Sejarah Tahun Baru dan Perkembangannya, Penting Diketahui
Merdeka.com - Sejarah tahun baru penting diketahui setiap orang. Banyak cara yang dilakukan orang untuk menyambut tahun baru. Mulai dari berkumpul dengan keluarga, menghias dekorasi rumah, hingga menghidangkan menu masakan spesial.
Setiap negara punya cara sendiri saat merayakan tahun baru. Di Indonesia, biasanya tahun baru dirayakan dengan acara pesta kembang api dan bakar-bakar, seperti jagung atau daging. Hal ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur sekaligus bentuk pengharapan di tahun berikutnya agar lebih baik dari tahun sebelumnya.
Meski sering terjadi setiap tahun, tetapi masih banyak orang yang belum tahu tentang sejarah tahun baru. Padahal, untuk menentukan 1 Januari sebagai hari pertama tahun baru, memiliki sejarah yang cukup panjang. Berikut sejarah tahun baru singkat yang merdeka.com lansir dari berbagai sumber.
Sejarah Tahun Baru
©shutterstock/photowings.com
Sejarah tahun baru dimulai sejak sekitar 4.000 tahun silam. Perayaan ini sebagai bentuk menghormati kedatangan tahun baru yang dilakukan oleh bangsa Babilonia (1696-1654).Saat itu, oleh bangsa Babel dilakukan dengan mengikuti penanggalan pada bulan pertama vernal equinox. Adapun perayaan tahun baru dilaksanakan pada pertengahan Maret, karena saat itu terjadi pergantian musim.
Ada banyak cara yang dilakukan oleh bangssa Babilonia saat malam pergantian tahun baru. Biasanya, mereka akan menggelar festival keagamaan besar-besaarn yang disebut Akitu, yang melibatkan berbagai ritual berbeda dalam 11 hari.
Menurut bangsa Babilonia, perayaan tahun baru dianggap sebagai kemenangan Dewa Langit Marduk melawan Dewi Laut yang dikenal jahat. Saat perayaan tahun baru, Raja Babilonia menerima mahkota baru sebagai tanda pembaharuan mandat dari sang Ilahi.
Awal Mula Perayaan Tahun Baru 1 Januari
Sejarah tahun baru yang dirayakan pada 1 Januari ada kaitannya dengan pengembangan penanggalan oleh bangsa Romawi Kuno. Saat itu, Romulus, pendiri Romawi, menerapkan penanggalan Masehi terdiri dari 10 bulan dan 304 hari. Setelah itu, pada abad ke-8 SM, Numa Pompilius menambahkan dua bulan dalam penanggalan kalender Romawi, yaitu Januarius dan Februarius.
Tak lama setelah itu, Julius Caesar berkonsultasi dengan ahli astronomi dan matematika untuk menyempurnakan penanggalan Masehi tersebut. Caesar menamai bulan pertama kalender Romawi dengan nama Janus, yang berasal dari nama dewa Romawi yang mempunyai dua muka untuk memandang ke depan dan belakang.
Sejarah tahun baru atau penetapan 1 Januari sebagai hari pertama dilakukan sebagai penghormatan kepada dewa Janus. Dewa ini dianggap sebagai dewa permulaan Romawi. Saat itu, bangsa Romawi merayakan tahun baru dengan berbagai pengorbanan kepada Janus, seperti mendekorasi rumah, mengunjungi sahabat dan keluarga, dan saling bertukar hadiah.
Perkembangan Perayaan Tahun Baru
©2023 Liputan6.com/Angga Yuniar
Dalam perkembangannya, perayaan tahun baru di berbagai belahan dunia terus mengalami perubahan. Perayaan tahun baru masehi dari masa ke masa dimulai pada 31 Desember dan berlanjut hingga dini hari tanggal 1 Januari.
Secara umum, masyarakat di berbagai belahan dunia, tahun baru identik dengan pesta kembang api. Namun, ada beberapa kebiasaan unik di beberapa negara saat merayakan tahun baru. Sebagai contoh Indonesia, biasanya tahun baru juga identik dengan acara kumpul dengan keluarga, lalu bakar jagung atau daging.
Berbeda dengan negara Spanyol. Umumnya, warga Spanyol merayakan tahun baru dengan memakan selusin buah anggur. Konon, buah anggur melambangkan harapan mereka untuk satu tahun yang akan datang.
Sementara itu, negara Austria, Kuba, Hongaria, dan Portugal, biasanya merayakan malam tahun baru dengan menyantap babi bersama-sama. Hal ini sebagai tanda bahwa babi mewakili kemajuan dan kemakmuran.
Terlepas dari itu, tahun baru tidak hanya dirayakan dengan pesta saja, tetapi juga momen untuk intropeksi dan membuat resolusi. Untuk itu, setiap tahun baru sebaiknya setiap orang merayakannya dengan tetap berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar tahun yang akan datang lebih baik dari tahun sebelumnya.
(mdk/jen)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenapa Februari Hanya Sampai 29? Begini Sejarah dan Penjelasannya
Alasan mengapa bulan Februari lebih pendek dibandingkan bulan-bulan lainnya adalah karena sejarah cara mengukur dan membagi tahun.
Baca Selengkapnya16 Januari Hari Makanan Pedas Sedunia, Ketahui Sejarah dan Manfaatnya
Makanan pedas meskipun memiliki efek samping, namun dapat bermanfaat.
Baca Selengkapnya21 Januari: Peringatan Hari Pelukan Nasional, Berikut Sejarah dan Tujuannya
Hari Pelukan Nasional dirayakan setiap tahun pada tanggal 21 Januari.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
10 Januari: Peringati Hari Tritura, Tonggak Sejarah Kelahiran Orde Baru
Istilah "Tritura" merupakan singkatan dari "Tri Tuntutan Rakyat" (Tiga Tuntutan Rakyat).
Baca SelengkapnyaWanita Ini Perlihatkan Suasana Pasar yang Sepi Pengunjung Jelang Lebaran, Sebut Jadi Sejarah Baru
Wanita ini perlihatkan kondisi pasar yang sangat sepi jelang Lebaran.
Baca SelengkapnyaDaftar Lengkap Hari Libur Nasional dan Internasional Januari 2024
Penetapan hari libur 2024 memberikan panduan bagi Setiap bulan di kalender masehi memiliki tanggal penting untuk perayaan nasional dan internasional.
Baca SelengkapnyaTernyata Selama Ini Jepang Punya 72 Musim Tiap Tahunnya
Jepang ternyata memiliki 72 musim setiap tahunnya. Yuk, simak ada musim apa saja!
Baca SelengkapnyaMengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita
Topeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.
Baca SelengkapnyaJadwal Hari Libur Februari 2024, Catat Tanggalnya!
Hari libur Februari 2024 ada empat. Catat tanggalnya!
Baca Selengkapnya