Merdeka.com - Kasus kriminal bisa terjadi di mana saja. Kasus ini terjadi tak hanya karena ada niat dari pelakunya, namun juga karena ada kesempatan untuk melakukannya.

Pada sebuah masjid di Bolra, Jawa Tengah, seorang pria tertangkap kamera CCTV tengah berusaha membuka gembok kotak amal. Setelah beberapa kali mencoba, sang pencuri berhasil membuka kotak amal itu.

Seorang imam masjid mengatakan, peristiwa itu terjadi pada pukul 02.00 dini hari. Sang imam yang tak mau disebutkan namanya itu mengatakan, sebelum melakukan aksinya, pencuri itu sholat isya’ terlebih dahulu.

Dilansir dari Liputan6.com, peristiwa pencurian kotak amal itu terjadi di Masjid Al-Mash’um, Desa Kidangan, Kecamatan Jepon, Blora. Masjid itu bersejarah karena menjadi masjid cabang Nahdlatul Ulama (NU) pertama di Indonesia. Berikut selengkapnya:

Masjid Bersejarah

©2021 Liputan6.com

Masjid Al-Mash’um merupakan masjid bersejarah di Indonesia, khususnya di kalangan orang-orang NU. Masjid itu didirikan pada 1927, tepatnya setahun setelah NU didirikan pada 1926.

Nama “Al-Mash’um pada masjid itu berasal dari nama Mbah Mash’um Bin Syamsuddin. Dia adalah kiai pertama yang mendirikan cabang NU pertama di Indonesia.

Waktu itu, Mbah Mash’um menjadi ketua pimpinan cabang NU pertama dan menjadikan masjid itu sebagai pusat dakwah. Namun pada 1930, cabang NU di Blora dipindahkan ke Blora Kota.

Uang Amal Dicuri

©2021 Liputan6.com

Pada Rabu (27/1), uang kotak amal di Masjid Al-Mash’um dicuri oleh seorang pria. Sang imam masjid yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan uang itu rencananya akan digunakan untuk memasang keramik lantai madrasah di sekitar masjid.

Pihak masjid-pun mengaku telah mengambil uang itu sekitar dua minggu yang lalu. Sehingga uang yang berada di kotak amal merupakan uang sisa yang jumlahnya tidak banyak.

Sementara itu Kapolsek Jepon, Iptu Supriyono mengatakan, pihaknya telah mengetahui rekaman kamera CCTV itu, namun dia mengaku belum menerima laporan resmi dari takmir masjid.

“Dari pihak takmir masjid tidak berniat untuk melaporkan. Padahal untuk laporan polisi itu kan harus ada pelapor, dan harus ada saksi. Namun kika sudah cek ke TKP. Nanti kalau sudah diketahui identitasnya kami baru bisa menindak,” kara Supriyono dikutip dari Liputan6.com pada Kamis (28/1).