Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tetap Digelar, Begini Prosesi Tradisi Rasulan di Gunung Kidul Saat Masa Pandemi

Tetap Digelar, Begini Prosesi Tradisi Rasulan di Gunung Kidul Saat Masa Pandemi Tradisi Rasulan. ©2020 liputan6.com

Merdeka.com - Merebaknya virus Corona bukan berarti sejumlah acara tradisi batal digelar. Karena syarat-syarat tertentu sebuah tradisi harus tetap digelar bagaimanapun kondisinya. Inilah yang dilakukan masyarakat Kalurahan Nglindur, Kapanewon Girisubo, Gunung Kidul. Karena merebaknya Corona, tradisi budaya Rasulan dilakukan dengan prosesi yang lebih sederhana dari tahun-tahun sebelumnya.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tradisi Rasulan tahun ini tidak diselenggarakan secara meriah. Tradisi itu hanya dilakukan oleh sejumlah tokoh masyarakat dengan membawa berbagai makanan di tempat terbuka. Selain itu, tak ada ajang silaturahmi yang biasa dilakukan.

Selain sebagai ungkapan rasa syukur, tradisi tersebut digelar dalam rangka mendoakan warga sekitar agar terhindar dari berbagai penyakit dan malapetaka.

“Tradisi ini dilakukan sebagai upaya warga masyarakat disini agar tak tertular Covid-19, bukan hanya covid saja melainkan hal hal lainya juga," ujar Lurah Nglindur, Supriyana, dikutip dari Liputan6.com. Berikut selengkapnya:

Berbeda dari Biasanya

tradisi rasulan

©2020 liputan6.com

Menurut Supriyana, tradisi Rasulan kali ini berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hiburan ditiadakan serta tidak ada gelak tawa keluarga atau teman yang merayakan Rasulan. Kalaupun ada, jumlahnya sedikit karena harus memperhatikan protokol kesehatan.

Selain itu, upacara juga dilakukan di tempat terbuka. Agar jaga jarak bisa dilakukan, tradisi digelar di tempat yang lapang.

"Biasanya Rasulan ini sudah seperti hajatan, seluruh warga masak banyak. Namun tahun ini masaknya lebih sedikit, karena untuk hantaran ke saudara, dan kenduri saja," kata Supriyana.

Digelar Secara Sederhana

tradisi rasulan

©2020 liputan6.com

Biasanya, tradisi Rasulan sudah dimulai beberapa hari sebelum puncak acara. Bahkan menurut cucu HB VII, Gusti Kukuh Hestiyaning, tradisi itu sudah dilakukan sejak April hingga Juli. Namun karena merebaknya pandemi, acara digelar secara singkat dan tidak melibatkan massa secara banyak.

“Ini dilakukan secara mandiri dengan hanya melakukan kenduri sederhana dan ritual," jelas Hestiyaning

Menjaga Warisan Leluhur

Ia berharap, bahwa tradisi semacam ini tetap dilaksanakan meski harus mengikuti protokol kesehatan. Semua itu harus dilakukan agar warisan para leluhur dapat terus terjaga.

“Iya, salah satu yang membuat Yogyakarta ini Istimewa adalah Rasulan. Walaupun masa pandemi, tradisi ini tetap dilaksanakan," ucap wanita yang biasa dipanggil Aning itu.

(mdk/shr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Tradisi Ziarah Kubur di Indonesia dan Doa Ziarah Kubur yag Dibaca Rasulullah

Mengenal Tradisi Ziarah Kubur di Indonesia dan Doa Ziarah Kubur yag Dibaca Rasulullah

Ziarah kubur merupakan tradisi yang telah mengakar dalam budaya masyarakat Indonesia, khususnya umat Muslim menjelang bulan Ramadan.

Baca Selengkapnya
5 Tradisi Masyarakat Sumatra Utara Menyambut Datangnya Ramadan, Salah Satunya Pesta Tapai

5 Tradisi Masyarakat Sumatra Utara Menyambut Datangnya Ramadan, Salah Satunya Pesta Tapai

Di Provinsi Sumatra Utara, masyarakat menyambut bulan suci ini dengan ragam tradisi yang berbeda-beda dan tentunya penuh makna.

Baca Selengkapnya
Meriahnya Prosesi Dugderan di Semarang, Tradisi Warga Menyambut Ramadan

Meriahnya Prosesi Dugderan di Semarang, Tradisi Warga Menyambut Ramadan

Meski di tengah guyuran hujan, prosesi Kirab Dudgeran Kota Semarang tetap berlangsung semarak dan meriah.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengenal Tarian Rentak Kudo, Kesenian Tradisional Kolosal Khas Suku Kerinci

Mengenal Tarian Rentak Kudo, Kesenian Tradisional Kolosal Khas Suku Kerinci

Salah satu tarian tradisional asli masyarakat Suku Kerinci dari daerah Hamparan Rawang ini selalu menghadirkan penampilan yang membuat decak kagum.

Baca Selengkapnya
Mengenal Balimau Kasai, Tradisi Bersuci Sambut Hari Ramadan Khas Masyarakat Kampar Riau

Mengenal Balimau Kasai, Tradisi Bersuci Sambut Hari Ramadan Khas Masyarakat Kampar Riau

Dalam menyambut bulan Ramadan, setiap daerah memiliki tradisinya masing-masing yang unik dan penuh makna.

Baca Selengkapnya
Sambut Bulan Suci Ramadan, Begini Serunya Tradisi Nyadran Ala Masyarakat Desa di Boyolali

Sambut Bulan Suci Ramadan, Begini Serunya Tradisi Nyadran Ala Masyarakat Desa di Boyolali

Di balik pelaksanaannya, tradisi Nyadran memiliki nilai-nilai sosial budaya yang terkandung di dalamnya.

Baca Selengkapnya
Sederet Kegiatan Warga Jateng Sambut Bulan Ramadan, Berebut Gunungan hingga Nikah Massal

Sederet Kegiatan Warga Jateng Sambut Bulan Ramadan, Berebut Gunungan hingga Nikah Massal

Ada banyak cara yang dilakukan warga Jateng dalam menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan

Baca Selengkapnya
Serunya Kerapan Kerbau Tradisi Petani di Lumajang Jelang Masa Tanam

Serunya Kerapan Kerbau Tradisi Petani di Lumajang Jelang Masa Tanam

Selain sebagai hiburan, menyaksikan keseruan kerbau beradu kecepatan, kultur ini juga sebagai simbol rasa syukur dan doa para petani,

Baca Selengkapnya
Mengenal Mandi Gading, Upacara Ritual Meminta Hujan dari Masyarakat Gunung Kerinci

Mengenal Mandi Gading, Upacara Ritual Meminta Hujan dari Masyarakat Gunung Kerinci

Bukan hanya gunungnya saja yang menyimpan misteri dan legenda, namun masyarakatnya juga memiliki ritual yang begitu unik.

Baca Selengkapnya