Penyebab Cacar Air yang Sering Terjadi, Waspadai Faktor Risiko dan Komplikasinya

Merdeka.com - Cacar air merupakan salah satu penyakit umum yang bisa terjadi pada siapa saja. Biasanya, gangguan kesehatan ini terjadi di masa kanak-kanak.
Bukan tanpa alasan, penyakit ini memang lebih mudah menular pada orang-orang yang belum pernah menderita penyakit tersebut, termasuk anak-anak. Orang-orang yang belum pernah mendapatkan vaksin cacar air juga mempunyai risiko penularan yang lebih tinggi.
Orang yang terkena penyakit ini, akan merasakan berbagai macam gejala. Gejala cacar airpaling umum tidak lain adalah munculnya ruam kemerahan pada kulit di beberapa bagian tubuh seperti, tangan, kaki, punggung atau bagian lain. Ruam kemerahan ini biasanya menimbulkan rasa gatal dan akan melepuh berisi cairan bening. Jika pecah, cairan akan menyebar di bagian kulit lain dan ruam semakin merata.
Di samping ruam kemerahan yang berisi cairan, terdapat beberapa gejala cacar air lain yang perlu diketahui. Semakin awal gejala cacar air terdeteksi, maka akan memudahkan Anda untuk memberikan penanganan lebih cepat. Selain mengenali gejala, Anda juga perlu faktor apa yang menjadi penyebab cacar air ini.
Dengan mengetahui penyebab, Anda bisa lebih berhati-hati dan menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah risiko penularan. Dilansir dari situs Mayoclinic, berikut kami merangkum penyebab cacar air yang sering terjadi lengkap dengan gejala, faktor risiko, hingga komplikasinya, perlu Anda ketahui.
Pengertian Dan Penyebab Cacar Air
Shutterstock/Zametalov
Sebelum mengetahui penyebab cacar air, perlu dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan cacar air. Chickenpox atau cacar air merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi virus varicella-zoster. Infeksi virus ini akan menimbulkan ruam kemerahan yang gatal dan dapat melepuh berisi cairan bening.
Penyakit ini akan menular dengan mudah pada orang-orang yang belum pernah menderitanya. Virus ini juga akan menular lebih mudah pada orang-orang yang berlum pernah mendapatkan vaksin untuk melawan penyakit ini. Cacar air termasuk penyakit umum yang bisa menular ke siapa saja. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa penyebab cacar air tidak lain adalah infeksi virus. Virus ini dapat menyebar melalui kontak langsung pada ruam atau luka lepuhan yang berisi cairan bening penderita. Bukan hanya itu, Anda juga bisa tertular virus ini melalui cairan batuk atau bersin dari penderita cacar air yang menyebar di udara.
Gejala dan Faktor Risiko Cacar Air
Gejala Cacar Air
Setelah pengertian umum dan penyebab cacar air, berikutnya perlu dipahami gejala apa saja yang sering muncul dan faktor yang meningkatkan risiko. Ciri khas gejala yang sering muncul pada penderita cacar air adalah ruam kemerahan yang berisi cairan nanah.
Gejala cacar air ini umumnya muncul 10–21 hari setelah terinfeksi virus. Gejala cacar air ini biasanya akan berlangsung sekitar 5–10 hari. Sebelum gejala ruam gatal muncul, terdapat beberapa gejala cacar air lain yang timbul terlebih dulu, seperti :
Demam Kehilangan selera makan Sakit kepala Kelelahan dan perasaan tidak enak badanSetelah beberapa gejala tersebut timbul, perlahan ruam gatal kemerahan akan muncul pada permukaan kulit. Begitu ruam kemerahan muncul maka selanjutnya akan melalui tiga fase, yaitu sebagai berikut :
Tonjolan merah muda atau merah (papula) muncul dan berlangsung selama beberapa hari. Tonjolan merah tersebut akan berkembang menjadi lepuhan berisi cairan kecil (vesikula). Biasanya benjolan berisi cairan lepuh ini terbentuk dalam satu hari dan kemudian akan pecah mengeluarkan cairan yang ada di dalamnya. Kemudian, benjolan yang telah pecah akan menjadi kerak atau koreng. Kerak atau koreng ini membutuhkan beberapa hari untuk sembuh. Fase ruam cacar air ini akan berlangsung selama beberapa hari dan akan terus muncul benjolan baru di sekitar kulit yang terkena ruam. Di sini, penderita cacar air bisa menyebarkan virus ke orang lain hingga 48 jam sebelum ruam muncul. Virus ini akan tetap menular sampai semua lepuh pecah dan berkerak.Faktor Risiko Cacar Air
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, orang yang belum pernah mengalami penyakit ini mempunyai risiko tinggi untuk tertular. Selain itu, orang-orang yang belum pernah mendapatkan vaksin cacar air juga mempunyai risiko penularan yang tinggi.
Orang yang sudah mendapatkan vaksinasi namun masih tertular virus cacar air, biasanya akan mendapatkan gejala yang lebih ringan atau lepuh yang lebih sedikit. Dengan begitu, pemberian vaksinasi untuk penyakit ini sangat penting. Apalagi, orang yang telah sekali terinfeksi masih memiliki kemungkinan untuk terinfeksi lagi, meskipun kasus yang ditemukan masih sedikit.
Komplikasi dan Cara Pencegahan
©www.wikihow.com
Komplikasi Cacar Air
Setelah mengetahui penyebab cacar air, gejala, dan faktor risiko, terakhir perlu diketahui beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada penderita cacar air. Beberapa risiko kondisi komplikasi cacar air yang dapat terjadi meliputi :
Infeksi bakteri pada kulit, jaringan lunak, tulang, persendian, atau aliran darah Dehidrasi Radang paru-paru Radang otak Sindrom syok toksik Sindrom Reye pada anak-anak dan remaja yang mengonsumsi aspirin selama cacar air KematianBeberapa komplikasi tersebut rentan terjadi pada orang-orang dengan kondisi:
Bayi baru lahir dan bayi yang ibunya tidak pernah menderita cacar air atau mendapatkan vaksinasi sebelumnya Remaja dan dewasa Wanita hamil yang belum pernah menderita cacar air Orang yang merokok Orang dengan daya tahan tubuh lemah akibat pengobatan seperti kemoterapi penyakit kanker atau HIV Orang yang menggunakan obat steroid untuk penyakit atau kondisi lain seperti asma.Cara Mencegah Cacar Air
Cara mencegah cacar air yang paling terbaik adalah dengan mendapatkan vaksin cacar air. Menurut ahli, vaksin dapat memberikan perlindungan lengkap dari virus. Ketika tubuh telah mendapatkan vaksin, maka vaksin akan bekerja membentuk kekebalan dan melawan virus yang menyebabkan infeksi. Selain mengurangi risiko penularan, vaksin juga dapat menurunkan keparahan gejala.
Vaksin cacar air diberikan pada usia anak. Dua dosis vaksin varicella - yang pertama antara usia 12 dan 15 bulan dan yang kedua antara usia 4 dan 6 tahun, sebagai bagian dari jadwal vaksinasi rutin anak. Anak-anak usia 7 sampai 12 tahun yang belum divaksinasi harus menerima dua dosis vaksin varicella, diberikan setidaknya tiga bulan terpisah. Anak-anak berusia 13 tahun atau lebih yang belum divaksinasi juga harus menerima dua dosis vaksin, diberikan setidaknya empat minggu terpisah.
Orang dewasa yang belum pernah menderita cacar air atau telah divaksinasi biasanya menerima dua dosis vaksin, dengan selang waktu empat hingga delapan minggu. Jika Anda tidak ingat apakah pernah menderita cacar air atau vaksin, tes darah dapat menentukan kekebalan yang dapat memastikan riwayat penyakit cacar air.
(mdk/ayi)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya


Jokowi Tanggapi Pengakuan Agus Rahardjo soal Kasus e-KTP Setnov: Untuk Apa Diramaikan Itu?
Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara terkait pernyataan mantan Ketua KPK Agus Rahardjo yang diminta di untuk memberhentikan kasus e-KTP.
Baca Selengkapnya


Panglima TNI Promosikan Jenderal Darah Kopassus Kawan Seangkatan, Kini Pimpin Baret Hijau
Berikut sosok Jenderal berdarah Kopassus yang kini pimpin baret hijau.
Baca Selengkapnya


Profil Doni Monardo, Jenderal Berdarah Kopassus Komandan 'Tempur' Lawan Covid Kini Tutup Usia
Mantan Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI (Purn) Doni Monardo tutup usia.
Baca Selengkapnya


4 Desember 2023 Hari Artileri Nasional! Ingin Tahu Sejarahnya dalam TNI?
Artileri memiliki sejarah penting dalam satuan TNI. Lantas sudah tahukah Anda mengenai sejarahnya?
Baca Selengkapnya


Dibangun dari Hasil Kerja Keras, 10 Potret Rumah Baru Bella Shofie yang Mewah Banget Meski Belum Rampung
Bella Shofie dengan senang hati mengundang netizen untuk melihat rumah barunya yang hampir selesai dibangun.
Baca Selengkapnya

Menguak Fakta Jalur Kuno "Ondo Budho", Jalan Utama Para Peziarah Menuju Dieng di Masa Lalu
Bukti jalur kuno itu ditemukan terpisah-pisah. Tugas berat para peneliti untuk menyusun teka-teki yang tersebar di kawasan pegunungan.
Baca Selengkapnya

4 Desember 2023 Hari Artileri Nasional! Ingin Tahu Sejarahnya dalam TNI?
Artileri memiliki sejarah penting dalam satuan TNI. Lantas sudah tahukah Anda mengenai sejarahnya?
Baca Selengkapnya

Dikenal Sebagai Jalur Ekstrem, Ini Sisi Menarik Bukit Tunggangan Wonogiri
Pada tahun 2019, sebuah bus besar tersangkut pada salah satu pohon di jalur ini
Baca Selengkapnya

Viral Kakek Tukang Sol Tahan Lapar karena Tak Ada Pelanggan, Kisahnya Bikin Sedih
Setiap orang tentu ingin hari tuanya berjalan damai dan menyenangkan.
Baca Selengkapnya

CV adalah Dokumen Berisi Riwayat Hidup, Begini Tips Membuatnya
CV bukan sekadar daftar riwayat hidup, tetapi juga merupakan gambaran singkat yang mencerminkan identitas, kualifikasi, dan pengalaman seseorang.
Baca Selengkapnya

Arti Kedutan Mata Kiri Atas, Tanda Baik atau Buruk?
Kedutan mata kiri atas adalah hal yang sering dialami oleh banyak orang. Namun tidak sedikit orang yang menghubungkan kondisi ini dengan nasib di masa depan.
Baca Selengkapnya

Mengenal Sosok Paris Brunner, Pemain Terbaik di Piala Dunia U-17
Ia menjadi pemain kedua Jerman yang meraih gelar serupa setelah Toni Kroos meraihnya pada tahun 2007.
Baca Selengkapnya