Merdeka.com - Negara Guyana, yang dahulu dikenal sebagai Guyana Britania adalah salah satu negara koloni Inggris pada akhir abad ke-18. Terletak di pesisir utara Amerika Selatan, Guyana adalah satu-satunya negara di kawasan ini yang menetapkan bahasa Inggris sebagai bahasa resminya.
Guyana berbatasan dengan Suriname di sebelah timur, Brasil di selatan, Venezuela di barat, dan Samudra Atlantik di utara. Orang Eropa pertama yang menemukan wilayah ini adalah Sir Walter Raleigh, seorang penjelajah Inggris. Belanda adalah kaum Eropa pertama yang menetap di sana, dimulai pada awal abad ke-17 dengan mendirikan koloni Essequibo dan Berbice, disusul Demerara pada pertengahan abad ke-18.
Pada 1796, Inggris Raya mengambil alih ketiga koloni ini selama masa permusuhan dengan Prancis, yang menduduki Belanda. Inggris mengembalikan kendali ke Republik Batavia pada tahun 1802 tetapi merebutnya lagi setahun kemudian selama Perang Napoleon. Koloni secara resmi diserahkan ke Britania Raya pada 1815 dan dikonsolidasikan menjadi satu pada tahun 1831.
Guyana merdeka dari Inggris Raya pada 26 Mei 1966. Berikut cerita sejarahnya yang menarik diketahui.
Guyana adalah sebuah negara yang unik sebab ia menjadi satu-satunya negara berbahasa Inggris di daratan Amerika Selatan dan anggota Persemakmuran Bangsa-Bangsa. Guyana juga merupakan negara terkecil ketiga.
Guyana terletak di utara khatulistiwa di daerah tropis, dan berbatasan dengan Samudra Atlantik di utara, Suriname di timur, di selatan dan barat daya oleh Brasil, dan di barat oleh Venezuela.
Secara budaya, Guyana lebih terkait dengan Karibia daripada dengan Amerika Latin. Guyana adalah anggota penuh dan berpartisipasi dalam pendiri Komunitas Karibia (CARICOM), yang kantor pusatnya berlokasi di ibu kotanya, Georgetown.
Advertisement
Inggris melakukan setidaknya dua upaya yang gagal pada abad ke-17 untuk menjajah tanah Guyana. Pada saat itu, Belanda telah mendirikan dua koloni di daerah ini yakni koloni Essequibo, dikelola oleh Perusahaan Hindia Barat Belanda, dan Berbice yang dikelola oleh Asosiasi Berbice.
Perusahaan Hindia Barat Belanda mendirikan koloni ketiga, Demerara pada pertengahan abad ke-18. Selama Perang Revolusi Prancis pada akhir abad ke-18, ketika Belanda diduduki oleh Prancis, dan Inggris Raya serta Prancis berperang, Inggris mengambil alih koloni tersebut pada tahun 1796.
Sebuah pasukan ekspedisi Inggris dikirim dari koloni Barbados untuk merebut koloni dari Republik Batavia yang didominasi Prancis. Koloni menyerah tanpa perlawanan. Pada awalnya, hanya sedikit hal yang berubah di koloni tersebut karena Inggris setuju untuk mengizinkan hukum koloni yang telah lama berlaku tetap dijalankan.
Pada 1802 Inggris mengembalikan koloni ke Republik Batavia di bawah ketentuan Perjanjian Amiens. Namun, setelah melanjutkan permusuhan dengan Prancis dalam Perang Napoleon pada tahun 1803, Inggris merebut kembali koloni tersebut kurang dari setahun kemudian. Ketiga koloni tersebut secara resmi diserahkan ke Britania Raya dalam Perjanjian Inggris-Belanda tahun 1814.
Britania Raya melanjutkan administrasi terpisah dari masing-masing koloni hingga tahun 1822 ketika administrasi Essequibo dan Demerara digabungkan. Pada tahun 1831, administrasi Essequibo-Demerara dan Berbice digabungkan, dan koloni bersatu itu dikenal sebagai Guyana Britania. Selama Perang Dunia II, Angkatan Laut Amerika Serikat mendirikan NAF Guyana Britania dan NAF Paramaribo.
Guyana Britania menjadi koloni Mahkota pada tahun 1928. Pada tahun 1950, Cheddi Jagan, yang berasal dari India-Guyana, dan Forbes Burnham, yang merupakan Afro-Guyanese, mendirikan partai politik pertama di koloni tersebut yang bernama Progressive People's Party (Partai Rakyat Progresif) atau PPP. Partai ini didedikasikan untuk mendapatkan kemerdekaan koloni.
Pada tahun 1953 Guyana diberikan kewenangan memerintah dan Cheddi Jagan terpilih sebagai menteri utama. Akan tetapi, Inggris yang khawatir dengan pandangan Marxis Jagan, menangguhkan konstitusi dan pemerintahan tersebut dalam beberapa bulan dan membentuk pemerintahan sementara. Pada tahun 1961, Inggris memberikan otonomi koloni, dan Jagan menjadi perdana menteri (1961–1964).
Pemogokan dan kerusuhan melemahkan pemerintahan Jagan dan pada tahun 1964, Burnham menggantikannya menjadi perdana menteri. Di bawah kepemimpinan Burnham, koloni tersebut berhasil memperoleh kemerdekaannya dari cengkeraman Inggris Raya dan mendeklarasikan untuk kembali ke nama tradisionalnya yakni, Guyana, pada 26 Mei 1966.
Walau sudah merdeka pada 26 Mei 1966, Guyana tetap bertahan menjadi anggota Dewan Persemakmuran. Namun seiring perkembangan, pada tanggal 23 Februari 1970 Guyana mendeklarasikan dirinya sebagai Republik Koperasi dan memutuskan semua hubungan dengan monarki Inggris. Meskipun ikatannya dengan monarki Inggris terputus, Guyana tetap berada dalam Persemakmuran Bangsa-Bangsa.
Keanggotaannya di Persemakmuran telah memberi Guyana keuntungan atas akses ke pasar di Inggris dan mempertahankan beberapa pengaturan pertahanan yang ditawarkan Inggris di bekas koloninya. Secara khusus, payung pertahanan Inggris dipandang sebagai pencegah klaim Venezuela atas wilayah Guyana.
Advertisement
Jemaah Calon Haji Asal Jatim Nekat Bawa Durian, Ternyata Pesanan Ibu Hamil Ngidam
Sekitar 15 Jam yang laluKisah di Balik Gemerlap Surabaya Vaganza 2023, Tak Bisa Sukses tanpa Sosok-Sosok Ini
Sekitar 16 Jam yang laluSisi Lain Mantan Wawali Surabaya Whisnu Sakti Buana, Salah Satu Kader Terbaik Partai
Sekitar 19 Jam yang laluSisi Lain Mbah Harjo Kardi, Tokoh Samin Pelopor Nilai-Nilai Luhur di Bojonegoro
Sekitar 20 Jam yang laluDua Kali Gagal Berumah Tangga, Sule Ungkap Tak Mau Buru-Buru Nikah Lagi karena Ini
Sekitar 1 Hari yang laluKisah Asmara Sejoli Ini Curi Perhatian, Berawal dari Video Reaction Youtube
Sekitar 1 Hari yang laluDesta Akhirnya Buka Suara Pasca Gugat Cerai Istri, Sebut Doa Tak Baik
Sekitar 1 Hari yang laluUnik dan Kreatif, Siswa Ini Bikin Sapu Listrik dari Kardus
Sekitar 1 Hari yang laluLezatnya Pecel Semanggi, Kuliner Surabaya yang Asalnya dari Tanaman Sekitar Rumah
Sekitar 1 Hari yang lalu6 Resep Sup Wortel Lezat ala Rumahan, Cocok untuk Menu Si Kecil
Sekitar 2 Hari yang laluDijual Rp40 Miliar, Intip Deretan Potret Jet Pribadi Raffi Ahmad
Sekitar 2 Hari yang laluManfaat Margarin bagi Kesehatan, Kenali Juga Perbedaannya dengan Mentega
Sekitar 2 Hari yang laluMengenal Heatwave dan Penyebabnya, Fenomena Gelombang Panas yang Berkepanjangan
Sekitar 2 Hari yang laluViral Ibu Protes Saat Dampingi Anaknya Praktik Buat SIM
Sekitar 1 Jam yang laluTak Cuma Komandan Pasukan HUT RI Istana, Polisi Penjual Pecel Ayam juga Pasukan PBB
Sekitar 2 Hari yang laluTuruti Keinginan Anak, Bapak Ini Nekat Cegat Mobil Patroli Polisi di Pingir Jalan
Sekitar 2 Hari yang laluIni Jenderal Polisi Pendiri Brimob, Pernah Protes Pengangkatan Kapolri dan Diasingkan
Sekitar 2 Hari yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 4 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 5 Hari yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 5 Hari yang laluFerdy Sambo, Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Ajukan Kasasi ke MA
Sekitar 6 Hari yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 4 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 5 Hari yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 5 Hari yang laluFerdy Sambo, Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Ajukan Kasasi ke MA
Sekitar 6 Hari yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluIndonesia Kirim 1,5 Juta Dosis Vaksin Pentavalent untuk Nigeria, Nilainya Rp30 Miliar
Sekitar 10 Jam yang laluVaksin Influenza pada Ibu Hamil Bisa Berikan Kekebalan Tubuh pada Janin
Sekitar 3 Hari yang laluKalah dari Persebaya, Bali United Tak Agendakan Uji Coba Lagi Sebelum Melawan PSM
Sekitar 8 Jam yang laluCari Suasana Baru, Persib Lanjutkan TC di Yogyakarta
Sekitar 10 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami