Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Sosok Ramandika Putra, Santri Berkebutuhan Khusus yang Kini Jadi Motivator

Mengenal Sosok Ramandika Putra, Santri Berkebutuhan Khusus yang Kini Jadi Motivator Suasana Ramadan di Pesantren Berkebutuhan Khusus Ainul Yakin Gunungkidul. ©2022 Nurul Diva Kautsar/Merdeka.com

Merdeka.com - Seperti remaja kebanyakan, Ramandika Putra (16) begitu bersemangat ketika menceritakan cita-citanya saat dikunjungi di Pondok Pesantren Special Children, Ainul Yakin, Dusun Karangtengah, Desa Sumberwungu, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Minggu (17/4). Ia mengaku ingin menjadi seorang pemandu acara (MC) dan motivator.

Ramandika Putra merupakan santri penyandang autis ringan asal Bekasi, dan tinggal di wilayah Bantul. Ia sudah belajar di Pondok Ainul Yakin sejak tahun 2019. Tiga tahun menjalani terapi sekaligus menjadi santri, membuat kepercayaan diri Ramandika terus meningkat.

Dika (sapaan karibnya) mengatakan bahwa keinginannya menjadi motivator sekaligus MC berawal dari upayanya memberikan semangat kepada teman-teman di ponpes tersebut. Ia juga mengaku ingin memeriahkan berbagai acara yang dibawakannya.

“Rasanya kalau jadi motivator, saya bisa memotivasi banyak orang, kan keren,” kata Ramandika.

Pernyataan itu dibenarkan oleh Kepala Bidang Kurikulum Ainul Yakin, Fatmawati. Menurutnya, saat ini Dika memiliki keinginan kuat untuk menjadi MC dan motivator. Hal itu yang kemudian membentuknya untuk menjadi pribadi yang bertekad kuat seperti sekarang.

“Dulu pas awal dia sering nangis minta pulang, dan harus selesai ngaji dulu baru bisa pulang, sampai akhirnya pas sudah di Alquran dia malah tidak minta pulang sudah mantap dan madep. Dan sekarang mas Dika pedenya sudah luar biasa,” terang Fatmawati.

Sempat Sulit Bersosialiasi

ramandika putra santri di ainul yakin gunungkidul

Ramandika Putra, saat menceritakan kisahnya kepada Merdeka

©2022 Nurul Diva Kautsar//Merdeka.com

Saat awal masuk, Dika mengatakan bahwa ia amat kecanduan gadget. Tak hanya itu, ia juga kerap menonton televisi hingga larut malam dan tak ingin keluar kamar.

“Selama dua tahun ini, awalnya saya dulu sering di kamar, liat tv, gadget. Pernah lihat tv-nya sampai jam 23.30 WIB malam,” kata Dika.

Menurut Fatma, saat awal masuk dulu, Dika menjadi santri yang cukup sulit bersosialisasi dengan teman-temannya di pondok. Kemudian Dika juga sering sakit dan hanya bisa memakan bubur. Termasuk juga dipandu saat mandi hingga mengganti pakaian oleh pengawasnya.

Tak sampai di situ, Dika juga sempat beberapa kali menangis dan ingin meminta pulang ke rumah.

“Jadi, mas Ramandika Putra ini adalah autis ringan. Pertama kali ke sini itu luar biasa, karena pertama kali makan bubur, kemudian dia sulit bersosialisasi dengan teman-temannya, kemudian mandi juga belum bisa masih kita pandu dan mandikan. Terus sering sakit juga, karena hanya bisa makan bubur,” terang Fatma.

Beruntung, keadaan demikian tak berlangsung lama hingga semakin hari Dika kian sehat dan mulai bisa berinteraksi dengan teman-temannya termasuk menyesuaikan diri di pondok.

Awal Mula Mencoba Jadi MC dan Motivator

ramandika putra santri di ainul yakin gunungkidul

Ramandika Putra, saat menceritakan kisahnya kepada Merdeka ©2022 Nurul Diva Kautsar//Merdeka.com

Kali pertama menjajal sebagai MC dan Motivator adalah ketika mendampingi ustaz yang tengah memberikan materi pengajaran di kelas yang Dika ampu. Kemudian ia diberi kesempatan untuk tampil dan memandu pelajaran yang tengah disampaikan.

Sang pendiri pondok, Muhidin Isma Almatin juga kerap mengajaknya berkegiatan ke luar dan mempercayainya untuk membawakan acara. Sejak itu, tanpa ragu Dika langsung ingin membawakan acara secara meriah.

“Saya ingin jadi motivator. Dan saya pernah disuruh sama pemateri di acara simpul sedekah untuk maju membawakan materi. Ini yang membuat saya bersemangat untuk jadi motivator. Kan sudah jadi MC, ngisi materi lagi kan wah sekali," ujar Dika.

Sebagai salah satu pihak yang mendampingi Dika, Fatma mengatakan jika santri tersebut memang memiliki potensi yang saat ini mulai tergali. Dari sana pihak pesantren menyokongnya dengan berbagai praktik, salah satunya pelatihan public speaking.

“Dia sekarang sudah nyaman di sini, dan ternyata anak-anak seperti Ramandika Putra ini hanya butuh ‘diberi perhatian’. Kalau di sini dia diberikan amanah, tanggung jawab dia malah senang," lanjut Fatma.

Berani Mencoba

ramandika putra santri di ainul yakin gunungkidul

Kepala Bidang Kurikulum di Ponpes Ainul Yakin, Fatmawati

©2022 Nurul Diva Kautsar//Merdeka.com

Tak hanya ingin diam di pondok, di tengah rutinitasnya yang hingga kini masih tetap menghafalkan Alquran, Dika terus melatih kemampuan public speaking. Dika juga belajar soal penyusunan alur materi demi materi, agar lancar saat diberi tugas MC.

Dengan senang, Dika juga membagikan kiat agar bisa terus percaya diri dan tetap terasah dalam berkomunikasi untuk mendukung minatnya itu. Dituturkannya, yang paling penting adalah mencoba. Ketika dirinya diberi amanah untuk membawakan sebuah acara, Dika berusaha mengalahkan rasa malu dan takutnya agar berhasil memandu acara hingga selesai.

Ia berkeyakinan, menjadi seorang santri harus memiliki kepribadian untuk berani mencoba dan melawan rasa takutnya. Azan menjadi contoh terkecil untuk melatih mental tampil di depan banyak orang.

“Karena kan sebagai santri Ainul Yakin malu kalau nggak bisa tampil, nggak bisa azan. Jadi harus dipaksa (dicoba),” lanjutnya.

“Dia (Ramandika) di sini jadi bagian keamanan, nertibkan santri-santri lain dan jadi MC. Dan itu karena spontanitas karena sering dengar kajian Abi, dengar audio juga yang saya putar dan pelatihan sehingga dia terlatih.” Ujar Fatma

Makin Dekat dengan Alquran

Selama belajar di pondok, Dika merasakan perbedaan yang signifikan. Ia mengaku nyaman, dan kini tak ingin lepas dari murotal Alquran. Kesehariannya pun kerap diisi dengan membaca kitab suci, baik saat hendak makan, ingin minum dan beragam aktivitas keseharian lainnya. Diakuinya, Alquran menjadi teman terdekatnya saat ini.

Kebiasaan itu ia bawa saat pulang ke tempat tinggalnya di Bantul. Saat di rumah Dika selalu mendengarkan murotal yang kerap ia putar sebanyak 30 juz, sebagai salah satu upaya hafalannya agar tetap lancar.

“Kalau pulang ke Bantul saya mencoba untuk fokus mengaji, melakukan kegiatan positif dan bagaimana saya bisa salat, buat terapi juga supaya sehat dan hati kita baik. Terus dengerin muratal, ketika dihadapi tv atau gadget dikurangi atau dibatasi," lanjutnya.

Terapi yang Dijalankan Para Santri di Ainul Yakin

Di Ainul Yakin saat ini terdapat 160 santri laki-laki dan perempuan, dengan mayoritas orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), anak berkebutuhan khusus (ABK), serta sejumlah kecanduan (gadget dan narkoba). Sehari-harinya mereka diasuh oleh ratusan pengawas serta mahasantri (pengawas yang difasilitasi yayasan pondok untuk mengabdi sekaligus berkuliah).

Para pengawas dan terapis tersebut akan membantu pengobatan sesuai tipe santri, mulai dari serba bantu, arahan bantu dan tipe mandiri. Untuk serba bantu merupakan santri yang setiap aktivitasnya harus dibimbing dan dituntun secara perlahan. Untuk yang arahan bantu, merupakan santri dengan kategori yang hanya tinggal diberi arahan di setiap aktivitas, sedangkan mandiri merupakan santri yang sudah terberdayakan dan akan dibantu untuk memperoleh ilmu sesuai kebutuhan.

Santri-santri di Ainul Yakin, termasuk Ramandika selalu diberikan tiga jenis pengobatan seperti terapi belajar, terapi prilaku dan terakhir terapi berbicara. Keseluruhannya mencangkup pengendalian tantrum (ledakan emosi anak) sesuai kebutuhan melalui tepuk, ketuk, pijat dan urut.

Kemudian, santri juga diberikan terapi untuk perilaku, melalui pendekatan stimulus seperti bantu diri untuk wudhu, bantu diri memakai baju sarung koko songkok serta aktivitas keseharian lainnya. Terakhir juga terapi wicara, dengan melatih santri untuk menyebut benda-benda sekitar dan membiasakannya.

(mdk/nrd)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Sosok Putri Handayani, Wanita Indonesia Pertama yang Jejakkan Kaki di Kutub Selatan, Banjir Apresiasi

Mengenal Sosok Putri Handayani, Wanita Indonesia Pertama yang Jejakkan Kaki di Kutub Selatan, Banjir Apresiasi

Berkat aksinya, Putri menuai apresiasi dari warganet hingga kalangan pejabat.

Baca Selengkapnya
Hanya Lulusan SD, Pria ini Justru Jadi Pengusaha Otomotif Mendunia

Hanya Lulusan SD, Pria ini Justru Jadi Pengusaha Otomotif Mendunia

Kerja keras sangat dibutuhkan seseorang untuk menjadi sukses.

Baca Selengkapnya
Mengapa Tidak Langsung Cuci Muka Setelah Terpapar Matahari? Ini Kata Dokter

Mengapa Tidak Langsung Cuci Muka Setelah Terpapar Matahari? Ini Kata Dokter

Dokter Saskia menyarankan agar tidak langsung mencuci muka setelah beraktivitas di luar ruangan atau terpapar sinar matahari.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Anies Bicara Penguatan Peran Puskesmas, Janji Sediakan Psikolog dan Konseling Gratis untuk Masyarakat

Anies Bicara Penguatan Peran Puskesmas, Janji Sediakan Psikolog dan Konseling Gratis untuk Masyarakat

Anies mengatakan penguatan Puskesmas sudah dilakukan sebelum menjabat gubernur DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya
Ibu Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Benturkan Kepala ke Tembok Rutan, Mengaku Nabi & Bicara Kiamat

Ibu Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Benturkan Kepala ke Tembok Rutan, Mengaku Nabi & Bicara Kiamat

Atas rekomendasi dokter, ibu muda rekomendasi dokter, ibu muda itu membutuhkan perawatan sekitar dua minggu.

Baca Selengkapnya
Mengepal Tangan Isyarat Wanita dalam Bahaya dan Butuh Pertolongan? Ini Kata Psikolog

Mengepal Tangan Isyarat Wanita dalam Bahaya dan Butuh Pertolongan? Ini Kata Psikolog

Mengepal Tangan Isyarat Wanita dalam Bahaya dan Butuh Pertolongan? Ini Kata Psikolog

Baca Selengkapnya
Menurut Psikiater, Ini Tanda Adanya Masalah Stres Akibat Kerja serta Cara Mengatasinya

Menurut Psikiater, Ini Tanda Adanya Masalah Stres Akibat Kerja serta Cara Mengatasinya

Munculnya stres pada kehidupan sehari-hari merupakan hal yang tidak bisa dihindari

Baca Selengkapnya
Mahasiswa Nekat Bikin Usaha Jamur, Modal Rp100.00 Kini Raup Omzet Rp40 Juta Sekali Panen

Mahasiswa Nekat Bikin Usaha Jamur, Modal Rp100.00 Kini Raup Omzet Rp40 Juta Sekali Panen

Usahanya membuka peluang lapangan pekerjaan baru bagi teman-teman ataupun lingkungan sekitar.

Baca Selengkapnya
Ditegur Pengurus karena Merokok Saat Puasa, Santri Bakar Pesantren di Sumedang

Ditegur Pengurus karena Merokok Saat Puasa, Santri Bakar Pesantren di Sumedang

Aksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.

Baca Selengkapnya