Kisah Hidup Nyonya Meneer, Pemilik Bisnis Jamu Terbesar di Indonesia

Minggu, 10 Januari 2021 11:15 Reporter : Shani Rasyid
Kisah Hidup Nyonya Meneer, Pemilik Bisnis Jamu Terbesar di Indonesia Foto Nyonya Meneer. ©2021 Liputan6.com

Nyonya Meneer atau Lauw Ping Nio lahir di Sidoarjo, Jawa Timur pada tahun 1895. Dia adalah pebisnis jamu legendaris di Indonesia. Sosoknya banyak dikenal dalam foto dirinya yang tertempel pada setiap produk jamunya.

Awal sepak terjangnya sebagai pebisnis jamu dimulai ketika ia sering meracik jamu untuk obat suaminya di tengah masa krisis pendudukan Belanda di tahun 1900-an. Karena racikan jamu Nyonya Meneer berhasil menyembuhkan penyakit suaminya, dia makin sering meracikkan jamu apabila ada kerabatnya yang sakit. Berawal dari niat menolong sesama inilah, Nyonya Meneer mengubahnya menjadi bisnis.

Lalu bagaimana perjalanan Nyonya Meneer dalam berbisnis jamu? Bagaimana pula bisnisnya sampai bangkrut di tahun 2017? Berikut selengkapnya.

2 dari 6 halaman

Masa Kecil Nyonya Meneer

001 isn

©istimewa

Saat Lauw Ping Nio atau Nyonya Meneer masih berada di dalam kandungan, ibunya gemar memakan butiran-butiran halus sisa tumbukan padi yang dalam bahasa Jawa disebut “Menir”. Dari sanalah sang ibu lebih memilih memanggil Lauw Ping Nio dengan sebutan Meneer.

Waktu kecil, ibu Nyonya Meneer mendidiknya untuk rajin merawat tanaman berkhasiat dan menyelesaikan berbagai pekerjaan rumah tangga lainnya. Oleh karena itulah, Meneer tumbuh menjadi orang disiplin dan kreatif.

Selain itu, dia juga dianugerahi kecantikan sehingga membuat seorang pedagang muda Tionghoa asal Semarang, Ong Bian Wan, jatuh hati. Tanpa ragu, Ong Bian Wan melamar Meneer yang saat itu baru berusia 17 tahun.

3 dari 6 halaman

Membantu Warga Sekitar

Di tengah masa-masa sulit zaman Penjajahan Belanda, suami Nyonya Meneer mengalami sakit perut yang parah. Walaupun telah banyak dokter yang didatangkan untuk menyembuhkan penyakitnya, namun tak ada satupun yang berhasil.

Oleh karena itulah, Nyonya Meneer berinisiatif untuk meracik sendiri ramuan jamu dan diberikan pada suaminya. Alhasil, jamu pertamanya itu berhasil membuat sang suami sembuh.

Karena keberhasilan itu, dia jadi lebih semangat dalam meracik jamu tradisional yang bahannya diperoleh dari tanaman herbal warisan keluarga. Racikan itu digunakan untuk menyembuhkan sejumlah penyakit yang diderita warga sekitar.

4 dari 6 halaman

Merintis Bisnis Jamu

foto nyonya meneer©2021 Liputan6.com

Berawal dari niat menolong sesama, Nyonya Meneer mengubahnya menjadi bisnis. Pada awalnya, dia mengantarkan sendiri jamu-jamu racikannya ke rumah konsumen.

Seiring waktu, bisnisnya terus berkembang. Melansir dari Liputan6.com, pada tahun 1919 dia mendirikan perusahaan jamu di Semarang bernama “Jamu Jawa Asli Cap Potret Nyonya Meneer”. Industrinya ini terus berkembang hingga menjadi salah satu industri jamu terbesar di Indonesia.

Karena semakin besarnya bisnis itu, Nyonya Meneer tak lagi sanggup mengirim jamu racikan itu ke rumah-rumah konsumen. Padahal banyak konsumen yang menginginkan dirinya untuk mengantar sendiri. Dengan berat hati, Nyonya Meneer meminta maaf. Sebagai gantinya dia mencantumkan fotonya pada setiap jamu buatannya.

5 dari 6 halaman

Diwariskan ke Anak-Anak

meneer©2017 Merdeka.com/Yayu Agustini Rahayu

Semasa hidupnya, Nyonya Meneer menikah dua kali. Dari pernikahan pertamanya, Nyonya Meneer dianugerahi empat orang anak. Lalu suaminya yang pertama meninggal dunia pada saat Nyonya Meneer mengandung anak keempat. Setelah suaminya meninggalnya, diapun menikah lagi dan dianugerahi seorang anak.

Sejak kecil, anak-anak Nyonya Meneer itu sudah terlibat untuk mengelola bisnis ibunya. Mereka menyadari bahwa hidup mereka sangat tergantung dari bisnis jamu itu. Apalagi, mereka semua menyadari bahwa salah satu dari mereka akan mewarisi bisnis besar tersebut. Oleh karena itulah, mereka berkomitmen untuk melakukan yang terbaik demi bisnis ibunya itu.

Sayangnya pada periode 1989-1994, bisnis keluarga itu dihantam prahara internal yang sempat membuatnya goyah. Namun setelah masalah itu selesai, bisnis jamu Nyonya Meneer kembali berjalan dengan lancar.

6 dari 6 halaman

Bangkrut

meneer©2017 merdeka.com/parwito

Pada 2017, PT Nyonya Meneer dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan Negeri (PN) Semarang. Perusahaan itu harus pailit karena memiliki utang kepada 35 kreditur yang jumlah totalnya mencapai Rp 89 Miliar.

Sempat ada perjanjian damai antara perusahaan dengan para kreditur itu dan diberi masa penundaan dalam pembayaran utang di tahun 2015, namun PT Nyonya Meneer dinilai tak sungguh-sungguh membayar utang. Akhirnya perjanjian damai dibatalkan dan perusahaan itu dinyatakan pailit.

Kini, bekas-bekas perusahaan besar itu dapat dinikmati di Museum Jamu Nyonya Meneer yang berada di Semarang. Pada 1984, perusahaan itu didirikan sebagai wujud pengakuan Ibu Tien Soeharto kepada Nyonya Meneer karena telah berjasa melestarikan jamu sebagai minuman asli Indonesia.

[shr]
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini