Merdeka.com - Pekik riang anak-anak kecil terdengar dari lantai dua sebuah hotel di Solo. Beberapa terlihat aktif berlarian dengan gembira. Ada pula yang memilih duduk di pangkuan ibunda tercinta.

Mereka adalah anak-anak dari mantan napi teroris dari sejumlah kasus terorisme yang pernah terjadi di tanah air. Kedatangan mereka dalam rangka menemani orang tua masing-masing dalam acara pengukuhan Koperasi Gema Salam Mandiri “Wanita Indonesia Wanita Tangguh”.

Salah satu wanita dewasa terlihat menggendong seorang bayi yang usianya belum genap satu bulan. Dia adalah Dewi Setyowati. Dia merupakan istri dari seorang eks napi terorisme dan sempat ditinggal suami selama lima tahun berada di dalam penjara.

Berjuang untuk Bangkit

©2021 Merdeka.com

Setelah suaminya tersangkut kasus terorisme di Kota Solo pada tahun 2010, ibu lima anak itu mencoba terus bangkit dan menata hidup demi keluarganya. Ia ditinggal suaminya yang harus menjalani hukuman di penjara saat ia baru memiliki dua anaknya yang masih kecil. Pada saat itu, ia masih menjadi guru di salah satu taman kanak-kanak di desanya.

Karena kejadian tersebut, Dewi sempat merasa terkucil dan berkecil hati. Ia sudah membuat rencana pengunduran diri sebagai guru kepada kepala TK. Meski demikian, saat itu atasannya meminta untuk tetap mengajar dan berharap tidak terlalu memedulikan omongan orang.

“Saya takut kalau kejadian suami berimbas pada minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke TK kami,” kata Dewi

Membuka Usaha

©2020 Liputan6.com/Herman Zakharia

Usai suaminya keluar dari penjara lima tahun kemudian, Dewi memantapkan hati untuk keluar. Apalagi ia harus mengurus anak ketiga yang belum lama ia lahirkan. Ia juga harus mengurus ibunya yang mulai sakit-sakitan. Untuk memastikan tetap ada pemasukan, ia memilih untuk membuka jasa cuci dan setrika.

Hingga saat ini, usahanya telah berjalan empat tahun. Suaminya juga telah menata kehidupan dengan membuka usaha air isi ulang di Solo. Dewi mengaku bergabung dengan Koperasi Gema Salam karena sang suami, Arif Budi Santos, sudah lebih dulu bergabung dengan Yayasan Gema Salam.

Ia berharap koperasi tempat ia dan suaminya bergabung bisa terus eksis. Selain itu, adanya koperasi itu juga bisa menjadi wadah silaturahmi bagi para istri eks-napiter dan memberikan modal usaha baginya.