Merdeka.com - Lukman Sardi merupakan salah satu aktor kawakan Tanah Air yang tak perlu diragukan lagi eksistensinya. Aktor kelahiran 19 Juli 1971 ini tak hanya menggeluti dunia akting tetapi juga telah berkontribusi di dunia perfilman sebagai seorang di balik layar alias sutradara.

Berkecimpung di industri perfilman Indonesia sejak 1978, membuat Lukman Sardi telah membintangi banyak film dengan karakter kuat di setiap filmnya. Salah satu film yang mencuri perhatian adalah 'Gie' (2004) saat Lukman Sardi berperan menjadi Herman Lantang, sahabat Soe Hok Gie yang juga diperankan oleh Nicholas Saputra.

Ketika Lukman Sardi beradu peran dengan Nicholas Saputra pada waktu itu, ternyata menimbulkan kesan tersendiri. Baru-baru ini, Lukman Sardi bercerita mengenai kesannya saat beradu peran dengan Nicholas Saputra.

Rendah Diri

You Tube - Daniel Mananta Network

Hal itu diungkapkan Lukman Sardi dalam video perbincangannya bersama Daniel Mananta yang diunggah di kanal YouTube Daniel Mananta Network pada beberapa hari lalu. Dalam perbincangannya, Lukman Sardi menceritakan kisahnya.

Hal yang dirasakan ketika Lukman Sardi beradu peran dengan Nicholas Saputra di film 'Gie' adalah perasaan minder. Apa lagi dihadapkan dengan Nicholas Saputra yang pada waktu itu sedang digandrungi.

"Gue ada perasaan rendah diri kayak waktu itu gue main sama Nicholas Saputra. Nicholas kan gantengnya satu peran lah di atas gue," ucap Lukman Sardi.

Kekuatan

Tidak mengubah perasaan itu menjadi energi positif, Lukman Sardi mencoba mencari sudut pandang lain. Ternyata, Lukman Sardi bisa menemukan kekuatan lain dari perasaan mindernya tersebut.

"Tapi justru itu memacu gue mencari sebenernya apa kekuatan gue," jelasnya.

"Akhrinya gue menemukan bahwa gue bukan tipikal yang ideal banget jadi aktor," tambahnya.

Rasa Sensitivitas

Lukman Sardi mengatakan bahwa mungkin secara tampilan ia berbeda dengan Nicholas Saputra yang menjadikannya pemeran utama. Namun secara pengolahan perasaan, Lukman Sardi yakin bahwa di kemampuan itu ia merasa cukup unggul.

"Tapi sisi lain yang gue punya dalah gue punya rasa sensitivitas yang besar, empati yang besar," tutur Lukman Sardi.

"Gue seneng mengulik karakter, nah itu yang akhirnya gue pakai," pungkasnya.