4 Kisah Sunan Drajat yang Jarang Diketahui, Pernah Kecelakaan hingga Kapalnya Hancur
Merdeka.com - Makam Sunan Drajat di Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur selalu ramai dikunjungi peziarah. Para peziarah datang dari berbagai daerah di Indonesia.
Sebelum diangkat menjadi Wali, Sunan Drajat bernama Raden Qosim. Ia merupakan putra dari perkawinan Sunan Ampel dengan Retno Ayu Manila.
Semasa hidupnya, Sunan Drajat dikenal sebagai wali yang memiliki jiwa sosial dan rasa kesetiakawanan yang tinggi. Ia menyantuni anak yatim piatu, memberi makan fakir miskin, serta memberi perlindungan kepada orang yang tidak berdaya.
Pandai Baca-Tulis Alquran Sejak Kecil
muslimmatters.org
Raden Qosim dikenal sudah pandai membaca dan menulis Alquran sejak usianya masih enam tahun. Setelah menyelesaikan pendidikan agam di bawah bimbingan sang ayah di Pondok Pesantren Ampel, Raden Qosim menunaikan ibadah haji ke Mekah sembari memperdalam ilmu agama di sana.
Sepuluh tahun kemudian, Raden Qosim kembali ke Tanah Jawa untuk melaksanakan tugas dakwah Islam sebagaimana pesan sang ayah.
Selamat dari Kecelakaan Laut
Suatu hari, Raden Qosim hendak meneruskan dakwah ke suatu daerah. Ia menumpang perahu nelayan yang sedang mencari ikan di perairan Surabaya-Tuban. Nahas, perahu yang ditumpangi mengalami kecelakaan karena menabrak karang. Selain membuat kapal hancur, insiden itu juga menyebabkan para penumpang kapal terjatuh ke laut.
Tiba-tiba muncul seekor ikan hiu. Ikan itulah yang kemudian menyelamatkan Raden Qosim dan mengantarnya hingga ke daratan, seperti pengisahan Purwantini, dkk, dalam penelitian berjudul Folklor Rakyat: Sarana Penyebarluasan Tempat-Tempat Wisata Kabupaten Lamongan (Lembaga Penelitian Universitas Airlangga, 2001: 20-24)
Sebutan Sunan Drajat
©2020 Merdeka.com/liputan6.com
Sementara penyebutan Sunan Drajat tidak terjadi begitu saja. Dalam menjalankan dakwahnya, Raden Qosim berhasil menaikkan martabat manusia, baik dari segi ekonomi, derajat sosial, maupun ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, ia disebut sebagai Sunan Drajat.
Semasa hidupnya, Sunan Drajat dikenal sebagai wali yang memiliki jiwa sosial dan rasa kesetiakawanan yang tinggi. Ia menyantuni anak yatim piatu, memberi makan fakir miskin, serta memberi perlindungan kepada orang yang tidak berdaya.
Ajaran Sunan Drajat
Ajaran Sunan Drajat yang dikenal luas oleh masyarakat yakni:
1. Menehono teken marang wong kang wulo.
2. Menehono mangan marang wong kang luwe.
3. Menehono ngiyup marang wong kang kodanan
4. Menehono busono marang wong kang mudo.
Jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, artinya seperti ini:
1. Berilah tongkat kepada orang buta.
2. Berilah makan kepada orang kelaparan.
3. Berilah tempat berteduh kepada orang yang kehujanan.
4. Berilah pakaian kepada orang yang telanjang.
(mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
5 Fakta Menarik Malang Kabupaten Tertua di Jawa Timur, Daerah Penting Sejak Zaman Kerajaan
Kabupaten Malang merupakan kabupaten tertua di Provinsi Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaSiap Sambut Lebaran, Intip Momen Inul Daratista Berbagi Bingkisan saat Mudik
Inul Daratista baru saja mudik ke kampung halamannya di Pasuruan, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaPuan Pakai Baju Adat Dayak di Sidang Tahunan MPR, Motif Kainnya Ternyata Sakral
Puan Maharani mendapatkan kain ini langsung dari Kalimantan Barat (Kalbar)
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
30 Kata-kata Jawa Singkat dan Artinya, Bijak dan Penuh Makna
Membaca kata-kata Jawa singkat memiliki keunikan tersendiri dan dapat memberikan nilai tambah dalam pemahaman budaya serta kebijaksanaan lokal.
Baca SelengkapnyaPunya Jalur Pendakian Terpanjang Kedua di Sumatra, Ini 4 Fakta Gunung Patah Bengkulu
Gunung Patah mempunyai medan pendakian yang sulit, tutupan hutan yang rapat akan menghambat perjalanan yang bisa berhari-hari.
Baca Selengkapnya10 Makanan Daerah di Pulau Jawa, Terbuat dari Pangan Nabati Lengkap dengan Cara Membuatnya
Setiap daerah memiliki makanan daerah yang menjadi ciri khasnya masing-masing. Berikut adalah macam-macamnya di Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaPasangan Kekasih Konon Tak Boleh Berkunjung ke Candi Termegah di Jatim, Ini Kisah di Baliknya
Di sisi lain, ada kepercayaan bahwa orang yang berkunjung ke sini bisa mendapatkan keberkahan
Baca SelengkapnyaSejarah Kurug, Pakaian Jawa Kuno yang Sudah Ada di Abad ke-10
Dulu, busana ini memiliki makna yang digunakan hanya pada acara-acara formal. Namun, zaman telah berubah, kini telah melebur menjadi pakaian sahari-hari.
Baca SelengkapnyaSering Di-bully, Santri di Siak Bakar Pondok Pesantren hingga Tewaskan Dua Rekan
Seorang santri diduga nekat membakar pondok pesantren di Desa Dayun, Kabupaten Siak, Rabu (18/2), sehingga dua orang rekannya meninggal dunia.
Baca Selengkapnya