Merdeka.com - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terus diperpanjang, dari PPKM darurat ke PPKM level 4. Walau tetap diizinkan untuk buka, namun sejumlah restoran di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memilih untuk tetap menutup usahanya. Pilihan untuk membuka layanan makanan dibawa pulang pun tetap tidak mereka ambil.

“Sejak awal PPKM diterapkan, ada beberapa anggota yang memilih tiarap dulu karena memang ada alasan-alasan khusus yang menyebabkan kami tidak bisa mengambil layanan take away,” kata Wakil Ketua Bidang Restoran DPD PHRI DIY Aldi Fadlil Diyanto, dikutip dari ANTARA pada Rabu (28/7).

Aldi menyebutkan, dari 25 restoran anggota PHRI DIY di Kota Yogyakarta, ada 3 restoran yang memilih tutup sementara usahanya, sedangkan yang di luar anggota PHRI ada 10 restoran yang memilih tutup. Lantas apa yang menyebabkan restoran itu memilih tutup? Berikut selengkapnya:

Segmentasi Pasar Kurang Memungkinkan

©2014 Merdeka.com/Shutterstock/Chubykin Arkady

Aldi menjelaskan, sejumlah restoran memilih untuk menutup usahanya karena segmentasi pasar yang kurang memungkinkan memberi layanan take away. Menurutnya, biasanya mereka yang bisa memberi layanan take away adalah restoran siap saji karena dinilai lebih praktis oleh konsumen dan harganya lebih terjangkau. Walau diberi kemudahan membuka layanan take away, namun perpanjangan PPKM sampai dua kali ini memberi tekanan bagi para pelaku usaha kuliner.

“Beberapa anggota kami juga mulai menanyakan kapan diperbolehkan membuka layanan dine in karena sampai sekarang belum diperbolehkan menurut aturan yang berlaku. Padahal warung makan sudah bisa membuka dine in secara terbatas,” kata Aldi.

Jadi Dilema

©2014 Merdeka.com/Shutterstock/Maisevich Alexey

Dengan adanya aturan PPKM yang berkali-kali diperpanjang, Aldi hanya bisa berharap pemerintah untuk bersikap tegas bagi warung makan yang melanggar aturan. Dia pun memastikan seluruh restoran yang tersebar di Kota Yogyakarta sudah mengantongi verifikasi protokol kesehatan.

“Banyak anggota kami yang bertanya kenapa restoran belum diperbolehkan membuka dine in. Ini menjadi dilema. Tetapi kami sebagai asosiasi mengimbau anggota untuk tetap mematuhi aturan PPKM. Di sisi lain kami juga berharap penegakan aturan dilakukan secara tegas dan lebih masif,” kata Aldi dikutip dari ANTARA.