Tetap Produktif Selama Pandemi, Para Penyair Magelang Ciptakan Karya Ini
Merdeka.com - Masa pandemi bukan menjadi alasan untuk bermalas-malasan. Justru pada masa ini seseorang dituntut untuk bisa tetap produktif demi bisa bertahan hidup.
Di Magelang, Jawa Tengah, merebaknya pandemi menjadi momen bagi para penyair di sana untuk menciptakan sebuah karya. Dari tangan mereka, lahirlah sebuah karya antologi puisi berjudul “Taman di Seberang Ingatan”.
Selain untuk menjaga produktivitas selama pandemi, peluncuran buku ini menunjukkan kalau di Magelang dan sekitarnya bertebaran bakat-bakat penyair hebat. Hal inilah yang diakui salah seorang panitia peluncuran buku antologi puisi itu dari Mendut Institut, Nindito Nugroho.
Menurutnya, peluncuran buku itu dimaksudkan untuk menjaga denyut nadi sastra Magelang dan sekitarnya. Berikut selengkapnya:
Tingginya Produktivitas Penyair
©2021 Liputan6.com
Melansir dari Liputan6.com, terbitnya buku “Taman di Seberang Ingatan” (TdSI) dilatarbelakangi dengan tingginya produktivitas para penyair di Magelang untuk tetap berkarya. Untuk itulah dibutuhkan pendokumentasian pada setiap karya itu. Apalagi, karya-karya itu berasal dari berbagai macam genre seperti puisi quote, puisi jurnalistik, dan puisi klasik.
“Kalau boleh jujur, buku ini kan semacam gerakan sensus penyair dan penulis Magelang dan sekitarnya. Tentu diharapkan akan bisa secara rutin,” ujar Agus Manaji, salah satu panitia peluncuran buku.
Berburu Penyair Magelang
©2021 Liputan6.com
Sebelum TdSI, sebenarnya para penyair Magelang telah menerbitkan buku Nol Kilometer (2012) dan Cermin Waktu (2019). Lalu bagaimana cara mencari jejak para penyair di seantero Magelang?
Mengutip dari Liputan6.com, kumpulan puisi ini lahir setelah dilakukan pelacakan jejak keberadaan para penyair Magelang melalui jaringan pertemanan penyair atau sastrawan. Setelah memakan waktu kurang dari sebulan, terkumpullah 46 penyair. Beberapa nama itu di antaranya Daladi Ahmad dan Damtoz Andreas.
Mereka kemudian menjadi motivator anak-anak muda seperti Furi Aulia yang masih duduk di bangku SMA. Diapun menjadi penulis termuda di buku ini dan menjadi harapan masa depan dunia kepenyairan di Magelang.
Latar Belakang Beragam
©2021 Liputan6.com
Meski mendapat predikat sebagai penyair, namun latar belakang mereka beragam mulai dari ibu rumah tangga, guru atau dosen, pedagang, jurnalis, aktor, seniman, hingga pelajar. Diharapkan, dengan adanya buku ini, akan lahir penyair-penyair yang mendunia seperti Dorothea Rosa Herliany yang kariernya merambah hingga tingkat internasional.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengupas Mitos Orang Bunian, Makhluk Bertubuh Pendek yang Dipercaya Tinggal di Kaki Gunung Kerinci
Keberadaan Orang Bunian ini menjadi sebuah pertanyaan besar dan memantik orang-orang untuk melakukan penelitian untuk membuktikan keberadaan mereka.
Baca SelengkapnyaAsyiknya Berkemah di Bukit Kanaga Cikijing, Pemandangan Kabut dan Hutan Pinusnya Bikin Nagih
Bukit ini berada di atas ketinggian, dengan hamparan pohon pinus yang berjajar rapi.
Baca SelengkapnyaPerjalanan Hidup Anak Pemulung Hingga Punya 47 Cabang Kedai Cokelat, Gagal Berkali-kali tapi Tak Pernah Menyerah
Irham memulai perjalanan karirnya saat masih kuliah. Saat itu dia senang mempelajari ilmu yang berkaitan dengan pengembangan diri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengenal Syawalan Gunung, Cara Masyarakat Magelang Gali Cerita Sejarah Leluhur
Syawalan itu digelar di puncak bukit. Puluhan ribu warga hadir dalam acara itu
Baca SelengkapnyaKrisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca Selengkapnya13 Pendaki Gunung Pangrango yang Hilang Ditemukan, Begini Kondisinya
13 pendaki tersebut terpisah menjadi dua kelompok. Masing-masing 10 orang dan 3 orang.
Baca SelengkapnyaMembentengi Perkampungan dari Serangan DI/TII, Cerita Pensiunan Prajurit TNI AL Ini Sampai Sekarang Tinggal di Tengah Hutan
Potret rumah seorang pensiunan TNI AL yang ada di tengah hutan di Sumedang, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaAsyiknya Belajar Bahasa Inggris di Desa Bahasa Magelang, Sisipkan Nilai-Nilai Kearifan Lokal
Di desa wisata itu, belajar bahasa Inggris jad iterasa menyenangkan.
Baca SelengkapnyaAnies di Padang: Kita Ingin Mengembalikan Negara Agar Tidak Diatur Pakai Selera
"Kita ingin mengembalikan agar negara ini tidak diatur pakai selera. Tapi, diatur menggunakan tata aturan hukum, meninggikan etika" kata Anies
Baca Selengkapnya