Kisah Mbah Sudirman, Pria Semarang yang Selamat dari Pembantaian Massal 1965
Merdeka.com - Peristiwa pembantaian terhadap orang-orang yang dianggap komunis antara tahun 1965-1966 merupakan salah satu peristiwa paling kelam dalam sejarah Republik Indonesia. Dalam peristiwa itu, tercatat 450.000-500.000 orang yang dituduh sebagai bagian dari Partai Komunis Indonesia (PKI) dieksekusi dengan kejam oleh para anggota militer.
Walau begitu, ada beberapa orang yang berhasil selamat dalam peristiwa tersebut. Salah satunya Mbah Sudirman (84). Meski telah berusia senja, namun dia masih teringat akan peristiwa maut yang hampir menimpanya dan teman-teman seangkatannya pada tahun 1965.
“Malam itu, ratusan orang dikumpulkan dan sesudah itu diperiksa. Yang akan ditebak disuruh berbaris dulu. Saya salah satunya,” ungkap Mbah Sudirman dikutip dari tribunal1965.org.
Lalu, bagaimana bisa dia selamat dalam peristiwa tersebut? Berikut kisah selengkapnya:
Dibawa dengan Truk Sampah
©Tribunal1965.org
Pada waktu peristiwa horor itu terjadi, Mbah Sudirman masih berusia 34 tahun. Dia dan ratusan tahanan lainnya dibawa ke lokasi penembakan dengan menggunakan dua truk sampah dari Kaliwungun menuju hutan di Dusun Plumbon, Wonosari, yang kini masuk ke dalam wilayah Kota Semarang.
Tiba di lokasi, para tahanan sudah dihadapkan pada tiga lubang yang disiapkan untuk mengubur mereka. Tanpa pikir panjang sejumlah korban disuruh berdiri berjajar dan ditembaki aparat.
“Waktu itu kondisinya hujan gerimis. Saya yang menunggu giliran menyaksikan teman-teman perjuangan saya lebih dulu ditembaki berkali-kali di badan,” ungkap Sudirman.
Selamat Karena Peluru Habis
©2020 liputan6.com
Waktu itu, Sudirman menyaksikan sendiri bagaimana semua rekan-rekannya dieksekusi terlebih dahulu. Bahkan ada pula dari mereka yang sempat memberi pesan terakhir kepada Sudirman untuk meneruskan perjuangan.
Seingatnya, ada 28 orang yang menjadi korban penembakan itu. Sementara dia adalah orang yang berhasil selamat dari maut karena keberuntungan menaunginya.
“Saya selamat karena peluru aparat yang menembaki itu habis. Kemudian saya dibawa lagi ke tempat tahanan di Kendal,” kata Sudirman.
Alami Penderitaan Panjang
Pada akhirnya Sudirman berhasil selamat dari maut. Namun setelah itu penderitaan panjang terus menghampirinya. Dia bahkan ditahan selama delapan tahun di sejumlah tahanan yaitu Kendal, Nusakambangan, dan Semarang.
“Saat di sana diintrogasi dan dipukuli terus. Tapi Alhamdulillah saya masih diberi kesempatan untuk hidup. Tapi saya selalu bilang tidak tahu apa-apa. Mereka yang meninggal juga tidak pernah tahu tentang yang dituduhkan,” jelas Sudirman.
Sering Datang ke Kuburan Plumbon
©2020 lokadata.id
Setelah keluar dari penjara, Mbah Sudirman kerap mendatangi kuburan massal di Plumbon. Di sana dia mendoakan kawan-kawannya yang dikubur dalam dua lubang secara bersamaan. Rutinitas itu ia lakukan selama puluhan tahun selama ia masih sehat.
“Dulu sering ke sini sendirian. Biasanya tiap malam Jum’at Kliwon. Saat mata saya masih jelas melihat. Saya sadar sebagai satu-satunya yang masih hidup, wajib hukumnya do’akan mereka,” kata Sudirman.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pulang Kampung, Prabowo: Kapan Lagi Ada Putra Minahasa Masuk Istana
Prabowo Subianto mengajak masyarakat Minahasa untuk membantu memenangkan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaKeluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Baca SelengkapnyaSosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5
Dua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Iwan Sutrisman Dijanjikan Jadi Tentara Malah Dibunuh Prajurit TNI AL, Ini Sosok Korban & Pelaku
Korban dijanjikan menjadi tentara dan pelaku meminta uang ratusan juta rupiah dari keluarga.
Baca SelengkapnyaKoalisi Masyarakat Sipil Kecam Pemberian Pangkat Jenderal Kehormatan Prabowo
Koalisi Masyarakat Sipil menilai Pemberian gelar jenderal kehormatan kepada Prabowo Subianto merupakan langkah keliru
Baca SelengkapnyaSisi Lain Abraham Samad Mantan Ketua KPK, Suka Berantem untuk Bela Teman yang Tidak Salah
Ia bak pahlawan bagi teman-temannya yang jadi korban perundungan.
Baca SelengkapnyaSepak Terjang Pasutri Muda di Palembang Simpan 111,642 Kg Sabu dan Ratusan Ribu Butir Ekstasi
Kasus ini terungkap setelah kepolisian mendapatkan laporan dari masyarakat.
Baca Selengkapnya5 Perampok Bercadar Sekap Karyawan SPBU di Kediri, Gasak Uang Rp35 Juta
Kedua tangannya diikat dengan sabuk dan mulutnya disumpal kain.
Baca SelengkapnyaMahasiswi di Semarang Jadi Korban Begal Payudara, Pelaku Anak di Bawah Umur
Korban yang sedang berangkat kuliah dengan jalan kaki tiba-tiba diadang oleh pelaku.
Baca Selengkapnya