimia yang dihasilkan usus yang terkait dengan penyakit jantung. Temuan juga menunjukkan bahwa mengurangi atau menghilangkan pola makan daging merah membalikkan efeknya.
9. Kehilangan Kalsium
Bahaya kelebihan protein yang terakhir dapat memicu kehilangan kalsium. Pola makan yang tinggi protein dan daging dapat menyebabkan hilangnya kalsium. Hal ini terkadang juga dikaitkan dengan osteoporosis dan kesehatan tulang yang buruk.
Sebuah tinjauan studi dalam ISRN Nutrition Journal menemukan hubungan antara tingkat konsumsi protein yang tinggi dan kesehatan tulang yang buruk. Namun, tinjauan lainnya menemukan bahwa efek protein pada kesehatan tulang tidak meyakinkan. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memperluas dan menyimpulkan temuan ini.
(mdk/edl)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
4 Hal yang Akan Dirasakan Oleh Tubuh Jika Mengonsumsi Makanan dengan Tinggi Protein
Manfaat yang bisa didapatkan oleh tubuh ketika mengonsumsi makanan tinggi protein.
Baca Selengkapnya8 Makanan Tinggi Protein untuk Buka Puasa, Bantu Kembalikan Energi
Memastikan asupan protein yang cukup saat berbuka puasa adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan dan keseimbangan nutrisi selama bulan Ramadan.
Baca Selengkapnya11 Makanan Tinggi Protein Tanpa Lemak yang Paling Sehat Dikonsumsi
Mengonsumsi makanan yang mengandung protein tinggi memiliki peranan dalam menjaga kesehatan dan mendukung pembentukan otot.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Demi Kesehatan saat Berpuasa, Pahami Pola Nutrisi Sehat saat Sahur dan Buka
Konsumsi makanan yang tepat saat sahur dan buka menjadi kunci penting dalam menjaga kesehatan dan kebugaran selama bulan puasa.
Baca Selengkapnya5 Ikan yang Tidak Disarankan untuk Dikonsumsi oleh Penderita Darah Tinggi
Protein hewani dari ikan adalah asupan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Tetapi, beberapa ikan tidak disarankan bagi pengidap dadarh tinggi.
Baca SelengkapnyaDari Dada, Paha, hingga Sayap Ternyata Ini yang Paling Tinggi Proteinnya
Ayam, sebagai salah satu bahan makanan yang sangat umum digunakan, memang memiliki beragam bagian dengan kandungan protein dan lemak yang berbeda-beda.
Baca Selengkapnya7 Manfaat Makan Telur Setiap Hari, Perhatikan Cara Memasaknya
Telur memiliki gizi yang hampir lengkap, seperti protein, lemak, vitamin, mineral, dan senyawa antioksidan. Telur juga dianggap baik dikonsumsi setiap hari.
Baca SelengkapnyaMana yang Lebih Baik antara Protein Hewani dan Nabati untuk Berat Badan?
Protein adalah jenis zat nutrisi yang berperan penting dalam mengelola berat badan yang sehat bagi tubuh.
Baca SelengkapnyaMakan Enak tapi Kolesterol Aman, 5 Jenis Ikan Ini Cocok Dikonsumsi Pengidap Kolesterol Tinggi
Seperti tekanan darah dan gula darah, tingkat kolesterol di dalam tubuh dapat meningkat secara tiba-tiba. Oleh karena itu, berikut rekomendasi makanannya.
Baca Selengkapnya