Mengenal Virus Nipah yang Perlu Diwaspadai, Ketahui Gejala dan Penularannya
Ilustrasi virus. ©Shutterstock.com/rosedesigns
Merdeka.com - Di tengah situasi pandemi COVID-19 yang belum usai, kini masyarakat dunia kembali khawatir dengan kemunculan virus Nipah. Meski infeksi virus Nipah belum pernah dilaporkan di Indonesia, namun Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau semua pihak terkait agar mewaspadai potensi penyebaran virus Nipah ke Indonesia dari hewan ternak babi di Malaysia.
Virus Nipah (NiV) adalah virus zoonoisis yang dapat menular dari hewan seperti babi dan kelelawar ke manusia. Seperti mengutip dari Litbang Kementerian Pertanian, penyakit yang dibawa oleh kelelawar pemakan buah Pteropus sp ini muncul pertama kali di Malaysia pada 1998.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WFO), virus yang menyebabkan wabah respirasi pada babi dan kemudian menyerang manusia ini, tingkat kematiannya mencapai 75%. Pada orang yang terinfeksi, bisa menyebabkan berbagai penyakit dari infeksi asimtomatik (subklinis) hingga penyakit pernapasan akut dan ensefalitis yang fatal.
Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan virus Nipah dan bagaimana cara mengatasinya? Simak ulasannya yang dilansir dari kanal World Health Organization:
Mengenal Virus Nipah dan Gejalanya
©2015 Merdeka.com/ www.telegraph.co.uk
Virus Nipah diketahui pertama kali di kalangan peternak babi di Malaysia pada 1999. Virus ini juga diakui di Bangladesh pada 2001 dan sejak saat itu telah terjadi wabah bertahun-tahun di negara itu. Menurut WHO, periode inkubasi virus Nipah mencapai 4 hingga 14 hari. Bahkan, masa inkubasi virus ini juga pernah dilaporkan mencapai 45 hari.
Umumnya, cara penularan virus Nipah kepada manusia melalui makanan yang telah terkontaminasi atau kontak langsung dengan babi maupun kelelawar. Adapun beberapa gejala virus Nipah yang kerap dialami penderita sebagai berikut:
• Batuk
• Sakit tenggorokan
• Meriang
• Lemah dan lesu
• Pembengkakan otak
Selain itu, beberapa penderita juga ada yang mengalami penumonia atipikal dan gangguan pernapasan kronis. Biasanya, pada ensefalitis dan kejang yang parah, dapat membuat penderita mengalami koma dalam waktu 24-48 jam.
Penularan Virus Nipah
©AFP/Biju Boro
Selama terjadi wabah virus Nipah di Malaysia, seseorang yang terinfeksi virus ini disebabkan oleh kontak langsung dengan babi yang sakit. Penularan ini diperkirakan terjadi melalui paparan sekresi babi yang tidak terlindungi. Hal inilah yang kemudian menjadikan virus Nipah dapat ditularkan kepada manusia.
Di Bangladesh, penularan virus ini terjadi melalui konsumsi produk buah-buahan yang telah terkontaminasi dengan urine atau air liur dari kelelawar. Penularan virus Nipah dari manusia ke manusia juga telah dilaporkan di antara keluarga dan perawat pasien yang terinfeksi.
Pencegahan Virus Nipah
Sampai saat ini, tidak ada obat khusus yang bisa digunakan untuk menyembuhkan virus Nipah. Kendati demikian, pemusnahan hewan terkontaminasi kemungkinan bisa dilakukan untuk menghentikan penularan. Menurut Kemenkes, membangun sistem pengawasan kesehatan hewan memakai pendekatan One Health juga perlu dilakukan.
"Implementasi pendekatan One Health ini adalah salah satunya Integrasi Sistem Informasi Surveilens antara Kemenkes, Kementan dan LHK. Di samping itu juga melakukan kolaborasi dalam perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi program pencegahan penanggulangan penyakit," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Didik Budijanto, mengutip dari ANTARA.
[jen]
Baca Selanjutnya: Mengenal Virus Nipah dan Gejalanya...
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami