Penuh Haru, Begini Kisah Kehidupan Santri Asal Papua di Demak
Merdeka.com - Hidup jauh dari orang tua memang berat. Tak hanya harus hidup mandiri, seseorang juga harus bisa menahan rasa kangen yang amat besar.
Itulah yang dirasakan Riberry Siras alias Mukhlis (17). Santri asal Suku Asmat Papua itu harus rela tinggal jauh dari kedua orang tuanya di Papua demi menuntut ilmu di Pondok Pesantren La Tansa, Cangkring, Kecamatan Karanganyar, Demak.
Pada awalnya, tak pernah terbersit sama sekali di bayangan bahwa dia akan menjalani kehidupan masa remaja dengan menjadi mualaf dan kemudian mendalami ajaran Islam dengan menjadi santri. Bersama 11 pemuda asal Papua lainnya, dia berlayar menuju tanah Jawa demi menjadi pribadi yang lebih baik dalam memahami dan menjalani tuntunan agama.
“Saya baru satu tahun di pondok ini. Mulai syahadatnya di Bekasi enam tahun lalu,” turur Mukhlis dikutip dari Liputan6.com pada Minggu (9/5). Berikut selengkapnya:
Penuh Haru
©2021 Liputan6.com
Sejak memutuskan masuk Islam, Mukhlis harus rela berkorban belajar agama dari nol dengan meninggalkan kampung halamannya dan menetap di negeri rantau. Pada awalnya, dia berangkat dari Papua bersama 11 pemuda sekampungnya.
Tetapi setelah ditinggal sendirian, Mukhlis tak kuasa membendung air mata. Berbulan-bulan ia terus meratap, merasa bingung berada di negeri orang tanpa seorangpun yang ia kenal.
“Tapi itu nangis-nangisnya waktu saya masih kecil. Sekarang saya sudah besar,” kata Mukhlis.
Jadi Korban Bully
©2020 liputan6.com
Sebelum berada di Ponpes La Tansa Demak, Mukhlis bersama rekan-rekannya dari Papua sering menjadi korban bully. Untungnya saat ini dia tak lagi mendapatkan perlakuan negatif semacam itu.
Namun saat keluar pondok, ia tetap jadi pusat perhatian bersama rekan-rekan santri dari Papua lainnya.
“Rasanya jadi nggak pede. Merasa berbeda. Makanya saya suka menunduk saja,” kata Mukhlis dikutip dari Liputan6.com.
Kangen Orang Tua
©2021 Liputan6.com
Setelah tinggal di Demak, Mukhlis merasa damai dalam menjalani keseharian di Ponpes La Tansa sembari menuntut ilmu agama. Selain Mukhlis, ada 30-an santri lain asal Papua yang menuntut ilmu di sana.
Walau banyak teman dari daerah asal, kadang-kadang rasa kangen sama orang tua tak tertahankan. Sudah lama dia tak berkontak dengan orang tuanya. Telepon terakhir yang ia terima hanyalah dari ayahnya setahun silam.
“Mamak tak sanggup dengar suara saya kalau ditelepon. Saya kangen sama mamak. Ketemunya dulu saat saya masih kecil,” kata Mukhlis.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sering Di-bully, Santri di Siak Bakar Pondok Pesantren hingga Tewaskan Dua Rekan
Seorang santri diduga nekat membakar pondok pesantren di Desa Dayun, Kabupaten Siak, Rabu (18/2), sehingga dua orang rekannya meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaTerpidana Perkara Makar di Papua Meninggal, Ini Penjelasan Kalapas Takalar
Seorang warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Takalar, Yoran Pahabol meninggal dunia di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Makassar, Kamis (21
Baca SelengkapnyaDitinggal Orang Tua Panen Durian, Seorang Remaja Ditemukan Tewas dengan Luka Tusuk
"Korban ditemukan tewas dengan banyak luka. Diduga akibat pembunuhan," ungkap Kasi Humas Polres OKU Iptu Ibnu Holdon
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kasus Santri Meninggal Tak Wajar di Jambi , Polisi Dalami Dugaan Pemalsuan Surat Kesehatan
Polda Jambi masih berupaya mengungkap kematian tidak wajar santri berinisial AH di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin, Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo.
Baca SelengkapnyaSadis, Pelajar Bunuh Satu Keluarga Diduga Sakit Hati Hubungan Asmara Tidak Direstui
Salah satu korban merupakan anak berusia tiga tahun.
Baca SelengkapnyaSaat Upacara Penutupan Prajurit Dikmaba Kopassus, Salah Satu Orangtua Ingin Sang Anak Jadi 'Bintang Lima'
Banjir tangis haru mewarnai Upacara Penutupan Pendidikan Pertama Bintara Kopassus Tahun 2023. Simak informasi selengkapnya.
Baca SelengkapnyaTerlalu Lama Tinggal di Bandung, Pemuda Papua Ini Sampai Lupa Bahasa Sendiri
Pemuda ini pun dengan reflek mengatakan "mama kumaha?" saat menelpon dengan ibunya di Papua
Baca SelengkapnyaTetap Khusyuk Beribadah di Tengah Cuaca Panas, Simak Momen Keluarga Atta Halilintar di Tanah Suci
Meski membawa para suster, Atta dan Aurel Hermansyah kompak mengurus putri-putrinya sendiri saat berada di dekat Ka'bah.
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang Tiga Ini Ungkap Sosok Sersan Asal Papua yang Berani Bentak Dirinya
Cerita Prabowo Subianto saat masih menjadi Danjen Kopassus dan memimpin operasi penting di Papua.
Baca Selengkapnya