Ribuan Polisi Kepung Desa Wadas dan Tangkap Puluhan Warga, Ini 5 Fakta di Baliknya
Merdeka.com - Penolakan warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo terhadap pembangunan bendungan di sana tak kunjung menemui titik terang. Justru seiring pembangunan bendungan yang terus dilanjutkan, perlawanan warga makin sengit. Apalagi saat rombongan petugas Badan Pertanahan Nasional datang ke desa itu untuk melakukan proses pengukuran hutan.
Karena inilah pihak kepolisian sampai harus menerjunkan personelnya demi menjamin proses pengukuran berjalan aman. Tak tanggung-tanggung, jumlah polisi yang diterjunkan mencapai ribuan personel.
Tak cukup sampai di situ, personel polisi itu juga menangkap sejumlah warga yang dianggap sebagai provokator. Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol. Iqbal Alqudusy mengatakan bahwa sebanyak 23 warga itu ditangkap karena membawa senjata tajam. Berkaitan dengan penangkapan ini, Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempadewa) membantah warganya bertindak anarkis.
Lantas sebenarnya apa yang terjadi di sana? Berikut selengkapnya:
Kronologi Polisi Kepung Desa Wadas
©Instagram/@lbhsemarang
Mengutip dari Liputan6.com pada Rabu (9/2), pada Selasa pukul 08.00 WIB, ribuan polisi bersenjata lengkap melakukan apel di Lapangan Kaliboto. Pada pukul 09.00 WIB tim pengukur dari Kantor Pertanahan Purworejo mulai masuk Desa Wadas.
Setengah jam kemudian, akses jalan dari Polsek Bener ke Desa Wadas sudah dipadati aparat kepolisian. Sekitar pukul 10.00, beberapa mobil polisi memasuki Wadas dan merobek poster-poster yang berisi penolakan terhadap pertambangan di Desa Wadas.
Pada pukul 10.45, ribuan aparat kepolisian berhasil memasuki Desa Wadas menggunakan motor, mobil, dan berjalan kaki. Pada siang harinya, mereka menangkap warga yang sedang mujahadahan di masjid, sementara itu proses pengukuran tetap berjalan. Pada pukul 12.24, aparat kepolisian mendatangi ibu-ibu yang sedang membuat besek di posko-posko jaga dan merampas besek, pisau, dan peralatan lainnya.
Masuk ke Rumah-Rumah
©Instagram/@lbhsemarang
Selain itu, aparat polisi juga masuk ke rumah-rumah warga tanpa seizin pemilik rumah. Mereka membawa paksa lebih dari 60 orang dengan alasan yang tidak jelas. Tak hanya itu, polisi kembali menangkap puluhan warga, anak kecil, serta para pemuda yang hendak salat di masjid. Warga pun kesulitan untuk mendapatkan sinyal internet karena ada indikasi sinyal di-take down sehingga terhambat mengabarkan kondisi di lapangan.
Pada sore harinya, pukul 17.30, banyak ibu-ibu Wadas masih terjebak di masjid Dusun Kranjan meskipun ada beberapa yang berhasil keluar. Sementara itu warga yang membantu ibu-ibu keluar dari masjid langsung digelandang aparat. Di tengah kepungan aparat kepolisian, warga di luar masjid masih mencoba mencari cara mengantar minuman kepada warga yang berada di dalam masjid.
Tanggapan Polda Jateng
©Instagram/@lbhsemarang
Menanggapi peristiwa pengepungan itu, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol. Abioso Seno Aji, S.I.K mengatakan bahwa kehadiran para personel kepolisian di Desa Wadas adalah untuk memberi pendampingan pada petugas untuk melakukan pengukuran sekaligus inventarisasi terhadap lahan yang nantinya akan terdampak pembangunan bendungan.
Mengenai kericuhan yang terjadi antara masyarakat dengan polisi, Wakapolda mengatakan bahwa kericuhan tersebut sebenarnya tidak pernah terjadi. Mengenai penangkapan orang-orang pembawa senjata tajam yang diamankan, ia mengatakan mereka diamankan untuk digali informasinya kenapa mereka membawa senjata tajam ke lokasi.
“Imbauan saya, besar harapan saya bahwa masyarakat akan terbuka pikirannya. Yakinilah pemerintah tidak akan melakukan kegiatan yang bertujuan untuk membuat rakyat sengsara,” kata Brigjen Pol. Abioso, mengutip dari kanal Instagram @humas_poldajateng.
Video Viral yang Beredar
©Instagram/@walhijogja
Melalui akun Instagramnya, LBH Semarang banyak memposting foto-foto maupun video terkait kondisi masyarakat di Desa Wadas. Dalam video tersebut, terlihat aparat melakukan penangkapan terhadap warga secara paksa hingga masuk ke rumah-rumah. Banyak dari mereka yang melakukan perlawanan dengan cara berteriak dan menjerit.
Dalam video yang diunggah akun Instagram @walhijogja, tampak para warga berkumpul di masjid saat pengepungan tersebut. Seorang awak media mencoba untuk merekam keadaan tersebut, namun salah seorang aparat berusaha untuk mencegahnya.
Kondisi Terkini
©Instagram/@walhijogja
Hingga hari ini, konflik belum juga selesai. Mengutip dari akun Instagram @wadas_melawan, hingga hari Rabu (9/2) pukul 12.30, beberapa aktivis seperti Seniman Yayak Yatmaka, Danil dari LBH Yogyakarta, serta 60 warga Wadas masih ditahan di Polres Purworejo. Bahkan akun Instagram milik LBH Yogyakarta yang selama ini aktif mengabarkan informasi terbaru tentang keadaan Desa Wadas dilaporkan hilang.
Sementara itu, kondisi Desa Wadas hingga pagi (9/2) masih dipenuhi ratusan aparat dan listrik masih padam.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Garang Bawa Pedang di Jalan, Tiga Remaja Tertunduk Lemas saat Bertemu Ibu usai Diciduk Polisi
Tiga remaja sok jago di jalanan tak berkutik saat digelandang ke Polsek Cibinong hingga ibu mereka dipanggil
Baca SelengkapnyaWakapolda Banten Bagi-bagi Hadiah Ke Polisi Muda yang Ultah, Doa Netizen 'Semoga Pak Alif Besok atau Lusa jadi Kapolri'
Berikut momen Wakapolda Banten bagi-bagi hadiah kepada polisi muda yang berulang tahun.
Baca SelengkapnyaPolisi Ditembak 11 Peluru Tetap Hidup Turun Gunung, Pembobol Rumah saat Tarawih Gasak Emas Ratusan Juta Diciduk
Aiptu Zakaria terjun langsung mengamankan pelaku perampokan rumah di kawasan Tonjong, Desa Sukaragam, Serang Baru.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bukannya Melindungi Masyarakat, Dua Polisi di Garut Malah Jadi Otak Penculikan dan Pencurian
Kepolisian Resor Garut menangkap enam pelaku pencurian dan penculikan terhadap salah seorang warga
Baca SelengkapnyaTujuh Pelaku Tawuran di Bekasi Ditangkap Polisi, Satu Masih di Bawah Umur
Peristiwa itu terjadi di Jalan Raya Narogong Kelurahan Bojong Menteng Kecamatan Bekasi Timur, pada Sabtu (9/3) subuh.
Baca SelengkapnyaBenar-Benar Durhaka, Ini Tampang Anak Tega Bunuh Ibunya Sendiri di Medan Lalu Dikuburkan di Belakang Rumah
Wen Pratama (33), warga Kota Medan, Sumatera Utara ditangkap polisi usai tega membunuh ibu kandungnya sendiri.
Baca SelengkapnyaWarga Kampung Bayam Diduga Ditangkap Paksa Polisi, Ini Penjelasan Jakpro
Warga Kampung Bayam Diduga Ditangkap Paksa Polisi, Ini Penjelasan Jakpro
Baca SelengkapnyaKomandan Polisi Panggil Perwira Muda Lulusan Akpol 2023, Ditanya Isi Tas Jawabannya Mengejutkan
Saat disebut, isi tas sang perwira tersebut sontak membuat komandan kaget
Baca SelengkapnyaKisah Kehidupan Warga di Desa Terpencil di Wonogiri, Cari Rumput Harus Jalan Naik Turun Bukit
Mayoritas warga di sana merupakan petani yang menggarap lahan tadah hujan. Kalau musim kemarau lahan itu dibiarkan kosong.
Baca Selengkapnya