Merdeka.com - Setelah berlangsung lama, kondisi penyebaran COVID-19 di Indonesia justru semakin memprihatinkan. Jumlah kasus aktif semakin banyak dan kapasitas rumah sakit semakin penuh. Jumlah pasien meninggal akibat virus itu semakin bertambah.

Di SMP Negeri 3 Jekulo, Kudus, lima orang guru meninggal akibat COVID-19. Setelah sebelumnya ada empat guru yang meninggal dalam waktu yang berdekatan. Pada Minggu (6/12) terdapat satu lagi guru meninggal dan usianya masih cukup muda.

“Tambahan satu guru yang meninggal pada Hari Minggu kemarin usianya masih cukup muda, yakni 31 tahun dan dirawat di RSUP Kariadi Semarang,” ungkap Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, Abdul Aziz Achyar dikutip dari Liputan6.com pada Senin (7/12).

Atas kejadian ini, pihak Dinas Kesehatan Kudus semakin gencar dalam melakukan pelacakan dan tes usap. Selain itu, kegiatan belajar mengajar dengan para siswa yang selama ini dilakukan secara daring dihentikan sementara.

Lalu bagaimana kronologi peristiwa ini dan bagaimana hasil tes itu? Berikut selengkapnya:

Kronologi Lima Guru yang Meninggal Akibat COVID-19

©2020 Merdeka.com/liputan6.com

Dilansir dari Liputan6.com, guru SMP Negeri 3 Jekulo yang pertama kali meninggal akibat COVID-19 adalah “F” yang meninggal pada tanggal 23 November 2020. Pada 29 November, guru berinisial “G” meninggal dunia.

Sehari berselang, giliran guru berinisial “R” yang meninggal dunia. Pada 3 Desember, guru berinisial “RU” meninggal dunia juga karena terinfeksi COVID-19.

Hingga akhirnya pada 6 Desember, guru berinisial MN (31) yang meninggal dunia. Kelima guru itu meninggal saat menjalani perawatan di rumah sakit.

Gelar Tes Usap

ilustrasi swab tes ©2020 Merdeka.com/Arie Basuki

Karena adanya guru yang terinfeksi Virus Corona, pihak Gugus Tugas COVID-19 Kudus langsung menggelar tes usap kepada 43 guru SMP Negeri 3 Jekulo. Dari 30 hasil sampel yang sudah keluar, diketahui ada 14 guru yang positif COVID-19 dan tiga di antaranya menjalani perawatan di rumah sakit.

Selain itu Tim Gugus Tugas juga melakukan penelusuran kontak terhadap anggota keluarga dari masing-masing guru yang meninggal. Upaya itu guna memastikan ada atau tidaknya penularan di lingkungan keluarga.

Sementara itu pihak SMP Negeri 3 Jekulo memastikan tidak ada siswa yang berkontak dengan guru tersebut di sekolahan karena proses pembelajaran masih dilakukan secara daring.