Pura-Pura Termotivasi

Pernahkah Anda mendengar sebuah pepatah yang berbunyi "fake it till you make it"? Ya, Anda bisa menipu diri sendiri agar merasa termotivasi dengan mengubah perilaku Anda. Bertindaklah seolah-olah Anda merasa termotivasi, tindakan ini nantinya akan berkembang dan mengubah emosi Anda.

Misalnya, daripada duduk di sofa bermain handphone sepanjang hari sambil menunggu datangnya motivasi untuk melakukan sesuatu, sebaiknya berpakaianlah dan segera bergerak. Anda akan menyadari bahwa mengambil tindakan secara langsung akan secara alami meningkatkan motivasi, membuatnya lebih mudah terjadi dan terus berjalan.

Lawan Pikiran Anda

Cara meningkatkan motivasi yang kedua dengan melawan pikiran Anda sendiri. Saat Anda bergumul dengan kurangnya motivasi, umumnya Anda akan menemukan daftar panjang alasan mengapa Anda tidak harus mengambil tindakan apa pun. Anda mungkin berpikir bahwa tugas tersebut akan terlalu sulit, bahwa Anda tak akan bisa menyelesaikannya tepat waktu, dan sebagainya.

Jenis pemikiran seperti ini akan membuat Anda terjebak. Untuk itu, cobalah lawan setiap kali pemikiran-pemikiran pesimis ini muncul. Ketika Anda berpikir akan gagal, perdebatkan semua alasan mengapa Anda mungkin berhasil. Atau ketika Anda merasa tidak dapat menyelesaikan suatu pekerjaan, buatlah daftar semua bukti yang menunjukkan bahwa Anda dapat menyelesaikan tugas tersebut.

Melawan pikiran dapat membantu Anda melihat kedua ujung spektrum secara lebih baik. Cara ini juga dapat mengingatkan Anda bahwa terlalu pesimis tidak akan membawa Anda maju. Ada kemungkinan bahwa segala sesuatunya berjalan lebih baik dari yang Anda harapkan. Anda mungkin menemukan bahwa mengembangkan pandangan yang lebih seimbang akan membantu diri merasa lebih termotivasi untuk mencoba.

Welas Asih pada Diri Sendiri

Anda mungkin berpikir bahwa bersikap keras pada diri sendiri adalah kunci untuk termotivasi. Padahal, tak semua kritik diri yang keras akan membawa hasil yang baik. Penelitian menunjukkan bahwa welas asih pada diri sendiri sebenarnya jauh lebih memotivasi, terutama saat Anda bergumul dengan suatu masalah atau kesulitan.

Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di University of California menemukan bahwa welas asih meningkatkan motivasi untuk pulih dari kegagalan. Setelah gagal dalam ujian, siswa menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar ketika mereka berbicara kepada diri sendiri dengan ramah. Selain itu, mereka melaporkan motivasi yang lebih besar untuk mengubah kelemahan mereka saat mereka mempraktikkan penerimaan diri (komponen kunci dari belas kasih diri).

Welas asih atau self-compassion juga dapat meningkatkan kesehatan mental (yang dapat meningkatkan motivasi). Sebuah studi yang diterbitkan dalam Clinical Psychology Review menemukan bahwa welas asih mengurangi tekanan psikologis, mengurangi gejala kecemasan dan depresi, dan mengurangi efek berbahaya dari stres. Jadi, alih-alih menyalahkan diri sendiri karena kesalahan, buatlah dialog batin yang lebih ramah.

Welas asih yang sehat menyeimbangkan penerimaan diri dengan perbaikan diri. Akui kekurangan, kesalahan, dan kegagalan Anda dengan jujur. Tapi jangan menikmati rasa kasihan pada diri sendiri secara berlebihan. Selain itu, latih diri Anda dengan cara yang bermanfaat, seperti berlatih menggunakan self-talk yang mendorong dan membantu Anda pulih dari kemunduran.

Gunakan Aturan 10 Menit

Saat takut melakukan sesuatu, seperti misalnya berjalan di atas treadmill sejauh tiga mil, Anda akan kekurangan motivasi untuk melakukannya. Namun, Anda dapat mengurangi rasa takut dengan membuktikan kepada diri sendiri bahwa aktivitas tersebut tidak seburuk yang dipikirkan atau bahwa Anda memiliki kekuatan untuk menoleransinya lebih baik daripada yang dibayangkan.

Aturan 10 menit dapat membantu Anda sebagai cara meningkatkan motivasi yang selanjutnya. Istirahatkan diri setelah melakukan sesuatu yang menantang atau tidak Anda sukai selama 10 menit. Saat Anda mencapai batas 10 menit, tanyakan pada diri sendiri apakah Anda ingin terus maju atau berhenti.

Jadi, saat Anda kurang motivasi untuk mulai mengerjakan laporan yang membosankan, atau tidak bisa bangkit dari sofa untuk mulai mengerjakan tugas kuliah, gunakan aturan 10 menit untuk memotivasi diri dalam mengambil tindakan. Memulai suatu tugas biasanya merupakan bagian tersulit. Namun, begitu Anda memulai,  akan jauh lebih mudah untuk melanjutkan dan menyelesaikannya.

Cari Udara Segar

Cara meningkatkan motivasi yang kelima dengan menyisihkan waktu untuk mencari udara segar. Udara segar, perubahan pemandangan, dan sedikit olahraga dapat memberikan keajaiban bagi motivasi. Berjalan-jalan di alam bisa sangat bermanfaat bagi jiwa dan raga yang tengah penat, bingung, dan kurang motivasi.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam British Journal of Sports Medicine menemukan bahwa berjalan setengah mil di taman dapat mengurangi kelelahan otak. Berada di alam menawarkan efek menenangkan yang meremajakan otak yang dapat membantu memotivasi Anda untuk mengatasi tugas berat. Dikelilingi oleh alam dapat memberikan pelarian mental yang Anda butuhkan untuk kembali beraktivitas dengan perasaan lebih termotivasi dari sebelumnya.

Pasangkan Tugas yang Tidak Disukai dengan Sesuatu yang Disukai

Emosi memainkan peran utama dalam tingkat motivasi seseorang. Jika Anda sedih, bosan, kesepian, atau cemas, keinginan Anda untuk mengatasi tantangan berat atau menyelesaikan tugas yang membosankan akan terganggu. Untuk itu, tingkatkan suasana hati Anda dengan menambahkan sedikit kesenangan pada sesuatu yang membuat Anda tidak termotivasi.

Anda akan merasa lebih bahagia dan rela untuk melakukan tugas tersebut jika dipasangkan secara teratur dengan sesuatu yang menyenangkan. Contohnya, Anda bisa mendengarkan musik sambil berolahraga, menelepon teman untuk mengobrol sambil membersihkan rumah, menyalakan lilin aroma terapi saat bekerja di depan laptop, menyewa kendaraan mewah saat bepergian untuk bisnis, atau menonton acara tv favorit saat melipat cucian.

Pastikan kesenangan Anda tidak mengganggu kinerja. Misalnya, menonton TV sambil menulis makalah mungkin dapat mengalihkan perhatian dan semakin memperlambat progresnya. Atau, mengobrol dengan teman saat sedang membersihkan rumah mungkin sangat mengganggu sehingga Anda tidak dapat fokus bersih-bersih. Intinya, sesuaikan hal-hal tersebut dengan kebiasaan dan selera masing-masing.