Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

8 Penyakit Menular Seksual dan Penyebabnya yang Wajib Anda Ketahui

8 Penyakit Menular Seksual dan Penyebabnya yang Wajib Anda Ketahui ilustrasi pasangan bahagia. ©www.phillymag.com

Merdeka.com - Penyakit menular seksual (PMS) atau infeksi menular seksual (IMS) adalah penyakit yang biasanya menular dari satu orang ke orang lain melalui kontak seksual. Sebagian besar jenis penyakit menular seksual cukup umum diketahui dan pengobatanya yang efektif juga sudah tersedia, terutama pada tahap awal.

Beberapa PMS tidak berbahaya, tetapi yang lain dapat menyebabkan komplikasi parah jika Anda tidak segera mengobatinya. HIV memiliki jalur penularan lain. Sebagai contoh, PMS jenis ini dapat menyebar melalui penggunaan jarum obat yang tidak disterilkan, serta melalui kontak seksual.

Siapa pun dapat tertular penyakit menular seksual, terlepas dari orientasi seksual dan standar kebersihannya. Banyak PMS yang dapat ditularkan melalui aktivitas seksual tanpa penetrasi. Artikel ini akan membahas tentang beberapa jenis penyakit menular seksual umum dan cara penularannya yang wajib Anda ketahui.

1. Chlamydia

Penyakit menular seksual yang pertama adalah chlamydia. Chlamydia disebabkan oleh infeksi Chlamydia trachomatis. Ini adalah jenis infeksi umum yang dapat menyebar melalui hubungan seks anal, vaginal, dan oral. Seorang wanita hamil juga dapat menularkannya kepada bayi selama persalinan.

Chlamydia biasanya tidak menghasilkan gejala, tetapi dapat mengakibatkan infertilitas dan komplikasi lain jika seseorang tidak menerima perawatan untuk itu. Chlamydia juga sangat mudah disembuhkan dengan perawatan dini. Jika gejala memang terjadi, hal yang muncul mungkin termasuk perubahan warna keputihan dan rasa sakit yang membakar selama buang air kecil.

Chlamydia juga dapat mempengaruhi rektum, jika infeksi terjadi akibat seks anal atau jika infeksi menyebar dari daerah lain. Ini dapat menyebabkan nyeri dubur, pendarahan dubur dan sejenisnya. Pada mereka yang mengalami gejala, biasanya gejala akan muncul 7-21 hari setelah paparan.

2. Genital Herpes

Penyakit menular seksual yang kedua adalah genital herpes. Virus herpes simpleks (HSV) adalah virus umum yang menyerang kulit, leher rahim, alat kelamin, dan beberapa bagian tubuh lainnya. HSV-1 biasanya mempengaruhi mulut. Orang dapat tertular melalui air liur atau jika ada luka terkait herpes di sekitar mulut pasangannya. Hal ini dapat menular ke area genital selama seks oral.

Sementara itu, HSV-2 dapat memengaruhi area genital, area anal, dan mulut. Ia menular melalui hubungan seks vaginal, oral, dan anal. Seseorang tidak dapat tertular herpes dari peralatan, kursi toilet, kolam renang, sabun, atau tempat tidur.

Namun, jika seseorang menyentuh bagian tubuh yang terdapat herpes dan kemudian menyentuh bagian lain dari tubuh mereka, mereka herpes dapat menyebar ke daerah tersebut.

Gejala utama herpes adalah lepuh di sekitar mulut, anus, atau area genital. Lepuh ini bisa pecah, menyebabkan sakit yang amat sangat dan membutuhkan waktu seminggu atau lebih lama untuk menghilang. Beberapa gejala infeksi awal termasuk:

demam pegal-pegal pembengkakan kelenjar getah bening

3. Hepatitis B

Penyakit menular seksual yang ketiga adalah hepatitis B. Hepatitis B dapat menyebabkan infeksi jangka panjang dan mengakibatkan kerusakan hati.

Setelah seseorang terserang virus, virus itu dapat tetap berada dalam air mani, darah, dan cairan tubuh lainnya. Transmisi hepatitis B dapat terjadi melalui:

kontak seksual menggunakan peralatan yang tidak steril untuk injeksi menusuk kulit dengan benda tajam di mana terdapat virus Seorang wanita dapat menularkan infeksi ini kepada bayi selama kehamilan atau persalinan. Namun, dokter dapat menyarankan cara untuk mencegah hal ini.

Selama puting susu tidak retak, risiko penularan virus melalui ASI dapat Anda kesampingkan, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). Orang yang berisiko tinggi tertular hepatitis B harus bertanya kepada dokter mereka tentang vaksin yang dapat menawarkan perlindungan.

Vaksin mungkin tidak menawarkan kekebalan jangka panjang, namun dapat memberi petunjuk mengenai perlindungan lanjutan.

4. Trikomoniasis

Penyakit menular seksual yang keempat adalah trikomoniasis. Trikomoniasis atau trich, dapat menyerang pria dan wanita.

Tetapi, wanita lebih mungkin mengalami gejalanya. Trichomonas vaginalis adalah penyebab infeksi ini. Pada wanita, penyakit ini kemungkinan besar akan mempengaruhi vagina. Pada pria, infeksi dapat berkembang di uretra.

Penularan dapat terjadi melalui hubungan seks penetrasi dan vulva-ke-vulva. Banyak orang tidak mengalami gejala apa pun. Jika gejalanya muncul, maka itu termasuk:

keputihan yang tidak biasa rasa sakit saat buang air kecil rasa sakit saat ejakulasi rasa sakit atau ketidaknyamanan saat berhubungan seks

Trich juga dapat menyebabkan komplikasi kehamilan dan meningkatkan risiko tertular dan menularkan HIV. Dokter dapat meresepkan obat untuk mengatasi trich, tetapi kedua pasangan kemungkinan akan membutuhkan perawatan bersama karena infeksi ini dapat kembali lagi. Tanpa perawatan, trich dapat bertahan berbulan-bulan atau bertahun-tahun.

5. HIV

Penyakit menular seksual yang kelima adalah HIV. HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Kontak seksual adalah salah satu cara penularan HIV, tetapi HIV juga dapat menular dengan cara lain.

HIV membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi tertentu lainnya. Orang dengan HIV juga memiliki risiko lebih tinggi untuk memiliki IMS lain. Tanpa pengobatan, kerentanan terhadap infeksi ini memburuk dan dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa.

Setelah seseorang terinfeksi HIV, virus akan hadir dalam cairan tubuh mereka, termasuk air mani, darah, ASI, dan cairan vagina dan dubur. Jika cairan ini masuk ke tubuh orang lain, orang itu juga dapat terserang HIV.

Ini dapat terjadi melalui kontak seksual, berbagi jarum, melalui kulit yang luka, melahirkan, menyusui, dan sebagainya.

Pengobatan dapat mengurangi jumlah virus yang ada di dalam tubuh ke tingkat yang tidak terdeteksi. Ini berarti bahwa jumlah virus di dalam darah sangat kecil sehingga tes darah tidak dapat mendeteksinya.

Ini juga berarti bahwa orang tersebut tidak dapat menularkan HIV ke orang lain. Seseorang dengan HIV yang tidak terdeteksi harus terus mengikuti rencana perawatan tepat seperti yang disarankan dokter untuk menjaga tingkat virus tetap rendah.

Beberapa cara lain untuk mencegah penularan meliputi:

menggunakan kondom atau metode penghalang lainnya selama hubungan seks anal atau penetrasi vagina mengambil PrEP, yang merupakan obat yang dapat membantu mencegah perkembangan HIV pada orang yang terpapar virus tidak berbagi jarum menggunakan sarung tangan dan membuang benda tajam dengan hati-hati, seperti saat bekerja di lingkungan perawatan kesehatan.

6. Human Papillomavirus

Penyakit menular seksual yang ke enam adalah human papillomavirus. Human papillomavirus (HPV) mengacu pada sekelompok virus yang mempengaruhi kulit dan selaput lendir, seperti tenggorokan, leher rahim, anus, dan mulut. Ada berbagai jenis HPV dan beberapa menimbulkan risiko yang lebih tinggi daripada yang lain.

HPV biasa terjadi. Penyakit ini mempengaruhi sekitar 79 juta orang di Amerika Serikat. Hampir setiap orang yang aktif secara seksual akan memiliki HPV pada titik tertentu, kecuali mereka memiliki vaksinasi untuk mencegahnya. Banyak orang tidak mengalami gejala, tetapi mereka masih bisa menularkan virus ini kepada orang lain.

Beberapa jenis HPV dapat menyebabkan kutil kelamin. Jenis ini cenderung berisiko rendah. Memiliki HPV juga dapat meningkatkan risiko kanker serviks dan tenggorokan. HPV dapat menyebar melalui:

seks vaginal dan anal seks oral kontak genital-ke-genital dari wanita hamil ke janin, meskipun ini jarang terjadi

Vaksinasi dapat membantu mencegah penularan HPV.

7. Sifilis

Penyakit menular seksual yang ke tujuh adalah sifilis. Sifilis berasal dari infeksi bakteri Treponema pallidum. Ini adalah infeksi yang berpotensi serius, dan perawatan dini diperlukan untuk mencegah kerusakan permanen dan komplikasi jangka panjang.

Biasanya, ada empat tahap dalam penyakit sifilis. Pada tahap pertama, akan terlihat luka bulat yang keras di lokasi infeksi, biasanya di sekitar alat kelamin, dubur, dubur, atau mulut.

Hal ini cenderung berlangsung selama 3-6 minggu. Luka tersebut mungkin tidak terlihat karena seringnya tidak terasa sakit dan berada di daerah yang tersembunyi seperti di vagina.

Seseorang dapat menularkan bakteri ini pada titik mana pun selama infeksi. Sifilis juga dapat menular dari seorang wanita ke janin selama kehamilan. Pada tahap sekunder, mungkin akan nampak:

ruam tidak gatal pada bintik-bintik kasar, kecoklatan atau merah pada telapak tangan atau telapak kaki lesi pada selaput lendir, seperti mulut, vagina, atau anus pembengkakan kelenjar getah bening rambut rontok sakit kepala penurunan berat badan nyeri otot kelelahan demam

Pada tahap laten, gejalanya akan hilang tetapi bakteri tetap berada di dalam tubuh dan dapat terus menyebabkan kerusakan. Pada tahap tersier, komplikasi yang mengancam kehidupan dapat memengaruhi otak, sistem saraf, mata, jantung, dan beberapa organ lainnya. Gejala pada tahap ini akan tergantung pada bagian tubuh mana sifilis mempengaruhi.

Satu-satunya cara untuk mengkonfirmasi ada atau tidaknya sifilis adalah dengan melakukan tes. Jika hasilnya positif, orang tersebut harus memberi tahu pasangan seksualnya dan mereka juga harus mencari saran medis. Rata-rata, gejala akan muncul 21 hari setelah penularan bakteri. Tetapi bisa juga memakan waktu antara 10 dan 90 hari untuk muncul.

8. Gonorea

Penyakit menular seksual yang ke delapan adalah gonorea. Gonorea adalah infeksi umum yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit ini sangat menular dan jika tanpa perawatan medis dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa.

Seseorang dapat menularkan gonorea selama seks oral, vagina, atau anal. Jika mereka menyentuh area tubuh yang terinfeksi dan kemudian menyentuh mata mereka, gonorea juga dapat menyebabkan mata menjadi merah muda. Seorang wanita hamil juga dapat menularkan infeksi kepada bayi selama persalinan.

N. gonorrhoeae tumbuh subur di bagian tubuh yang hangat dan lembab, seperti vagina, penis, mulut, dubur, dan mata. Seseorang dapat menularkan infeksi ini selama kontak seksual. Seringkali gonorea tidak menampilkan gejala, tetapi jika gejala itu terjadi, mereka mungkin termasuk:

rasa sakit saat buang air kecil keputihan pembengkakan pada alat kelamin pendarahan

Jika gonorea menyerag dubur, maka itu dapat menyebabkan:

gatal pada dubur rasa sakit saat buang air besar

Infeksi yang terjadi akibat seks oral dapat menyebabkan rasa sakit yang membakar di tenggorokan dan pembengkakan kelenjar getah bening. Pada wanita, infeksi dapat menyebabkan penyakit radang panggul. Laki-laki dapat mengalami peradangan epididimis, yang merupakan tabung yang menyimpan sperma. Kedua kondisi tersebut dapat mempengaruhi kesuburan.

Segera setelah seseorang menderita gonorea, bakteri tersebut dapat menyebar ke orang lain dan ke bagian tubuh lain melalui kontak fisik. Perawatan dengan antibiotik biasanya dapat menyelesaikan infeksi.

Gejala dapat muncul 1–14 hari setelah infeksi. Laki-laki biasanya melihat gejala 2-5 hari setelah paparan. Wanita seringnya tidak mengalami gejala. Jika iya, gejala biasanya baru akan muncul 10 hari setelah paparan.

(mdk/edl)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
15 Penyakit Menular Seksual yang Mungkin Terjadi dan Perlu Diwaspadai

15 Penyakit Menular Seksual yang Mungkin Terjadi dan Perlu Diwaspadai

Beberapa penyakit menular seksual (PMS) bisa dialami oleh seseorang dan bisa berdampak buruk.

Baca Selengkapnya
Cara Mengatasi Permasalahan Pubertas dari Sisi Kesehatan, Ketahui Tips Berikut Ini

Cara Mengatasi Permasalahan Pubertas dari Sisi Kesehatan, Ketahui Tips Berikut Ini

Merdeka.com merangkum informasi tentang cara mengatasi masalah pubertas dari sisi kesehatan.

Baca Selengkapnya
Gejala Sakit Kepala Hormonal, Ketahui Cara Mengatasinya

Gejala Sakit Kepala Hormonal, Ketahui Cara Mengatasinya

Sakit kepala hormonal sering terjadi pada wanita. Ketahui gejalanya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Penyebab Tidak PMS 2 Bulan, Faktor Stres hingga Gangguan Hormon

Penyebab Tidak PMS 2 Bulan, Faktor Stres hingga Gangguan Hormon

Penyebab tidak PMS 2 bulan bisa dipengaruhi oleh beragam faktor.

Baca Selengkapnya
Dampak Anak Sering Tidur Larut Malam, Bisa Ganggu Perkembangan si Kecil

Dampak Anak Sering Tidur Larut Malam, Bisa Ganggu Perkembangan si Kecil

Anak yang sering tidur larut malam bisa mengalami berbagai masalah, mulai dari fisik, emosional, hingga akademik. Dampaknya pun bisa memengaruhi perkembangannya

Baca Selengkapnya
Penyebab Penuaan Dini yang Jarang Kita Sadari, Ketahui Cara Mencegahnya

Penyebab Penuaan Dini yang Jarang Kita Sadari, Ketahui Cara Mencegahnya

Penuaan dini adalah proses perubahan fisik dan mental yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia.

Baca Selengkapnya
Setelah Dituduh Lakukan Kekerasan Seksual, Melki Kini Diserang dengan Isu Penyuka Sesama Jenis

Setelah Dituduh Lakukan Kekerasan Seksual, Melki Kini Diserang dengan Isu Penyuka Sesama Jenis

Ketua nonaktif BEM UI Melki Sedek Huang yang dituduh melakukan kekerasan seksual kini diserang dengan isu penyuka sesama jenis.

Baca Selengkapnya
Penyebab Susah Tidur Saat Hamil Muda, Ketahui Cara Mengatasinya

Penyebab Susah Tidur Saat Hamil Muda, Ketahui Cara Mengatasinya

Susah tidur menjadi salah satu risiko gejala yang muncul di awal kehamilan.

Baca Selengkapnya
Penyebab Gangguan Tidur pada Ibu Hamil, Ketahui Juga Cara Mengatasinya

Penyebab Gangguan Tidur pada Ibu Hamil, Ketahui Juga Cara Mengatasinya

Mengalami gangguan tidur saat hamil adalah hal yang umum terjadi dan dapat diatasi.

Baca Selengkapnya