Merdeka.com - Kabupaten Gunungkidul merupakan wilayah yang rawan kekeringan. Di wilayah itu, air bersih sulit diperoleh karena letaknya yang berada di kawasan pegunungan kapur. Oleh karena itu, satu-satunya sumber air di sana hanyalah air hujan.

Pada awal Mei ini, Kecamatan Girisubo, salah satu wilayah di Gunungkidul mulai kesulitan mendapatkan air bersih karena sudah beberapa pekan tidak ada hujan yang mengguyur kawasan ini. Hal ini dibenarkan oleh Sekretaris Camat Girisubo, Arif Yahya, pada Minggu (2/5).

“Sampai saat ini belum ada laporan resmi yang masuk. Tapi sudah ada armada pengangkut air yang beroperasi,” kata Arif mengutip dari ANTARA.

Lalu apa yang dilakukan warga ketika mereka dihadapkan pada kondisi kelangkaan air itu? Berikut selengkapnya:

Sumber Air Minim

©2017 Merdeka.com/purnomo

Arif mengatakan, Girisubo memiliki sumber air yang minim. Pada saat kemarau, daerah itu mengalami krisis air bersih yang lebih parah dari daerah lain di sekitarnya. Bahkan pada 2020 lalu, ada 60 dusun yang membutuhkan bantuan air bersih. Oleh karena itu, jajaran kecamatan harus menyiapkan anggaran untuk distribusi air bersih pada warga sekaligus armadanya.

Sementara itu tahun 2021 ini, ia belum bisa menyebutkan dampak secara resmi warga yang kekurangan air bersih. Pihaknya baru akan melakukan koordinasi dengan kelurahan guna mendata warga yang terdampak kekeringan.

“Minggu-minggu ini kami akan melakukan pemetaan wilayah yang sudah mulai kekurangan air bersih. Kami juga akan menyiapkan strategi agar distribusi air bersih tepat sasaran dan tepat waktu. Apalagi menghadapi lebaran 2021 ini kebutuhan air bersih pasti akan meningkat,” kata Arif mengutip dari ANTARA pada Minggu (2/5).

Harga Air Bersih

©2018 Merdeka.com/Arie Basuki

Sementara itu salah satu pengusaha tangki angkutan air bersih di Desa Jerukwudel, Girisubo, Kitut Sakiran mengaku sudah sepekan ini dia kebanjiran permintaan pengiriman air bersih ke masyarakat. Setiap hari, ia mengirim sebanyak 8-10 tangki air dengan kapasitas masing-masing 5.000 liter.

Kitut mengungkapkan, harga air bersih sendiri tergantung pada jarak dan medan yang harus dilalui. Harga termurah dipatok di wilayah sekitar kecamatan di Desa Pucung, yaitu Rp90 ribu-100 ribu per tangki. Selanjutnya, harga air bersih di Desa Tileng bisa mencapai Rp120 ribu per tangki sekali pengiriman. Sementara harga termahal harus dirasakan warga di Desa Songbanyu di mana mereka mendapat harga Rp200 ribu per tangki.

“Harga air bersih satu tangki tergantung pada jarak tempuh dan kondisi geografis,” kata Kitut mengutip dari ANTARA.