Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

10 Penyakit Komorbid COVID-19 yang Perlu Diwaspadai, Jangan Anggap Sepele

10 Penyakit Komorbid COVID-19 yang Perlu Diwaspadai, Jangan Anggap Sepele ilustrasi rumah sakit. Shutterstock/sfam_photo

Merdeka.com - Terdapat beberapa penyakit komorbid yang jika berinteraksi dengan virus COVID-19 akan membawa akibat yang fatal. Untuk itu, penting bagi Anda mengetahui jenis penyakit komorbid apa saja yang berbahaya bagi COVID-19.

Hal ini bertujuan agar Anda lebih berhati-hati dan meningkatkan proteksi diri dalam setiap aktivitas di masa pandemi. Persebaran virus masih terus berlanjut, meski sebagian besar orang sudah melakukan vaksin. Untuk itu, Anda tak boleh melonggarkan pengamanan.

Komorbid, yang secara sederhana diterjemahkan sebagai penyakit bawaan adalah bahaya besar bagi orang-orang yang terpapar COVID-19. Dalam banyak kasus, komorbid bahkan bisa bertindak layaknya pencabut nyawa karena berhasil membuat penderitanya meninggal dunia.

Komorbid juga tak pandang usia jika membahas tentang keterkaitannya dengan COVID-19. Seseorang yang memiliki komorbid level menengah dan ke atas memiliki risiko gagal pulih yang lebih besar saat terpapar COVID-19. Lantas, apa saja penyakit komorbid COVID-19 itu? Berikut penjelasan lengkapnya.

Mengenal Apa Itu Komorbid

Melansir dari webmd.com, komorbid atau komorbiditas adalah istilah medis yang sering digunakan dalam dunia kedokteran. Komorbid adalah istilah yang menggambarkan adanya lebih dari satu penyakit atau kondisi di dalam tubuh secara bersamaan.

Komorbiditas biasanya bersifat jangka panjang atau kronis. Mereka bisa berinteraksi satu sama lain. Dokter menggunakan istilah komorbid untuk memahami dan menjelaskan bagaimana kondisi tersebut dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental, baik secara bersama-sama maupun secara terpisah.

Para ahli kesehatan juga biasa merujuk komorbid dengan nama lain, seperti kondisi yang ada atau terjadi bersamaan. Istilah lain yang umum digunakan termasuk "multimorbiditas" atau "beberapa kondisi kronis."

Misalnya, jika Anda menderita diabetes dan kemudian didiagnosis dengan depresi, maka depresi adalah penyakit penyerta. Kedua kondisi tersebut memiliki gejala yang dapat mempengaruhi kualitas hidup Anda. Jadi, ketika Anda menemui dokter untuk mencari pengobatan diabetes, mereka harus ingat dan tahu bahwa depresi juga memengaruhi kesehatan Anda secara keseluruhan.

Penting untuk dicatat bahwa komorbid tidak sama dengan komplikasi. Komplikasi adalah efek samping atau masalah medis yang mungkin timbul selama penyakit atau setelah prosedur atau perawatan. Komplikasi mungkin disebabkan oleh penyakit, prosedur, atau pengobatan, atau tidak berhubungan sama sekali.

Sedangkan komorbid adalah penyakit lain atau penyakit terpisah yang mungkin Anda miliki bersamaan dengan masalah kesehatan utama Anda. Komplikasi mungkin atau mungkin tidak akan terjadi terkait dengan penyakit penyerta ini.

Jenis Penyakit Komorbid COVID-19

Di Indonesia, terdapat beberapa jenis penyakit komorbid yang paling umum ditemui berkaitan dengan infeksi virus COVID-19. Melansir dari liputan6.com, Satuan Tugas Penanganan COVID-19 RI merilis hasil analisis kematian pasien COVID-19 berdasarkan jenis kelamin dan jumlah komorbid.

Bersumber dari Plus One-A spatial-temporal description of the SARS-CoV-2 infections in Indonesia during the first six months of outbreak, disebutkan bahwa individu dengan satu penyakit bawaan berisiko 6,5 kali lipat lebih tinggi untuk meninggal saat tertular virus Corona penyebab COVID-19.

Semakin banyak jumlah komorbid yang mereka miliki, maka semakin tinggi pula risiko untuk meninggal dunia saat terpapar COVID-19. Berikut daftar 10 penyakit komorbid yang dapat meningkatkan kematian pasien COVID-19;

1. Penyakit ginjal = 13,7 kali lipat

2. Penyakit jantung = sembilan kali lipat

3. Diabetes Mellitus = 8,3 kali lipat

4. Hipertensi = enam kali lipat

5. Penyakit Imun = enam kali lipat

6. Kanker = 5,9 kali lipat

7. Penyakit hati = 4.8 kali lipat

8. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) = empat kali lipat

9. Gangguan Napas lain = 3,5 kali lipat

10. TBC : 3,3 kali lipat

Pasien laki-laki yang memiliki komorbid lebih rentan meninggal saat terinfeksi COVID-19. Laki-laki 1,4 kali lebih berisiko meninggal saat terinfeksi COVID-19 dibanding perempuan. Sementara, risiko kematian pada pasien dengan komorbid dipengaruhi juga oleh jumlah komorbid yakni sebagai berikut:

Pasien yang memiliki 1 penyakit komorbid berisiko 6,5 kali lipat lebih tinggi untuk meninggal saat terinfeksi COVID-19 dibandingkan dengan yang tidak memiliki kondisi komorbid. Pasien yang memiliki 2 penyakit komorbid berisiko 15 kali lipat lebih tinggi untuk meninggal saat terinfeksi COVID-19 dibandingkan dengan yang tidak memiliki kondisi komorbid. Pasien yang memiliki lebih dari 2 penyakit komorbid berisiko 29 kali lipat lebih tinggi untuk meninggal saat terinfeksi COVID-19 dibandingkan dengan yang tidak memiliki kondisi komorbid.

(mdk/edl)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO

Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO

WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal

Kasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal

Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.

Baca Selengkapnya
Jenis Penyakit yang Sering Muncul Pasca Lebaran, Radang Tenggorokan Paling Banyak Terjadi

Jenis Penyakit yang Sering Muncul Pasca Lebaran, Radang Tenggorokan Paling Banyak Terjadi

Meskipun memikat untuk dinikmati, menu-menu lebaran sebaiknya dinikmati dengan porsi yang terkendali demi mencegah timbulnya sejumlah masalah kesehatan.

Baca Selengkapnya
Ada Faktor Pancaroba, Ini 3 Penyebab Kenaikan Kasus Covid-19 di Jakarta

Ada Faktor Pancaroba, Ini 3 Penyebab Kenaikan Kasus Covid-19 di Jakarta

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Begini Cara Agar Anak Tak Gampang Sakit di Musim Hujan, Orangtua Wajib Tahu

Begini Cara Agar Anak Tak Gampang Sakit di Musim Hujan, Orangtua Wajib Tahu

Di musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.

Baca Selengkapnya
Covid-19 Meningkat, Kemenkes Siapkan Vaksin Booster Ke-3 Gratis Sampai 31 Desember

Covid-19 Meningkat, Kemenkes Siapkan Vaksin Booster Ke-3 Gratis Sampai 31 Desember

Vaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.

Baca Selengkapnya