Kisah Hidup Kassian Cephas, Fotografer Pribumi Pertama di Indonesia
Merdeka.com - Kassian Cephas lahir di Yogyakarta pada 15 Januari 1845. Dia merupakan fotografer pribumi pertama di Indonesia. Banyak karya-karya fotografinya lahir saat ia bertugas sebagai pemotret situs bersejarah, seperti Candi Prambanan dan Borobudur.
Dilansir dari Wikipedia.org, Cephas lahir di Yogyakarta dari pasangan Kartodrono dan Minah. Semasa muda, dia menjadi murid dari misionaris Protestan, Christina Petronella Philips-Steven di daerah Bagelen, Purworejo. Ia kemudian dibaptis di Bagelen tanggal 27 Desember 1860 pada umur 15 tahun menggunakan nama Chepas.
Setelah kembali ke Yogyakarta pada awal 1860-an, Cephas mulai menjalani magang sebagai fotografer di Keraton Yogyakarta. Dari sinilah karier Chepas sebagai fotografer dimulai. Berikut selengkapnya:
Fotografer Budaya
©Wikipedia.org
Semenjak bekerja sebagai fotografer di Keraton Yogyakarta, Cephas mendapat bimbingan langsung dari Sri Sultan Hamengkubuwana VI. Karyanya kemudian dipamerkan kepada masyarakat pada tahun 1888 dalam sebuah publikasi “In den Kedaton te Jogjakarta” oleh Isaac Groneman.
Seiring kemajuan teknologi, Cephas kemudian membeli kamera baru tahun 1886 yang memungkinkan memotret 1/400 kali dalam satu detik. Pada tahun 1889, Cephas ditunjuk sebagai fotografer situs Candi Prambanan.
Selain itu dia juga ditugaskan untuk memotret Relief Karmawibhangga di Candi Borobudur yang baru ditemukan tahun 1885. Karena ia hanya menerima sepertiga dari subsidi pemerintah, Cephas tidak dapat menyelesaikan target jumlah foto relief tersebut yaitu 300 foto.
Secara keseluruhan, ia hanya memotret 160 panel relief serta tambahan empat foto tambahan untuk menjelaskan gambaran umum situs tersebut. Foto-foto tersebut dipublikasikan 30 tahun kemudian oleh KITLV sebagai koleksi cetak collotype.
Dapat Penghargaan Internasional
©Wikipedia.org
Setelah menyelesaikan proyek Karmawibhangga Borobudur, Cephas ditunjuk sebagai anggota luar biasa Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen atas hasil pekerjaannya sebagai fotografer dan praktisi arkeologi Hindia.
Pada tahun 1897, ia memotret kunjungan Raja Thailand Chulalongkorn ke Yogyakarta. Sebagai ucapan terima kasih, raja Thailand menghadiahkannya sebuah kotak berisi tiga kancing dari batu permata.
Pada 1899, Cephas bekerja sama dengan Groneman mendokumentasikan peringatan pengangkatan Hamengkunegara III sebagai Putra Mahkota Kesultanan. Pertunjukan selama empat hari itu menyedot perhatian 23.000 hingga 36.000 orang.
Hasilnya, sebuah buku beludru biru bersampul emas berisi foto-foto pertunjukan itu dihadiahkan pada saat pernikahan Ratu Wilhelmina dan Pangeran Hendrik dari Belanda pada tahun 1901. Setahun setelahnya, Cephas berhasil mendapat medali emas kehormatan dari Ordo van Oranje-Nassau atas jasa-jasanya dalam memotret dan melestarikan budaya Jawa.
Kehidupan Pribadi Kassian Cephas
©Wikipedia.org
Kassian Cephas menikah dengan Dina Rakijah, seorang wanita Kristen Jawa dan anak Soerobangso dan Rad Rakemah pada 22 Januari 1866. Dari pernikahan itu, dia dikaruniai lima orang anak yaitu Naomi, Jacob, Sem, Fares, dan Jozef. Salah satu anaknya, Sem, mengikuti jejak ayahnya dan ikut bekerja di studio milik Cephas sebagai fotografer sekaligus pelukis.
Waktu berjalan, Kassian Cephas pensiun dari dunia fotografi pada usia 60 tahun. Setahun setelah istrinya wafat, di tahun 1912 Cephas meninggal pada usia 67 tahun karena sakit.
Perusahaan fotografi yang telah ia ritis harus tutup beberapa tahun kemudian setelah anaknya, Sem Cephas, meninggal pada 20 Maret 1918 karena kecelakaan berkuda. Mereka semua dimakamkan di Yogyakarta di antara Pasar Beringharjo dan Lodji Kecil.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kaops Damai Cartenz Pimpin Pelepasan Jenazah Briptu Anumerta Alfando yang Gugur Akibat KKB
Suasana haru tampak menyelimuti upacara yang digelar di Bandara Mozes Kilangin Timika pada Sabtu (20/01) Pagi.
Baca SelengkapnyaFOTO: KPU Musnahkan Ribuan Lembar Surat Suara untuk Pemilih Luar Negeri, Ini Penyebabnya
Ada dua macam surat suara yang dimusnahan, yakni lembar pemilihan capres-cawapres dan calon DPR RI Dapil 2 DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaFOTO: Senyuman Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi Saat Penuhi Panggilan KPK Sebagai Saksi Kasus Dugaan Korupsi SYL
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memenuhi panggilan ketiga KPK.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Istri Capres Ini Hidup Pas-pasan di Negeri Orang, Rela Pulang ke Indonesia Demi Melahirkan Anak Pertama
Lahir di Kuningan, Jawa Barat, wanita ini terbang jauh ke Yogyakarta untuk menempuh pendidikan.
Baca SelengkapnyaFOTO: Cyrus Margono, Kiper Keturunan Indonesia-Iran Resmi Jadi WNI, Ini Potret Wajah Gantengnya
Kiper Cyrus Margono yang merupakan pria berkewarganegaraan ganda terbatas keturunan Indonesia-Iran resmi menjadi Warga Negara Indonesia.
Baca Selengkapnya8 Kriteria Capres Keuskupan Agung Medan: Bersih dari Pelanggaran HAM
Surat itu berisi sejumlah kriteria yang diharapkan dapat menjadi tuntunan bagi jemaat dalam memilih calon presiden (capres) pada Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaFOTO: Antusiasme Puluhan Peserta Ikuti Layanan Hapus Tato Gratis Saat Ramadan
Saat bulan suci Ramadan, layanan hapus tato gratis ini diadakan Baznas (Bazis) DKI Jakarta di lima kantor wali kota Jakarta.
Baca SelengkapnyaFOTO: Momen Ketua KPU Hasyim Asy'ari Dicecar Pertanyaan Oleh Saksi Ganjar-Mahfud saat Rapat Rekapitulasi Nasional Pemilu 2024
Hasyim kembali membuka rapat pleno rekapitulasi nasional pukul 14.45 WIB setelah selesai mengikuti persidangan di DKPP.
Baca SelengkapnyaFOTO: Aksi Gurita dan Pinokio Raksasa Keliling Jakarta Ajak Warga Cerdas Memilih Capres dan Cawapres 2024
Massa dari Koalisi Pilih Pulih mengarak sejumlah instalasi boneka berwajah ketiga capres serta boneka gurita dan pinokio raksasa berkeliling Jakarta,.
Baca Selengkapnya