Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Perlon Unggahan, Tradisi Sambut Ramadan Ala Kaum Bonokeling Banyumas

Mengenal Perlon Unggahan, Tradisi Sambut Ramadan Ala Kaum Bonokeling Banyumas pengikut bonokeling. ©2013 Merdeka.com/Chandra Uwin

Merdeka.com - Sebagai negara Islam terbesar di dunia, setiap masyarakat di Indonesia memiliki budayanya sendiri dalam menyambut Bulan Suci Ramadan. Tak terkecuali bagi para Kaum Bonokeling yang tinggal di kawasan Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Melansir dari Wikipedia.org, Perlon Unggahan merupakan tradisi yang dilakukan sepekan sebelum Lebaran oleh masyarakat Bonokeling di Desa Pekuncen, Banyumas. Tradisi ini dimulai dengan iring-iringan perjalanan menuju makam Bonokeling tanpa alas kaki, berdoa kepada sesepuh, dan makan makanan tradisional secara bersama-sama.

Tradisi ini juga menjadi bagian dari ajaran Kejawen para pengikut Bonokeling yang biasanya dijuluki anak putu (anak cucu) Bonokeling. Berikut selengkapnya.

Berjalan Puluhan Kilometer

pengikut bonokeling

©2013 Merdeka.com/Chandra Uwin

Mengutip dari Blogkulo.com, perayaan Perlon Unggahan dimulai dengan para kaum Bonokeling dari berbagai daerah yang berjalan kaki menuju Desa Pekuncen dengan membawa berbagai hasil bumi seperti sayur mayur dan buah-buahan. Pada awalnya, perjalanan itu dilakukan tanpa menggunakan alas kaki.

Namun seiring waktu ada toleransi yang mempersilakan mereka untuk berjalan kaki menggunakan sandal jepit. Setibanya di Desa Pekuncen, mereka disambut oleh tetua desa dan hasil bumi yang mereka bawa diserahkan agar diolah untuk acara selamatan keesokan harinya.

Berdoa Kepada Leluhur

pengikut bonokeling

©2013 Merdeka.com/Chandra Uwin

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan memanjatkan doa kepada leluhur. Di makam Kyai Bonokeling, enam Kasepuhan yang datang dari berbagai wilayah Banyumas, Cilacap, dan sekitarnya memanjatkan doa kepada leluhur mereka dengan kyusuk. Keenam kasepuhan itu adalah Kasepuhan Kyai Mejasari, Kyai Pandawirja, Kyai Wiryatpada, Kyai Padawitama, Kyai Wangsapada, dan Kyai Leksana.

Setelah itu diadakan makan besar yang ikut diramaikan oleh warga sekitar. Dalam acara itu, tersedia berbagai makanan tradisional seperti nasi bungkus, serundeng sapi, dan sayur berkuah. Uniknya, serundeng sapi dan sayur becek harus disajikan oleh 12 lelaki dewasa.

Wajib Pakai Pakaian Adat

pengikut bonokeling

©2013 Merdeka.com/Chandra Uwin

Melansir dari kanal YouTube BPNB DIY, setiap orang yang ingin mengikuti upacara adat Perlon Unggahan diwajibkan untuk mengenakan pakaian adat yang sudah ditentukan. Bagi pria, mereka diwajibkan mengenakan jubah hitam beserta ikat kepala dan sarung jarik. Sementara buat wanita, mereka diwajibkan mengenakan kebaya hitam dengan bawahan jarik.

“Pakaian hitam itu maknanya langgeng, dalam arti langgeng untuk bisa melestarikan adat dan tradisi. Sementara ikat kepala melambangkan mengikat hawa nafsu, kalau makna sarung, kita harus punya tujuan yang satu, jangan berbelok-belok arah,” kata Sumitro, Tokoh Adat Desa Pakuncen, Banyumas.

Makna Perlon Unggahan

pengikut bonokeling

©2013 Merdeka.com/Chandra

Penentuan hari tradisi itu dilakukan berdasarkan kalender Aboge yang menjadi ciri khas Kaum Bonokeling. Untuk menyelenggarakan tradisi tersebut, mereka juga tidak mempersiapkannya secara khusus. Hal yang paling penting dalam acara itu adalah makna ajaran leluhur yang tersampaikan pada para anggota kaum Bonokeling.

“Alasan kenapa kita berjalan kaki adalah tradisi ini tujuannya adalah mendoakan eyang-eyang kami dengan laku prihatin. Jadi dari hati kita itu prihatin, tulus ikhlas, dan rela mengenang perjuangan eyang-eyang kita dengan berjalan kaki,” kata Wana Candra, tokoh adat Bonokeling dari Desa Adiraja, Cilacap dikutip Merdeka.com dari kanal YouTube BPNB DIY pada Kamis (8/4).

(mdk/shr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Tradisi Bodho Kupat, Satu Kampung di Lumajang Kompak Jadi Pedagang Janur dan Ketupat

Mengenal Tradisi Bodho Kupat, Satu Kampung di Lumajang Kompak Jadi Pedagang Janur dan Ketupat

Bodho Kupat sendiri merupakan tradisi yang rutin diselenggarakan masyarakat Lumajang ketika memasuki hari ketujuh Lebaran Idulfitri.

Baca Selengkapnya
5 Tradisi Masyarakat Sumatra Utara Menyambut Datangnya Ramadan, Salah Satunya Pesta Tapai

5 Tradisi Masyarakat Sumatra Utara Menyambut Datangnya Ramadan, Salah Satunya Pesta Tapai

Di Provinsi Sumatra Utara, masyarakat menyambut bulan suci ini dengan ragam tradisi yang berbeda-beda dan tentunya penuh makna.

Baca Selengkapnya
Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita

Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita

Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengenal Balimau Kasai, Tradisi Bersuci Sambut Hari Ramadan Khas Masyarakat Kampar Riau

Mengenal Balimau Kasai, Tradisi Bersuci Sambut Hari Ramadan Khas Masyarakat Kampar Riau

Dalam menyambut bulan Ramadan, setiap daerah memiliki tradisinya masing-masing yang unik dan penuh makna.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Tonggeyamo, Cara Unik Menentukan Tanggal 1 Ramadan ala Masyarakat Gorontalo

Mengenal Tradisi Tonggeyamo, Cara Unik Menentukan Tanggal 1 Ramadan ala Masyarakat Gorontalo

Selain dengan cara melihat hilal untuk menetapkan Bulan Ramadan, di Gorontalo memiliki tradisi yang unik dan berlangsung secara turun-temurun.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita

Mengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita

Topeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.

Baca Selengkapnya
Sambut Bulan Suci Ramadan, Begini Serunya Tradisi Nyadran Ala Masyarakat Desa di Boyolali

Sambut Bulan Suci Ramadan, Begini Serunya Tradisi Nyadran Ala Masyarakat Desa di Boyolali

Di balik pelaksanaannya, tradisi Nyadran memiliki nilai-nilai sosial budaya yang terkandung di dalamnya.

Baca Selengkapnya
Bersih-bersih Jelang Ramadan dan Lebaran, Ini  Hilangkan Jamur pada Pintu Kulkas Tanpa Disikat

Bersih-bersih Jelang Ramadan dan Lebaran, Ini Hilangkan Jamur pada Pintu Kulkas Tanpa Disikat

Untuk menyambut Ramadan dan Hari Raya, menjaga kebersihan kulkas agar makanan tetap segar menjadi sangat penting. Berikut adalah tips untuk membersihkannya.

Baca Selengkapnya
Meriahnya Prosesi Dugderan di Semarang, Tradisi Warga Menyambut Ramadan

Meriahnya Prosesi Dugderan di Semarang, Tradisi Warga Menyambut Ramadan

Meski di tengah guyuran hujan, prosesi Kirab Dudgeran Kota Semarang tetap berlangsung semarak dan meriah.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Di Balik Panasnya Debat Capres, Ada Senyum dan Pelukan Hangat Para Cawapres

VIDEO: Di Balik Panasnya Debat Capres, Ada Senyum dan Pelukan Hangat Para Cawapres

Cawapres Cak Imin, Gibran dan Mahfud MD asyik tertawa dan berpelukan meski para capres sedang debat panas.

Baca Selengkapnya