Merdeka.com - Terkadang hanya karena ketidaktahuan, sesuatu bisa berakibat fatal. Hal inilah yang terjadi saat Pesawat Citilink rute Halim Perdanakusuma Jakarta-Bandara Ngloram Blora hendak lepas landas.Saat itu, salah satu penumpang yang merupakan rombongan dari para kepala desa (kades) mencoba membuka pintu darurat pesawat.

Kelakuan pria itu membuat penumpang lainnya panik. Apalagi setelah pria itu memencet sebuah tombol di dekat pintu darurat itu, pintu terbuka dengan sendirinya.

“Pak, bahaya pak. Bahaya,” kata penumpang di sebelahnya mengingatkan. Untungnya insiden itu segera diketahui oleh pramugari. Dia cepat-cepat memberi tahu kru pesawat lainnya atas insiden itu.

Alhasil, atas insiden itu, penerbangan pesawat itu harus dibatalkan. Mengapa insiden itu bisa terjadi? Berikut selengkapnya:

Tidak dapat Tiket Pulang

©Instagram/@infokabarsemarang

Setelah ditelisik lebih jauh, terungkaplah bahwa penumpang itu merupakan Sudarto (57), Kepala Desa Nglebak, Kecamatan Kradenan, Blora. Saat dihubungi, Sudarto menceritakan awal mula dia tak sengaja membuka pintu darurat tersebut.

“Teman-teman saya dapat tiket. Lalu saya bilang ke event organizer (EO). Kok saya hanya dapat surat antigen saja. Tidak dapat tiket,” ungkap Sudarto dikutip dari akun Instagram @infokabarsemarang pada Jumat (24/12).

Dapat Tiket Pesawat

©Instagram/@infokabarsemarang

Setelah menunggu sekitar 1 jam, ahkirnya Sudarto mendapat tiket pesawat. Padahal ia sebelumnya menawarkan diri ingin naik bus saja dari pada ribet. Di dalam pesawat, awalnya dia mendapat tempat duduk paling depan.

“Saya mendapat kursi di nomor urut 1. Duduk paling depan sebelah kanan. Namun saat pramugari memberi arahan kepada para penumpang, saya dipindah tempat duduknya di dekat pintu darurat,” ujar Sudarto.

Penasaran

©Instagram/@infokabarsemarang

Duduk di samping pintu darurat, Sudarto penasaran tentang pintu yang berada di dekatnya. Ia pun memegang pintu itu dan tak sengaja menekan panel atau tombol pintu darurat. Karena insiden itu, ia dibawa ke kantor untuk diminta keterangan.

“Tidak sampai membuka, hanya anjlok sedikit. Andai saja saya tidak dipindah tempat duduk. Mungkin tidak sampai ada kejadian itu,” ungkap Sudarto.