Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Peristiwa 30 Juli: Lahirnya DN Aidit, Pemimpin Besar PKI yang Tewas Dieksekusi

Peristiwa 30 Juli: Lahirnya DN Aidit, Pemimpin Besar PKI yang Tewas Dieksekusi dn aidit. ©istimewa

Merdeka.com - Dipa Nusantara Aidit atau yang lebih dikenal dengan DN Aidit adalah salah seorang pemimpin besar Partai Komunis Indonesia (PKI). Namanya dikenal luas oleh masyarakat Indonesia pasca pemberontakan Madiun 1948 dan 1965.

Tepat hari ini, 30 Juli pada 1923 tahun lalu, Aidit dilahirkan di Belitung. Lahir dengan nama Achmad Aidit, lelaki yang biasa dipanggil Amat ini meninggalkan Belitung dan berangkat ke Jakarta pada tahun 1940. Di Jakarta, Aidit sempat mendirikan perpustakaan Antara di daerah Senen, Jakarta Pusat.

Pemimpin tertinggi PKI ini mulai mempelajari Marxis saat tergabung dalam Perhimpunan Demokratik Sosial Hindia Belanda. Sejak saat itu, Aidit mulai berkenalan dengan tokoh-tokoh politik Indonesia, seperti Bung Karno, Bung Hatta, Chaerul Saleh, dan Adam Malik.

Lantas, seperti apa sepak terjang DN Aidit dalam dunia perpolitikan di Indonesia? Simak ulasannya yang merdeka.com lansie dari Liputan6.com:

Mulai Mengenal Komunis

dn aidit

©life

Seperti yang sudah diketahui, Aidit mulai bersentuhan dengan kaum komunis saat di Jakarta. Dimulai dengan mempelajari teori politik Marxis dari Perhimpunan Demokratik Sosial Hindia Belanda, yang kelak berganti nama menjadi PKI. Di sini, Aidit terus mempelajari paham komunis dan berkenalan dengan banyak tokoh, salah satunya Bung Hatta.

Menurut beberapa temannya, Hatta mulanya memberi kepercayaan penuh kepada Aidit. Selain itu, Aidit juga menjadi anak didik kesayangan. Namun, belakangan mereka berbeda pendapat dari segi ideologi politiknya.

PKI sangat dipercaya Bung Karno saat Aidit mendukung paham Marhaenisme. Sehingga organisasi tersebut dibiarkan tumbuh dan berkembang. Tidak hanya itu, Aidit juga diangkat menjadi Sekjen PKI dan terakhir menjadi Ketua Komite Pusat.

Kepemimpinan DN Aidit di PKI

dn aidit

©bluefame.com

Di bawah kempemimpinan DN Aidit, PKI menjadi partai komunis ketiga terbesar di dunia, setelah Uni Soviet dan RCC. Demi memperkuat basis partainya, Aidit juga mengembangkan sejumlah program untuk berbagai kelompok masyarakat, seperti Gerawani, Barisan Tani Indonesia (BTI), Lekra, dan Pemuda Rakyat.

Kerja keras Aidit dalam membesarkan PKI membuahkan hasil, partai tersebut memperoleh suara terbanyak keempat pada Pemilu 1955. Di mana PKI memperoleh 16, 36 suara, dan mendapatkan 39 kursi DPR dan 80 kursi Konstituante. Sejak saat itu, PKI mulai berani memengaruhi Soekarno dalam setiap kebijakannya, salah satunya meminta Bung Karno untuk memberangus Partai Masyumi.

Tragedi G30S PKI

Tanggal 30 September 1965 menjadi sejarah paling kelam bagi bangsa Indonesia. Sekelompok prajurit di bawah kepemimpinan Letkol Untung menyerbu rumah para jenderal yang mereka tuduh akan bertindak makar terhadap Soekarno, tujuh jenderal dibunuh, termasuk seorang perwira menengah TNI AD dan polisi. Mayatnya dibuang ke dalam sumur di Lubang Buaya.

Keesokan harinya, mereka merebut Radio Republik Indonesia (RRI) dan menyebarkan pelbagai propaganda. Tak sampai satu hari, akhirnya stasiun radio pelat merah itu berhasil direbut kembali ileh Kostrad.

Dalam lima hari, pemberontakan berhasil dihentikan. Meyjen Soeharto memerintahkan para aparat untuk memburu sisa-sisa pemberontak hingga ke seluruh penjuru, termasuk Aidit yang diduga menjadi dalang dari Gerakan 30 September atau G30S.

Eksekusi Mati DN Aidit

Setelah lama menghilang, akhirnya keberadaan DN Aidit terdeteksi oleh beberapa pasukan TNI AD. Ada berbagai versi tentang kematiannya, versi pertama, Aidit tertangkap di Jawa Tengah, kemudian dibawa oleh sebuah batalyon Kostrad ke Boyolali. Setelah itu, dia dibawa ke sebuah sumur dan disuruh berdiri di situ.

Sebelum dieksekusi, Aidit diberi waktu setengah jam untuk berbicara. Waktu tersebut ia gunakan untuk membuat pidato yang berapi-api hingga membangkitkan kemarahan semua tentara yang mendengarnya, sehingga tidak dapat mengendalikan emosi.

Emosi para TNI AD semakin tidak dapat dikendalikan, akhirnya senjata mereka menyalak dan menembaknya hingga mati. Adapun versi lain menyebutkan bahwa Aidit diledakkan bersama-sama dengan rumah tempatnya ditahan. Sampai sekarang, tidak diketahui di mana jenazah Aidit dimakamkan.

(mdk/jen)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kabar Duka Cita, Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting Meninggal Dunia Usai Pingsan di Ruangan Kerja

Kabar Duka Cita, Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting Meninggal Dunia Usai Pingsan di Ruangan Kerja

Baskami Ginting lahir 14 Desember 1959 adalah seorang politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Baca Selengkapnya
Pemenang Pemilu Tahun 1955, Berikut Sejarahnya

Pemenang Pemilu Tahun 1955, Berikut Sejarahnya

Pemilu 1955 di Indonesia merupakan salah satu tonggak sejarah penting dalam proses demokratisasi dan konsolidasi negara setelah merdeka pada tahun 1945.

Baca Selengkapnya
150 Ide Lomba 17 Agustus untuk Anak-Anak PAUD, TK, SD, SMP dan SMA Sesuai Kategori

150 Ide Lomba 17 Agustus untuk Anak-Anak PAUD, TK, SD, SMP dan SMA Sesuai Kategori

Masyarakat sebentar lagi akan memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pesan Puan ke Kader di HUT PDIP: Menangkan Rakyat untuk 2024

Pesan Puan ke Kader di HUT PDIP: Menangkan Rakyat untuk 2024

Perayaaan hari ulang tahun Partai Indonesia Perjuangan (PDI) Perjuangan ke-51 digelar di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (10/1).

Baca Selengkapnya
PDIP: Pernyataan Jokowi Kontradiktif, Minta ASN hingga Aparat Netral tapi Mau Kampanye untuk Calon Tertentu

PDIP: Pernyataan Jokowi Kontradiktif, Minta ASN hingga Aparat Netral tapi Mau Kampanye untuk Calon Tertentu

Etika Jokowi sebagai presiden dipertanyakan PDI Perjuangan.

Baca Selengkapnya
Soal Isu Pemakzulan Jokowi, PDIP Ingatkan Pemimpin Harus Jalankan Amanah Rakyat

Soal Isu Pemakzulan Jokowi, PDIP Ingatkan Pemimpin Harus Jalankan Amanah Rakyat

PDIP juga meminta isu pemakzulan terhadap Jokowi ini bisa segera direspons agar tak menimbulkan gerakan yang lebih besar lagi.

Baca Selengkapnya
PDIP Nilai Paslon 02 Unggul Dalam Emosi, TKN Balas: Mereka  Sedang Tak Baik-Baik Saja

PDIP Nilai Paslon 02 Unggul Dalam Emosi, TKN Balas: Mereka Sedang Tak Baik-Baik Saja

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Juri Ardiantoro mengaku, tidak ingin menanggapi apa yang disampaikan oleh Hasto.

Baca Selengkapnya
Momen Lawas Wartawan Indonesia yang Disandera di Irak Disambut Presiden SBY, Kini Sosoknya Jadi Pejabat & Politikus Terkenal

Momen Lawas Wartawan Indonesia yang Disandera di Irak Disambut Presiden SBY, Kini Sosoknya Jadi Pejabat & Politikus Terkenal

Momen lawas Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid setelah dipulangkan ke Indonesia setelah disandera di Irak.

Baca Selengkapnya
Respons Puan Maharani Ditanya Maruarar Sirait Keluar PDIP: Terima Kasih

Respons Puan Maharani Ditanya Maruarar Sirait Keluar PDIP: Terima Kasih

Langkah politik ini diakui Maruarar Sirait mengikuti Joko Widodo

Baca Selengkapnya