Mengenal Oei Tiong Ham, Raja Gula dari Semarang yang Diakui Asia
Merdeka.com - Di zaman dahulu, gula pernah menjadi komoditas unggulan Nusantara. Keberadaan gula membuat komoditas rempah mengalami penurunan secara drastis. Bahkan pada tahun 1800-1930, gula merupakan produk olahan terpenting di dunia. Salah satu sosok penting dari perdagangan gula di Indonesia adalah Oei Tiong Ham.
Dilansir dari laman Kemdikbud, Oei Tiong Ham dilahirkan di Semarang pada tanggal 19 November 1866. Dia merupakan putra dari seorang pengusaha totok yang berasal dari Fujian, China, yang bernama Oei Tjie Sien. Ketika dewasa, sepak terjang di dunia bisnisnya mulai terkenal setelah mendirikan Oei Tiong Ham Concern (OTHC) yang nantinya menjadi perusahaan terbesar di Hindia Belanda.
Oei Tiong Ham memulai bisnis pertamanya dengan hasil bumi seperti kopi, karet, kapuk, gambir, tapioka, serta opium. Karena bisnisnya berkembang pesat, dia berani untuk mengakuisisi 5 pabrik gula yang akan bangkrut seperti Pabrik Gula Pakis, Rejoagung, Ponen, Tanggulangin, dan Krebet.
Bisnis gulanya berkembang pesat. Karena itulah, ia kemudian dikenal sebagai Raja Gula Asia dan menjadi orang terkaya se-Asia Tenggara.
Meneruskan Usaha Sang Ayah
Kegemilangan Oei Tiong Ham dalam bidang bisnis sebenarnya tak lepas dari peran ayahnya yang memiliki sebuah firma bernama Kian Gwan. Firma itu bergerak di bidang penjualan beras, gambir dan kemenyan.
Ketika sudah beranjak tua, Oei Tjie Sien memilih Oei Tiong Ham sebagai pewaris usahanya. Pilihan Oei Tjie Sien terbukti tepat. Di tangan Oei Tiong Ham, Kian Gwan berkembang berpuluh kali lebih besar dari sebelumnya.
©Kemdikbud.go.id
Dilansir dari laman Historia, seluruh pengetahuan tentang berdagan Oei Tiong Ham diperoleh dari ayahnya. Sejak kecil, dia sudah mengikuti sang ayah berbisnis.
Seorang Raja Gula
Sepeninggal ayahnya dan setelah menyelesaikan persoalan pembagian waris atas perusahaan milik ayahnya, Oei Tiong Ham. Kemudian, ia mengubah Kian Gwan menjadi perseorang terbatas bernama NV handel Maattschappij Kian Gwan.
Dia kemudian mengakuisisi 5 pabrik gula dan meningkatkan kualitas produksi pabrik itu dengan mendatangkan mesin modern dari Jerman.
©2020 Merdeka.com
Tak cukup sampai di situ, dia kemudian mendirikan OTHC dan melebarkan sayap bisnisnya dari Hongkong, New York, hingga London. Memasuki abad ke-20, ia menjadi orang terkaya se-Asia Tenggara, dan karena kesuksesan usaha gulanya, ia mendapat julukan Raja Gula dari Jawa.
Punya Istana Megah
Sebagai seorang Raja Gula, Oei Tiong Ham tinggal di sebuah istana yang megah. Istana itu kini dikenal dengan nama Gedung Balekambang.
Saat Oei Tiong Ham masih tinggal di sana, istana itu begitu megah. Bangunannya begitu luas sampai pemiliknya bisa tersesat di rumah sendiri. Sementara di bagian belakang rumah itu terdapat kolam renang serta kebun binatang milik pribadi.
©2020 liputan6.com
Untuk mengurus rumahnya, Oei Tiong Ham mempekerjakan 40 asisten rumah tangga, 50 tukang kebun, serta dua koki.
Pindah ke Singapura
Saat kondisi Indonesia khususnya Kota Semarang kurang kondusif, Oei Tiong Ham memutuskan untuk pindah ke Singapura pada tahun 1920. Selain itu, keputusannya untuk pindah ke Singapura dikarenakan tak tahan dengan beban pajak yang dikenakan Pemerintah Belanda.
Saat pindah ke Singapura, dia berhasil menguasai seperempat bagian luas wilayah di sana. Bahkan sampai saat ini masih ada satu ruas jalan di sana yang memakai namanya, yaitu Oei Tiong Ham Park.
Empat tahun setelah kepindahannya, Oei Tiong Ham meninggal mendadak karena serangan jantung. Bisnisnya kemudian diteruskan oleh sejumlah putra dan beberapa istrinya sebelum akhirnya seluruh aset kekayaannya disita pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1961.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial
Sebuah daerah khusus peternakan ini dikenal mirip seperti padang rumput yang berada di Selandia Baru dan didirikan langsung oleh Pemerintah Hinda Belanda.
Baca SelengkapnyaThe Teng Chun, Produser Keturunan Tionghoa yang Sukses Merintis Perusahaan Film di Hindia Belanda
Lahir dari keluarga orang kaya, pria Tionghoa ini sukses menjalankan industri perfilman saat era pemerintahan Hindia Belanda.
Baca Selengkapnya7 Gurun Tertua di Dunia dalam Sejarah, Antartika Masuk dalam Daftar?
Gurun di seluruh dunia memegang tempat unik sebagai lingkungan yang ekstrem, dengan luas tanah yang sangat besar dan suhu yang dapat mencapai tingkat tertinggi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mencicipi Putu Piring, Makanan Khas Melayu Riau yang Terbuat dari Tepung Beras dan Rempah-Rempah
Makanan tradisional khas Kepulauan Riau ini selalu diburu penggemarnya sebagai sajian berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaSejarah Pertempuran Lima Hari Lima Malam, Perang Tiada Henti Pasukan TRI Melawan NICA di Kota Palembang
Perjuangan dan semangat yang dimiliki pasukan tentara Indonesia melawan Belanda demi mempertahankan kemerdekaan begitu besar dalam peristiwa ini.
Baca SelengkapnyaJejak Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia, Berawal dari Perusahaan Besar Milik Belanda di Pantai Timur Sumatra
Tanaman ini dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara.
Baca SelengkapnyaCara Aman Angkat Benda Berat Agar Tidak Cedera
Cara Aman Angkat Benda Berat Agar Tidak Cedera, Penting Diketahui
Baca SelengkapnyaSejarah Mercusuar Willem Toren III Aceh, Dulunya Sistem Navigasi Peninggalan Belanda di Samudera Hindia
Peninggalan sejarah di Kabupaten Aceh Besar ini merupakan salah satu dari 3 mercusuar yang pernah dibangun Belanda di dunia.
Baca SelengkapnyaTidak Semua Tempat Dilarang, ini Potret Penginapan 'Sultan' di Al Ula Ramah di Kantong Berada di Bawah Gunung
Ada sebuah penginapan ekonomis di salah satu sudut kotanya yang bisa dikunjungi.
Baca SelengkapnyaMenguak Misteri Makam Tunggal di Pekarangan Warga Salatiga, Bentuknya Mirip Makam Yahudi di Semarang
Makam itu merupakan milik seorang pengusaha era Hindia Belanda.
Baca Selengkapnya