Merdeka.com - Pengalaman traumatis di masa kecil dapat menjadi salah satu sumber masalah yang sering terjadi saat dewasa. Hal ini dapat terjadi karena pengalaman traumatis dapat memberikan dampak negatif yang cukup besar pada perkembangan psikologis seseorang.
Salah satu pengalaman buruk yang dapat memberikan pengaruh pada psikologis seseorang adalah ketika ditinggal oleh orang tua sendirian. Dalam beberapa kondisi, mungkin orang tua sedang repot mengurus berbagai macam hal. Hal ini sering kali membuat orang tua kesulitan membagi waktu dan sering meninggalkan anak sementara untuk menyelesaikan pekerjaan.
Meskipun sepele, namun ini dapat menjadi pengalaman buruk yang dibawa anak hingga dewasa. Terlebih ketika suatu menimpa, dan orang tua tidak bisa datang untuk menolong anak. Pengalaman buruk ini dapat membuat anak takut sendirian. Dalam bahasa medis, kondisi ini sering disebut dengan autophobia.
Orang yang mengalami autophobia biasanya merasa cemas dan takut secara berlebihan saat sendirian. Bahkan kondisi ini sering kali disertai dengan berbagai gejala fisik yang terasa jelas seperti pusing, keringat dingin, menggigil, mual hingga gemetar.
Bagi Anda yang mungkin mengalami beberapa gejala tersebut, penting untuk memahami lebih jauh apa yang dimaksud dengan autophobia, faktor apa saja yang menjadi penyebab, hingga pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini. Dilansir dari Cleveland Clinic, berikut kami merangkum penjelasannya.
Autofobia atau monophobia adalah kondisi gangguan ketakutan berlebihan di mana seseorang akan merasa sangat cemas saat sendirian. Kondisi ini banyak mendapat pengaruh dari pengalaman masa kecil yang traumatis. Seperti ketika sering ditinggal oleh orang tua, tidak mendapatkan pertolongan saat kondisi takut, dan pengalaman buruk lainnya.
Beberapa orang mungkin memiliki autophobia bahkan ketika mereka bersama orang lain. Dalam hal ini, ketakutan berpusat pada kekhawatiran akan isolasi. Mereka mungkin merasa sendirian di tengah keramaian. Atau mereka mungkin khawatir tentang orang-orang yang meninggalkan mereka, atau harus pulang dan sendirian.
Orang yang mengalami gangguan fobia tertentu seperti autofobia biasanya sadar bahwa ketakutan itu tidak rasional. Tetap saja, mereka tidak dapat mengendalikan reaksi fisik mereka ketika berada dalam situasi tertentu.
Gejala autophobia dapat berbeda-beda setiap orang. Namun, terdapat beberapa gejala umum yang sering dirasakan orang dengan kondisi autophobia, yaitu sebagai berikut:
Advertisement
©Pexels
Setelah mengetahui pengertian dan gejala autophobia, berikutnya akan dijelaskan penyebab dan faktor risiko dari kondisi ini. Seperti disebutkan, autophobia ini dapat dimulai pada masa kanak-kanak. Anda dapat melacak pengalaman traumatis masa kecil apa yang membuat Anda mengalami fobia sendirian.
Beberapa penyebab potensial seseorang mengalami rasa takut sendirian, yaitu sebagai berikut:
Sementara itu, terdapat beberapa kelompok orang yang dinilai memiliki risiko lebih tinggi terhadap kondisi autophobia. Berikut beberapa faktor risiko autophobia yang perlu diperhatikan:
Setelah memahami penyebab dan faktor risikonya, terakhir akan dijelaskan risiko komplikasi dan cara pengobatan autophobia. Seseorang yang mempunyai kondisi autophobia sering kali merasa kesulitan dalam hal harga diri, karir, hubungan, hingga kehidupan sosial.
Bahkan, beberapa orang mungkin berada dalam hubungan yang tidak sehat atau bahkan kasar untuk menghindari kesendirian. Anda mungkin menuntut agar teman atau keluarga tidak pergi, yang dapat merusak hubungan. Atau Anda mungkin secara obsesif memeriksa pasangan karena takut ditinggalkan.
Selain itu, kondisi autophobia yang tidak ditangani dengan baik dapat meningkatkan risiko komplikasi yang serius, seperti:
Untuk itu, penting bagi setiap penderita autophobia untuk mengelola kondisi dengan baik. Dalam hal ini, terdapat beberapa cara pengobatan yang bisa dilakukan untuk membantu mengelola gejala.
Pertama, Anda bisa melakukan terapi pemaparan. Terapi ini dapat membantu kebanyakan orang mengatasi gangguan fobia spesifik. Penyedia layanan kesehatan Anda juga dapat menggunakan terapi perilaku kognitif (CBT).
Selain itu, Anda juga bisa melakukan metode psikoterapi (terapi bicara). Biasanya, terapi ini berfokus pada beberapa hal seperti:
Obat anti-kecemasan atau obat tekanan darah seperti beta-blocker, juga dapat membantu sementara saat Anda berupaya mengatasi rasa takut sendirian. Anda mungkin tidak memerlukan obat setelah menyelesaikan terapi.
Advertisement
Berat Badan Hanya 5 Kg, Begini Nasib Pilu Balita di Brebes Penderita Gizi Buruk
Sekitar 13 Jam yang laluPendaftaran Brilianpreneur 2023 Dibuka, 700 UMKM Terpilih Akan Pameran di Jakarta
Sekitar 13 Jam yang laluSalatiga Diguncang Rentetan Gempa, Ini 4 Faktanya
Sekitar 14 Jam yang laluSelain Raisa, Ini Deretan Artis yang Nonton Konser Suga BTS
Sekitar 16 Jam yang laluUGR Diduga Belum Cair, Rumah Ini Berdiri Sendiri di Atas Proyek Tol Jogja-Bawen
Sekitar 17 Jam yang laluKeseruan Warga Semarang Sambut Biksu Thudong, Bentuk Nyata Toleransi
Sekitar 18 Jam yang lalu5 Momen Sakti Reuni Manggung Bareng Sheila On 7, Bikin Heboh
Sekitar 20 Jam yang laluBukan Jalan Slamet Riyadi, Ternyata Ini Jalan Tertua di Kota Solo
Sekitar 21 Jam yang lalu5 Momen Erick Thohir Nonton Konser Suga BTS, Temani Anaknya
Sekitar 1 Hari yang lalu5 Potret Andre Taulany Datang ke Pernikahan Asisten Tono, Sewa Gerbong Kereta
Sekitar 1 Hari yang laluTak Pernah Pamer Harta, Ini Jawaban Menohok Konglomerat Jusuf Hamka
Sekitar 1 Hari yang laluViral Nenek Gendong Anaknya yang Sedang Sakit Naik Angkot untuk Berobat, Bikin Haru
Sekitar 1 Hari yang lalu28 Mei Peringati Hari Amnesti Internasional, Pahami sejarah dan Tujuannya
Sekitar 1 Hari yang laluMahfud MD Jawab Tudingan Pemerintah Lambat Selesaikan Kasus Hukum
Sekitar 9 Jam yang laluSurvei Populi Center: Citra Polri Mulai Membaik Pascakasus Ferdy Sambo
Sekitar 11 Jam yang laluKompolnas soal Ancaman Pidana Penyebar Video WNA Nakal: Itu Ajak Warga Jaga Kantibmas
Sekitar 13 Jam yang laluVIDEO: Kapolda Pastikan Mario Dandy Tersangka Pencabulan AG, Hukuman Makin Berat
Sekitar 16 Jam yang laluSurvei Populi Center: Citra Polri Mulai Membaik Pascakasus Ferdy Sambo
Sekitar 11 Jam yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 5 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 6 Hari yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 6 Hari yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 5 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 6 Hari yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 6 Hari yang laluFerdy Sambo, Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Ajukan Kasasi ke MA
Sekitar 1 Minggu yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluIndonesia Kirim 1,5 Juta Dosis Vaksin Pentavalent untuk Nigeria, Nilainya Rp30 Miliar
Sekitar 1 Hari yang laluVaksin Influenza pada Ibu Hamil Bisa Berikan Kekebalan Tubuh pada Janin
Sekitar 4 Hari yang laluAdvertisement
Advertisement
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami