Tren Kasus COVID-19 di Indonesia Menuju Puncak Kurva, Ini Kata Epidemolog Asal Jogja
Merdeka.com - Memasuki bulan Juni, kasus positif COVID-19 di Indonesia makin bertambah. Hal ini begitu memprihatinkan mengingat Presiden Jokowi mengatakan kurva penambahan pasien COVID-18 harus sudah menurun.
Namun nyatanya ekspektasi itu tidak sesuai kenyataan. Bukannya menurun, kasus COVID-19 terus bertambah, terutama di daerah Jawa Timur.
Mengenai hal tersebut, Profesor Hamam Hadi, Rektor Universitas Alma Ata Jogja yang juga merupakan seorang epidemolog mengatakan, tren kasus positif COVID-19 di Indonesia pada awal bulan Juni ini sebenarnya tengah menuju puncak kurva.
“Secara umum tren COVID-19 di Indonesia dalam seminggu terakhir sedang naik menuju kurva epidemi dengan laju lebih lambat dibanding satu sampai dua minggu sebelumnya, yaitu dengan rata-rata 500 sampai 600 kasus baru per harinya,” kata Profesor Hamam dikutip dari ANTARA pada Jum’at (5/6).
Menurutnya, episentrum penyebaran COVID-19 tidak lagi berada di daerah Jabodetabek, melainkan sudah bergeser ke Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan. Berikut selengkapnya.
Masih Bisa Berubah Tergantung Kondisi
©2020 Merdeka.com
Menurut Hamam, ke depannya, penambahan kasus COVID-19 akan terus meningkat dengan tingkat kenaikan sedang. Namun, penambahan itu masih bisa terus berubah setiap saat, tergantung beberapa variabel yang menentukan di antaranya tingkat mobilitas masyarakat, kedisiplinan menjaga jarak, dan tertib melaksanakan protokol kesehatan.
“Dalam satu minggu terakhir angka potensi penambahannya 10 sampai 13 kasus dari setiap 10 kasus yang terkonfirmasi. Maka ke depannya diproyeksikan akan terus naik dengan tingkat kenaikan sedang,” jelas Hamam.
Kategori Pertambahan Kasus COVID-19
©Liputan6.com/Faizal Fanani
Menurut Hamam, pertumbuhan kasus COVID-19 pada 34 provinsi di Indonesia dalam dua minggu terakhir terbagi atas enam kategori. Kategori pertama adalah provinsi dengan laju kenaikan COVID-19 lambat sampai sedang menuju puncak.
Kategori kedua merupakan provinsi dengan laju kenaikan cepat atau tajam menuju puncak. Sedangkan kategori ketiga merupakan provinsi dengan penurunan COVID-19 dari lambat sampai dengan sedang.
Kategori keempat merupakan provinsi dengan laju penurunan kasus cepat, kategori kelima merupakan provinsi dengan laju COVID-19 menuju titik rendah lalu landai. Dan terakhir adalah provinsi dengan kasus corona telah mencapai awal titik landai.
Belum Saatnya Relaksasi
©2020 Merdeka.com/Imam Buhori
Menurut Hamam, dari ke-34 provinsi tersebut, belum ada daerah yang memenuhi persyaratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk merelaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dia juga menyarankan agar pemerintah dan masyarakat mau bekerjasama dalam menekan laju pertumbuhan kasus COVID-19 di Indonesia.
"Yang terbaik adalah upaya bersama pemerintah baik pusat maupun daerah dan seluruh elemen masyarakat untuk menekan laju COVID-19. Selain itu kita juga harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan WHO lebih dulu sebelum melakukan berbagai bentuk kebijakan relaksasi," jelasnya.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaKemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kasus Covid-19 Ditemukan pada 11 Daerah di Jateng
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaViral Tenda Hajatan Berdiri di Tengah Rel Kereta Api Tanjung Priok, Ini Respons KAI
Viral panggung hajatan berdiri di tengah-tengah rel kereta api kawasan Tanjung, Priok Jakarta Utara
Baca SelengkapnyaAda Faktor Pancaroba, Ini 3 Penyebab Kenaikan Kasus Covid-19 di Jakarta
Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaPasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen
Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca Selengkapnya